Chapter 44 - CLBK?

"Vita??!! Kamu P.I.T.A yang aku sewa?" ujar Edi tidak kalah kaget.

"Lho.. Kalian saling kenal??" ujar Tina melihat aku dan Edi saling bertegur sapa.

"Tina.. Perkenalkan ini Edi Wirya Kusuma.. Mantan aku.." ujarku memperkenalkan Edi ke Tina.

"Hai Edi.." ujar Tina dengan senyum mengembang.

"Hai Tina.. saya Edi" ujarnya sembari mengulurkan tangan menjabat Tina berjabat tangan.

"Haduh.. Basa basi banget si sayang.. Kita kemari kan untuk bersenang- senang sesuai permintaan kamu. Yuk.. Masuk yuk" ujar Tina menerima jabat tangan Edi setelah itu langsung menarik Edi ke dalam kamar.

Tina menarik Edi untuk duduk disofa ruangan Executive Suit yang disewa Edi, setelah Edi terduduk, Tina duduk diatasnya sembari merangkulnya. Aku menutup pintu yang terbuka lalu mengikuti mereka yang sudah duduk, dan duduk di sofa yang berhadapan dengan mereka.

"Kita mau mulai kapan sayang? Boleh aku tekan tombol 'mulai'? ujar Tina kepada Edi yang memangkunya dengan manja sembari lengan kirinya membuka aplikasi Rank. P.I.T.A.

"Boleh.. Mulai saja sayang.. Sepongin aku ya.." Ujar Edi sembari mulai meremas- remas payudara Tina dari luar mini dressnya.

"Oke.. Sudah mulai.. Aku lepas ya celana panjang dan celana dalammu" ujar Tina mulai membuka ikatan tali pinggang Edi, serta kaitan celana panjang Edi.

"Oke sayang.." ujarnya membiarkan celana panjang dan celana dalamnya dilepas Tina.

Edi lalu menaruh kedua lengannya di belakang untuk tempat bersandar kepalanya di sofa hotel. Ia mulai kelihatan menikmati layanan bibir dan lidah Tina bermain dengan tongkat keperkasaannya yang rupanya cukup besar juga. Erangan, dan desahan mulai keluar dari mulutnya, sedangkan aku masih duduk di sofa seberang meja menghadap mereka, tidak percaya mantanku yang dulu bukan tipikal laki- laki mesum menjadi mesum dan hobi 'jajan diluar'.

"Ed.. Sejak kapan lu mulai suka jajan sama pramunikmat?" tanyaku penasaran saat Edi sedang asyik masyuk dijilati dan dihisap oleh Tina.

"Oughh.. Sejak di Korea.. Aaaahhh.. Aaaahhhh.. Saat aku perawatan pasca operasi rekonstruksi wajah.. Ssss.. Aaaaghh.." ujarnya sembari mengerang dan mendesah menikmati permainan mulut Tina.

"Terus.. Kamu baru nikah 3 bulan apa ga kasihan sama istrimu, masi suka jajan diluar?" ujarku penasaran karena harusnya baru menikah 3 bulan itu masa- masa masih indah penuh madu namun Edi malah selingkuh dengan pramunikmat di hotel.

"Ssss... Aaahhhh.. Itu pernikahan bisnis.. Aaahhhh.. Aaaahh.. Aku terpaksa nikah.. Aaahhh... Aku uda sepakat sama istriku.. Aaaahhh.. Aaahhh.. Kalau kami bebas berhubungan dengan siapapun.. Ouugghh Enak Tina.. Aaahhhh.. Istriku aja punya pacar.. Ouughhh.. Daripada ngurusin kehidupan pribadiku.. Ssss... Aaaahhh.. Mending sini biar lu gue jilmek.. Aaaahhh.. Aaaahhh.. Kaya dulu pas pacaran.. Huaaahhh.. Aaaahhh"

Aku memang saat dahulu pacaran dengan Edi lumayan aktif berhubungan badan, walau hanya 69 atau petting belum sampai penetrasi. Walau agak kaget dengan kondisi pernikahan antara Edi dan istri namun menurutku itu bukanlah urusanku.

Menyadari tujuanku ke sini bukan untuk mengurusi urusan pribadi namun untuk bekerja sebagai pramunikmat, aku segera melepas jaket jeansku dan juga melepas longdressku sehingga hanya celana dalam g-string dan bra warna hitam.

"Badanmu masih seseksi dan seindah saat kita masih pacaran" ujar Edi memujiku sembari tetap menikmati permainan mulut Tina.

"Jadi.. Kamu mau cicipin aku? Penasaran sama mantan terindah kamu ya? Ga takut CLBK? Tanyaku menantang Edi sembari menggesek- gesek apemku dengan cara jariku masuk ke dalam celana dalamku dan meremas-remas payudaraku sendiri dari luar bra hitamku dengan muka aku bikin sesensual mungkin.

"Anjjiirrr.. Nafsuin banget lo Vit.. Jangankan CLBK ngeliat muka lu kaya gitu rela deh gue tinggalin istri gue dan kehilangan hak istimewa gue di dunia industri asal bisa sama lu.." ujar Edi dengan muka mesum dan ingin menjamahi aku melihat aku merangsang dia dengan 'bermain' dengan tubuhku sendiri.

"Eunggh.. Sssh.. Aaakh..Masaaaa ??? Sssh.. Aaakh.." ujarku sembari sengaja merem melek dan pura- pura mendesah seseksi-seksinya seakan-akan sedang menikmati permainan merangsang diriku sendiri.

"Maaf ya sayang.. Ngeliat mantan abang.. CLBK lagi ni abang.. Jadi kamu istirahat aja disini atau jalan-jalan dibawah.. Abang mau menyelesaikan urusan dan penasaran abang dulu sama mantan abang yang juga partner lu itu.." ujar Edi sembari melepaskan tiang pancangnya dari permainan mulut Tina"

"Tapi penilaian sama uang jasa saya gimana?" tanya Tina protes menahan Edi beranjak dari sisinya.

"Dikasi sama bagus sama dia kalau dia memuaskan abang, kalau dia ga bagus, abang kasi nilai poin 80 semua rata buat kamu.. Gimana? Abang boleh kesana?" Tanya Edi kepada Tina meminta izin agar diizinkan untuk bersetubuh denganku yang udah membangkitkan libidonya.

"Ya udah.. Boleh.. Tapi aku dikasih damage fee ya diluar jasa yang harus dibayar serta nilai harus minimal 80 semua?" Ujar Tina bernegosiasi.

"Ok.. Ambil aja duit didompetku.. Ada dua juta rupiah disitu, kamu keluar aja bawa kartu akses abang dimeja, handphone tinggal disini biar kamu tetap dianggap melayani abang.. Kalau ga dianggap batal.." ujarnya kepada Tina.

"Iya bang.. Makasih uda mengingatkan.." ujar Tina merogoh dompet Edi lalu mengambil uang lima ratus ribu yang ada di dalam dompet setelah itu mengenakan kembali bajunya.

"Abang udah boleh ke sana sekarang? Abang udah nafsu birahi berat nih liat temanmu merangsang dirinya sendiri" ujar Edi ga sabar sembari terus menatapku,yang sedang asik merangsang diri sendiri, dengan tatapan mesum dan penuh nafsu.

"Ooo.. Silahkan.. Asal janji ya.. Jangan lupa nilai sama jasanya dikasih" ujar Tina masih tetap memakai short dressnya disamping Edi.

"Nice!!" ujar Edi sembari beranjak dari sofanya sembari membuka kancing kemeja biru yang dipakainya denga terburu-buru karena tidak sabar ingin segera mencicipi tubuh indahku, mantan pacar terindah, yang membuat ia nafsu dan penasaran karena belum pernah ia cicipi selama kami berpacaran hampir 2 tahun kurang beberapa bulan yang lalu.

Aku melihatnya yang sekarang sudah didepanku, badannya sekarang lebih berisi dan berotot, dada bidang kekar namun tidak terlalu 'bulky', perut sixpack, dan kemaluannya yang sekarang lebih panjang dan besar.

"Kenapa.. Kamu lihat ada yang beda ya dengan kemaluanku?" ujar Edi yang sadar aku terpana memandang ke arah kemaluannya sejak ia berjalan dari sofa tempat awal ia duduk hingga sekarang berdiri didepanku dengan pandangan seakan- akan ingin melahap dan menikmati kemaluannya seperti 'binatang liar'.

"Iya.." ujarku dengan pandangan tidak lepas dari kemaluannya yang diameternya hingga 7-8 senti dan panjangnya hingga 20an senti dengan pandangan mesum dan penuh nafsu.

"Hahahaha.. Ini hasil dari operasi rekonstruksi wajah.. Dokter Bedah plastiknya berbaik hati memberi bonus operasi pembesaran dan pemanjangan kelamin. Ga mau pegang dan coba?" tanyanya menjelaskan dan menawarkan aku menggenggam kelaminnya yang seperti rudal SS-18 Satan atau R-36M-2 buatan Rusia yang terkenal sebagai rudal terbesar dan terdahsyat di dunia saat ini.

"Hhhmmm.. Ayo kita reuni" ujarku dengan nakal setelah menggenggam rudal tempurnya yang panjang seperti punya syahrul namun lebih keras dan kekar.

"Ayo.. Kita mainkan dikamar.." ujarnya sembari menggendongku tiba- tiba ala 'bridal style' menuju kamar tidur utama meninggalkan Tina yang sudah selesai memakai baju dan hendak pegi ke luar agar tidak mengganggu kami memadu kasih seperti sepasang kekasih seakan- akan kami terjebak situasi 'Cinta Lama Bersemi Kembali' (CLBK).