"Masih ada waktu sekitar seperempat jam lagi.. Kamu mau selesaikan saja atau tunggu 15 menit baru aku tekan tombol selesai dan memberi review?" Tanya Edi kepadaku sembari melepaskan pelukannya dan beranjak berdiri dari ranjang kamarnya.
"Terserah kamu saja Ed.." jawabku sembari masih berbaring karena letih setelah digempur oleh permainan ranjang Edi selama lebih dari 1 setengah jam.
"Kamu haus? Mau aku ambilkan minum?" tawar Edi kepadaku sembari membuka kulkas mini di samping ranjang.
"Iya boleh.. Ada apa aja?" tanyaku kepada Edi.
"Ada bir, soda, wine, mineral water.. Kamu mau apa?" tanyanya sembari mengobok- obok isi didalam kulkas mini itu.
"Bir saja.." ujarku memilih bir untuk aku minum.
"Ok.. Ini.. Tangkap sayang" ujarnya sembari melempar bir kaleng dingin ke arahku dengan lemparan pelan dan tepat sasaran ke arah tanganku.
"Terimakasih Ed." ujarku setelah menangkap bir kaleng dingin sembari bangun dari posisi berbaringku dan bersender pada sandaran dipan mewah ranjang ukuran hollywood atau ranjang ukuran 200 x 200 senti sehingga aku sekarang dalam posisu duduk diatas ranjang.
Ia lalu membuka sedikit pintu kaca balkon samping kamar, dan mengambil sebuah cerutu dari kotaknya di atas meja kerja disamping ranjang kami, yang dari bentuk ukiran dibatangnya itu adalah cerutu Gurkha black dragon, cerutu termahal didunia yang satu batangnya harganya sekitar lima belas juta rupiah.
Setelah ia menyalakan cerutunya sembari ia memegang cerutu ditangan kanannya dan segelas wine ditangan kirinya, Edi berjalan menuju ke samping kanan ku yang masih duduk di atas ranjang. Ia naik ke atas ranjang dan duduk diatas ranjang disamping kananku.
"Sekarang kamu kerja dimana Vit?" tanya Edi kepadaku sembari menikmati cerutu yang dia bawa dari meja kerja di kamar hotel yang dia sewa.
"Aku sedang menganggur Ed? Baru saja aku resign dari rs tunggal hospital dan baru melamar di RSUD Cikarang. Doakan ya moga- moga aku bisa diterima di RSUD Cikarang." ujarku menjawab pertanyaan Edi dengan jujur.
"Lho.. Kenapa kamu pindah dari Tunggal Hospital? Bagus kan itu rumah sakit?" ujar Edi penasaran.
"Iya.. Aku terpaksa.. Aku dijadikan kambing hitam oleh seorang dokter spesialis untuk kematian pasien yang dia operasi. Daripada namaku jelek, lebih baik aku mengundurkan diri sebelum aku dipecat.." ujarku menjelaskan kepada Edi alasan kenapa aku mengundurkan diri dari Tunggal Hospital.
"Harusnya kamu memilih dipecat saja Vit.. Lagian kalau tidak terbukti tidak bisa suatu perusahaan asal memecatmu. Bisa kena masalah hukum nantinya. Tapi ya kalau itu sudah keputusanmu mau bagaimana lagi. By the way.. Aku kenal si sama direktur utama Tunggal Hospital. Si Charles kan direkturnya? Apa aku mau bantu biar diusut si dokter spesialis itu agar dia yang dipecat?" ujar Edi memberi saran dan usulan kepadaku yang rupanya kenal dengan direktur Tunggal Hospital.
"Aku memang dendam dengan dokter itu, tapi kalau sekedar dipecat aku rasa tidak sebanding dengan rasa sakit dan kerugian yang aku terima. Aku pengennya keluarga dan kehidupannya hancur.. Kamu kan tahu, menjadi perawat adalah cita- cita dan tujuan utamaku dalam hidup. Aku bersusah payah dengan segala kesulitan hidup hingga akhirnya menjadi perawat. Tapi dia dengan mudah menghancurkan cita- cita dan karirku sebagai perawat yang aku dapat dengan penuh suka duka, karena itulah aku ingin dia hancur juga kehidupannya." ujarku mengutarakan kekesalanku kepada Ardi, mantan gadunku yang membuat aku gagal meraih puncak kesuksesan sebagai seorang perawat.
"Sebegitu dendamnya ya kamu? Okelah kalau kamu butuh apa- apa terkait bantuan untuk menghancurkan hidup dokter itu, kabari aku. Selama aku bisa bantu pasti aku bantu. Siapa nama dokter itu Vit?" ujar Edi menawarkan dirinya siap membantuku dan menanyakan nama dari dokter yang aku maksud.
"Namanya dr Ardi Julius Liem, spesialis bedah pembuluh darah Ed.." jawabku atas pertanyaan edi.
"Sebentar- sebentar, dr Ardi yang suaminya Lydia Minora Tan? Bos garmen terbesar ketiga di Indonesia? Pemilik butik Ori N' All yang konsumennya pejabat- pejabat, pengusaha kakap dan selebritis papan atas Indonesia?" tanyanya meyakinkan dr Ardi ini orang yang sama dengan yang aku maksud.
"Iya kamu kenal?"
"Ngga.. Aku ga kenal sama Ardi. Tapi aku dekat banget sama Lydia. Kami sering berbisnis bareng. Kamu tau ga.. Lydia itu kan dijodohin oleh keluarganya dengan Ardi. Sebenarnya ia sudah punya pacar sebelum menikah dengan Ardi, namun akhirnya dia terpaksa memilih Ardi. Sebenarnya ia ingin menceraikan Ardi karena pernah diselingkuhi Ardi, namun ia ga tega kalau anaknya jadi korban. Kedua, Ardi sudah berjanji tidak akan menyelingkuhi dirinya lagi, sehingga ia batal menceraikan Ardi. Namun ia pernah bilang, andai Ardi ketahuan selingkuh lagi ia akan langsung menceraikan si Ardi, dan sesuai perjanjian pra nikah mereka, kalau Ardi dan Lydia cerai karena Ardi berselingkuh, maka 95% penghasilan Ardi dan seluruh harta Ardi akan diserahkan ke Lydia dan hak asuh anaknya, Alice, akan jatuh ke tangan Lydia." ujar Edi panjang lebar.
Aku memang sudah mengetahui masalah itu, namun si Ardi ini memang licik dan lihai. Dia setelah ketahuan sekali berselingkuh, bukannya taubat, ia malah makin gencar dan makin gila berselingkuh sana sini. Namun ia sangat licik dan mampu menyembunyikan permainan kotornya dari tangan Lydia. Buktinya perselingkuhanku dengannya saja sampai sekarang tidak tercium oleh Lydia.
"Kok kamu malah melamun?" tanya Edi kepadaku.
"Eh.. Nggak.." ujarku terbangun dari lamunanku.
"Kalau saja si Ardi masih mata keranjang.. Sangat mudah buat kita menghancurkan dia.. Namun sayangnya sepertinya dia sudah bertaubat.." ujar Edi kepadaku.
"Kata siapa dia taubat?" ujarku kepada edi.
"Maksudmu?" tanya Edi bingung.
"Dia masih mata keranjang. Aku ini bekas simpanannya si Ardi." ujarku jujur membuka rahasia aku dengan Ardi selama ini.
"HAHHH? SERIUS KAMU VIT?!!" Teriak Edi terkejut tidak percaya dengan kenyataan yang aku ungkap.
"Serius.." ujarku singkat.
"Hmmm.. Tapi.. Kalau kamu dilibatkan.. Kamu akan kena sikat Lydia juga. Dia itu orangnya keras dan tegas.. Apalagi dia lumayan kuat secara keuangan dan koneksinya dalam pemerintahan. Untungnya kamu sudah ga berhubungan dengan Ardi lagi.. Tapi aku yakin bisa menjebak dia.. Kita sodorkan saja si Tina kepada Ardi. Nanti setelah ada bukti perselingkuhan baru kita serahkan ke Lydia" usul Edi kepadaku.
"Ngga semudah itu membuat Ardi jatuh dalam perangkap.. Dia sangat pemilih. Dia mau menjadikan aku peliharaannya pun karena ia tahu sisi lainku yang lebih bebas dalam berhubungan.. Ia berani menjadikan aku peliharaannya karena dia memegang 'kartu as' kelakuanku yang tak pantas diluar pekerjaanku sebagai perawat. Andai ia tak tahu hal itu, ia tidak akan berani menyentuhku" ujarku kepada Edi.
"Hmmm.. Ular juga ya si Ardi itu.."
"Ia.. Andai aku tidak kena rayu bujuk temannya saat kerja sebagai spg untuk melakukan 'cinta satu malam' karena harus aku akui temannya Ardi itu sangat rupawan, aku mungkin tidak akan jadi gundiknya. Rudi, temannya yang juga model papan atas, diam- diam merekam perbuatan mesum kami, dan ia cerita dan menunjukan video hubungan kami ke Ardi saat ia dan aku berhubungan intim. Ardi yang kebetulan tahu aku adalah calon perawat yang mengajukan lamaran kerja di tunggal hospital, mengambil kesempatan itu, dan mendekati aku. Hingga akhirnya aku jadi simpanannya dia" ujarku menceritakan awal mula aku menjadi piaraan Ardi.
"Hmmm.. Oke.. Berarti kita harus bikin skenario yang kuat ya.. Yang bisa membuat Ardi merasa aman padahal itu rekayasa." ujar Edi kepadaku.
"Iya.. Tapi gimana caranya.. Akan sangat sukar membuat skenario yang natural agar Ardi percaya" ujarku kepada Edi.