Chapter 50 - Jalan- jalan

Setelah puas menikmati makanan yang disajikan, aku dan Edi berjalan ke lantai dua menuju kamar tidur kami. Koki yang dipekerjakan oleh Nirmala dan Edi adalah mantan chef kelas atas yang punya pengalaman kerja di berbagai hotel bintang 5 di seluruh dunia selama 40 tahun.

Selepas ia menjalani pensiun 7 tahun lalu karena ingin melewati masa tuanya bersama anak dan istrinya yang kebetulan adalah warga negara Indonesia dia kembali ke Aceh tempat asal istrinya. Namun karena istrinya sejak 5 tahun lalu mengidap gagal ginjal dan gagal jantung yang menyebabkan istrinya harus berulang kali keluar masuk rumah sakit, dan karena merasa punya hutang budi akibat dibantu oleh orangtua Edi yang memberikan gratis pengobatan untuk istrinya yang kebetulan adalah pemilik rumah sakit itu, maka sejak 3 tahun lalu ia bekerja di kediaman orangtua Edi.

Sejak Edi dan Nirmala menikah, Gordon Hursley, chef kenamaan itu, diminta oleh ibu Edi untuk melayani Edi saja dikarenakan sejak 1 tahun belakangan kedua orangtua Edi beralih gaya hidup menjadi vegetarian dan kebanyakan menganggur di dapur kediaman keluarga Edi karena kedua orangtua hampir setiap hari hanya memakan buah- buahan.

Malam itu Chef Gordon menyajikan makanan beef wellington yang luar biasa nikmat karena ia pernah bekerja sama dengan chef papan atas seperti Alain Ducasse, Pierre Gagnaire, Yannik Alleno hingga almarhum Joel Robuchon yang sangat terkenal dan melegenda di dunia.

Sebegitu nikmatnya hingga aku sampai nambah 4 porsi malam itu, yang membuat Edi ketawa terbahak- bahak melihat tingkahku yang menurutnya sangat lucu. Aku yang begitu menikmati rasa masakan yang disajikan tidak peduli dengan ledekan dari Edi, karena ini pertama kalinya aku memakan masakan seenak ini.

Aku yang awalnya agak menyesal menikah siri dengan Edi akhirnya merasa bersyukur dan bahagia atas keputusanku menerima ajakan gila dan spontan dari Edi untuk menikah dengannya kemarin malam.

Segala kemewahan fasilitas papan atas yang biasa dinikmati para konglomerat papan atas Indonesia akhirnya bisa aku nikmati. Walau sejujurnya bukan kehidupan mewah seperti ini dalam prioritas utamaku dalam hidup, namun menjadi perawat ternama yang dihormati lah aku cita-citakan dan idam- idamkan sejak orangtuaku meninggal akibat tumor ganas yang diidapnya.

Dikamar tidur kami, setelah menganti ke gaun tidur seksi dan membereskan dandanan dimukaku dengan cairan pembersih dan perawatan muka, aku segera berbaring di ranjang kami mendekat pada Edi yang sedang sibuk membaca laporan keuangan yang dikirimkan oleh anak buahnya di ipadnya sembari berbaring di ranjang.

"Kamu masih sibuk suamiku sayang?" tanyaku sembari mendekap Edi yang sedang konsentrasi membaca laporan keuangan yang diterimanya.

"Iya sayang.. Ada apa?" tanyanya lembut kepadaku sembari mengalihkan pandangannya dari ipad ke diriku yang sekarang mendekap erat tubuhnya dengan penuh rasa manja.

"Aku capek.. Aku boleh tidur duluan ga?" tanyaku yang memang sudah mengantuk dikarenakan saat ini jam sudah menunjukan pukul 11 malam.

"Oke sayang tidurlah.. Aku akan menyusul setelah selesai mengecek laporan yang diberikan. Oh iya, besok siang Nirmala ada rencana mengajakmu jalan- jalan sekalian belanja bersamamu sekitar pukul 1 siang setelah ia selesai rapat. Kamu mau kan?"

"Oh ya.. Kapan kak Nirmala bilang? Kok aku ga tahu?"

"Barusan ia telepon via telepon kamar saat kamu sedang sibuk berbenah di kamar mandi" jelas Edi kepadaku.

"Ohhh.. Oke suamiku.. Besok aku akan siap- siap dari jam 12.. Good night.. Mmmuahh" ujarku sembari mencium mesra bibirnya sebelum mulai mencoba berbaring tidur.

"Oke.. Goodnight honey.. Sweet dream" ujar Edi sembari meneruskan pekerjaannya.

‐-------

"Halo Vita.." suara Nirmala menyapaku di saluran telepon seluler yang terhubung

"Iya Kak.. Ada apa?"jawabku pada Nirmala.

"Aku on the way ke rumah ya dari kantor.. Palingan 15 menit lagi sampai. Kamu sudah siap?"

"Udah kak.. Kabari saja kalau sudah sampai, nanti aku langsung jalan keluar."

"Oke Vit.. Tar kakak kabari.. Bye"

"Oke.. Bye Kak Nirmala" ujarku sembari menekan tombol selesai.

Tidak sampai 15 menit setelah mengabariku via telepon, Nirmala sampai ke kediaman kami, bi Iyem mengabariku yang sedang duduk diranjang bahwa Nirmala sudah sampai. Mengetahui hal itu, aku segera mengambil sling bag merah marun yang aku sudah siapkan di meja samping ranjang lalu bergegas menuju ke teras rumah.

"Ayo Vit masuk.." ujar Nirmala mempersilahkan aku masuk ke dalam mobilnya saat aku membuka pintu tengah penumpang bmw x7 keluaran 2020 warna putih bernomor polisi N1RML.

"Iya kak.." ujarku sembari duduk disampingnya lalu meneruskan pertanyaanku terkait tujuan kami setelah menutup rapat pintu mobil bmw putih milik Nirmala "Kita mau kemana kak?"

"Biasa.. Shopping.." ujarnya sembari tersenyum.

"Asyik.. Belanja dimana kita?"

"Aku mau ajak kamu ke butik yang baru buka di sini.. Milik temanku, dia baru pulang sekolah desainer di luar negeri dan pulang- pulang langsung membuka butik sendiri."

"Ooo.. Oke Kak.. By the way.. Bang Tommy mana kak? Kok ga keliatan?"

"Dia lagi jalan ke tempat proyek, aku minta ia memeriksa keadaan disana" ujar Nirmala menjelaskan kenapa Tommy tidak ada.

"By the way.. Kakak sudah makan?"

"Belum kenapa?"

"Kalau belum makan, nanti setelah kita belanja dibutik kita cari mie aceh yuk kak.. Katanya disini aslinya mienya memakai ganja.. Aku penasaran pingin coba" pintaku pada Nirmala.

"Hahahaha.. Boleh- boleh.. Setelah puas berbelanja kita akan makan mie yang pakai ganja ya.." ujar Nirmala sembari tertawa.

"Mantap kak.. Hahahahaha.." ujarku sembari ikut tertawa.

Selama perjalanan kami berbincang- bincang mengenai urusan- urusan pribadi terkait masalah wanita, dari makanan kesukaan, warna kesukaan, hobi, merk baju favorit, merk tas dan sepatu favorit serta perawatan muka dan badan yang sedang trending.

Berbeda dengan diriku, Nirmala tidak terlalu peduli brand fashion terkenal untuk urusan busana walau hampir semua koleksi busana di lemarinya merupakan buatan brand internasional papan atas. Namun ia sangat menyukai dan fanatik dengan jam tangan merk patek philippe. Produsen jam asal Swiss yang terkenal dengan jam tangan mewah yang dipakai oleh para tokoh terkenal didunia seperti ratu Victoria dan Ratu Elizabeth II.

Jam tangan yang selalu digunakan sehari- hari oleh Nirmala adalah patek Phillipe the twenty-4 warna emas mawar seharga lebih dari 6 milyar rupiah. Jam tangan yang penuh taburan berlian itu menempel di lengan kiri penuh keanggunan dan kemewahan yang tidak terlukiskan.

Menurut Nirmala, tanpa sedikitpun menunjukan rasa sombong, dia total mempunyai 10 koleksi jam tangan buatan Patek Phillipe yang bila dijumlahkan senilai hampir 700 milyar rupiah. Dengan harga termahal yang dia punya adalah patek phillipe Grandmaster Chime yang dibelikan oleh papanya ditahun 2014 seharga hampir 50 milyar, namun karena koleksi langka dan hanya ada 7 buah didunia, harganya ditaksir mencapai 500 milyar rupiah saat ini.

Aku membayangkan apabila punya 1 koleksi jam tangan patek phillipe milik Nirmala saja mungkin aku sudah bisa hidup terjamin tanpa perlu kerja seumur hidup. Namun walau tidak memiliki kekayaan sepertu Nirmala aku bersyukur karena bagaimanapun mulai hari ini kehidupanku, walau statusku hanya sebagai madu dari Edi, akan lebih terjamin dibanding sebelumnya.

Pembicaraan kami semakin dalam dan bukan hanya sekedar hobi dan kesenangan namun sudah terkait status kekayaan para konglomerat kelas 1 di Indonesia. Dari cerita Nirmala, sebenarnya orang- orang kaya di Indonesia lebih kaya daripada 10 orang terkaya di dunia. Akan tetapi berapa jumlah kekayaan mereka tidak terdeteksi karena sistem keuangan di Indonesia tidak seteratur di luarnegeri.

Diluar negeri, semua transaksi menggunakan kartu dan uang elektronik, jarang ada transaksi tunai kecuali di toko kelontong. Sedangkan di Indonesia, transaksi bisnis yang bahkan hingga milyaran masih sering dilakukan secara tunai. Berbeda dengan kalangan selebritis yang sering disebut sebagai sultan dengan menunjukan seluruh kekayaan mereka, kebanyakan konglomerat kelas dua hingga kelas 1 di Indonesia kekayaannya tidak akan dipublikasikan seluruhnya bahkan rata- rata hanya sepertigapuluh hingga terbanyak seperlimabelas dari total kekayaannya yang diketahui oleh dinas pajak dan pemerintah.

Bahkan Nirmala dan Edi yang merupakan generasi ke 3 orang kaya di Indonesia mengaku bahwa keluarganya hanya masuk strata kelas 2 orang kaya di Indonesia, sedangkan Edi sendiri masuk strata kelas 3 atau kelas paling bawah di pandangan konglomerat Indonesia.

Walau begitu kekayaan dari keluarga Edi bila dibandingkan Rully Rahmat, seorang artis dan pembawa acara terkenal yang bahkan baru membelu klub sepakbola dan dikenal sebagai sultan dikalangan awam, Edi memiliki kekayaan lebih besar 40 kali lipat totalnya kekayaan Rully.

Sehingga wajar bila dikatakan sebenarnya kekayaan orang- orang kaya di Indonesia lebih banyak dan lebih mewah dibandingkan orang terkaya di negara lain. Namun bagaimanapun bukan hanya kekayaan saja yang dilihat oleh elit percaturan bisnis dan politik dunia. Sehingga walau sangat kaya, jarang sekali orang kaya di Indonesia dipandang dimata elit dunia.

Ada beberapa alasan mengapa orang kaya di Indonesia tidak bisa masuk di kalangan elit orang kaya dunia menurut Nirmala.

Yang pertama karena orang Indonesia tidak ingin kekayaannya terdeteksi oleh pemerintah sendiri maupun pemerintah luar karena mereka akan diperas dan di 'manfaatkan' untuk kepentingan negara maupun dunia.

Kedua, karena elit politik dan elit bisnis dunia sangat mengutamakan pendidikan dan dedikasi yang kuat, walau orang Indonesia bisa bekerjasama dengan mereka tapi mereka tidak akan bisa 'dibeli harga dirinya' yang ada orang kaya di Indonesia bisa dimainkan dan diperalat oleh mereka.

ketiga, sebenarnya roda perekonomian dan politik dunia dikuasai suatu organisasi rahasia yang mempunyai kepercayaan aneh yang sudah menguasai dunia sejak era perang salib berakhir. Sejak kekalahan yang tidak pernah diakui oleh mereka, bangsawan dan raja- raja di eropa akhirnya mau bekerjasama dengan organisasi rahasia itu, yang dari cerita Nirmala organisasi rahasia sudah ada sejak zaman nabi Musa.

Organisasi itu sangat kuat dan terdiri dari orang- orang jenius dan berkuatan di bidang politik dan ekonomi dari seluruh dunia yang katanya menunggu datangnya seorang messiah di akhir dunia yang akan memimpin mereka sesuai apa yang mereka pelajari dari kitab kuno terlarang yang katanya sudah ada sejak awal munculnya manusia pertama kali di dunia.

Sebenarnya presiden pertama Indonesia sudah mengetahui ini sejak lama, namun karena kelompok ini sangat membenci penganut agama Samawi terutama 2 agama yang besar di Indonesia, dan karena presiden Soekarno sangat kuat rasa nasionalisme dan sangat menjunjung tinggi nilai agamawi, maka Indonesia memilih untuk tidak bergabung dengan organisasi rahasia itu.

Sebenarnya Indonesia pernah coba dihancurkan oleh organisasi rahasia itu dari dunia dengan kedok pemberontakan atau kekacauan ekonomi, beberapa diantaranya adalah g30s pki tahun 1965 dan krisis moneter tahun 1998 yang sebenarnya adalah konspirasi organisasi rahasia itu dikarenakan saat itu kedua presiden kita yang sedang berkuasa makin menunjukan penentangan secara terang- terangan ke organisasi rahasia itu.

Namun Indonesia masih bisa bertahan, dan pemimpin- pemimpin Indonesia berikutnya lebih memilih untuk netral dan tidak berani terang- terangan menentang organisasi itu karena takut akan 'hukuman' yang akan ditanggung oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan dan selain itu karena Indonesia dirasa belum terlalu kuat untuk melawan organisasi itu kembali didalam pandangan para pemimpin bangsa.

Nirmala sendiri tidak mengetahui dengan pasti nama organisasi dan siapa anggota- anggota utama dari organisasi rahasia yang sebenarnya menguasai dunia saat ini, karena ia mendapat berita itu dari papanya. Awalnya ia sendiri tidak percaya hingga akhirnya ia sendiri terancam nyawanya dikarenakan papanya sempat bersinggungan dengan salah satu anggota di organisasi rahasia itu beberapa tahun lalu saat Nirmala masih kuliah.

Aku mendengar cerita Nirmala jujur bergidik ngeri dan tidak menyangka bahwa konspirasi rahasia dunia itu benar ada, namun aku sadar, aku bukanlah siapa- siapa sehingga tidak akan mungkin terkena langsung dampak dari pergerakan organisasi rahasia itu.

Keseruan perbincangan itu membuat aku lupa waktu dan tidak terasa perjalanan selama 4.5 jam ke butik Cut Syifa di Lhoksumawe sudah aku lalui. Kami turun dari mobil ke dalam sebuah rumah besar yang tertutup tembok besar megah di pinggir kota Lhoksumawe. Suasana sekitar rumah sangat rindang dan permai dikelilingi oleh pohon- pohon besar nan rimbun membuat suasana menjadi damai dan tenang.

Syifa, sahabat Nirmala saat kanak-kanak keluar dari rumahnya yang seperti istana menyambut kami berdua dengan pakaian ala syar'i namun tetap terlihat anggun.

"Alhamdulillah.. Akhirnya kamu sampai juga ya sayangku Nirmala.. Sudah lama kita tidak bersua.. Aku kangen sekali" ujarnya sembari memeluk Nirmala.

"Iya.. Aku juga kangen, sudah hampir 6 tahun kita pisah dan tidak bertemu langsung hanya lewat video call, eh kembali ke Indonesia kamu malah pindah ke Lhoksumawe" balas Nirmala sembari berpelukan dengan Syifa.

"By the way ini siapa ya? Kok cantik sekali.." ujar Syifa sembari menatapku bersahabat setelah selesai berpelukan dengan Nirmala.

"Dia Vita.. Dia istri muda Edi yang baru selumbari dinikahi oleh Edi." ujar Nirmala memperkenalkan diriku dan statusku tanpa basa-basi yang membuatku agak canggung dan malu.

"Subhanallah.. Selamat ya sayang.. Semoga selalu langgeng hingga maut memisahkan, dan semoga kalian bertiga selalu bahagia" ujar Syifa memberi selamat kepadaku yang membuatku kaget melihat reaksinya yang seakan- akan merasa wajar dan normal- normal saja mengetahui statusku sebagai madunya Edi.

"Iya kak.. Makasih" jawabku canggung.

"Eh iya Mala.. Langsung masuk ke halaman belakang, disitu butikku berada ya.. Kamu diantar Sunarti ya.. Kamu langsung pilih- pilih busana yang kamu suka.. Nanti aku kasih harga teman.. Aku mau diinfus dulu oleh dokter Indri, nanti aku nyusul setelah selesai. Disana ada Amira, biar dia yang menemanimu ya.."

"Oke sayangku.. Aku kesana ya barenga Vita.."

"Mari bu, saya antar" ujar mbak Sunarti asisten rumah tangga Syifa yang sejak tadi berdiri mengikuti Syifa dibelakangnya sejak keluar dari rumah saat menyambut kedatangan kami.