Pak Satrio menangis mengingat Widya, aku memeluknya untuk menenangkannya. Aku tidak menyangka alasan dibalik ia beselingkuh karena kekecewaan dan depresi akibat gagal menjadi seorang ayah selain karena kebutuhan biologisnya berubah akibat terbiasa melakukan hubungan intim dengan almarhum istri sirinya yang hiperseks.
Saat aku masih berusaha menenangkannya, Tina masuk ke dalam kamar tidur utama dan bingung melihat kejadian ini.
"Lho Oom.. Kenapa menangis? Kok bangun- bangun nangis oom?" tanya Tina yang baru habis mandi setelah berhubungan intim dengan Wahyu dikamar Wahyu dan masih agak basah ditubuhnya dan rambutnya.
"Lho kamu abis darimana Nit? Kok sejam setelah oom bangun kamu baru muncul?" tanya pak Satrio yang baru sadar kalau Tina baru muncul setelah sejam ia bangun tidur bahkan sempat deep talk selama 40 menit setelah sebelumnya bersetubuh denganku.
"Abis mandi oom didepan." ujarnya santai.
"Mandi sampai sejam?" tanya pak Satrio lagi.
"Ngga mandinya cuma setengah jam, kan aku pergi kebawah tadi, cari makanan disekitar hotel."
"Pakai baju kaya gitu?" tanya pak Satrio kepada Tina yang menemukan kejanggalan dalam ceritanya Tina.
"Nggalah.. Aku kan baru selesai mandi, bajuku yang aku pakai ke bawah ya di kamar mandi depan." ujarnya menjelaskan.
"Oh oom kira.." ujar pak Satrio tidak meneruskan kalimat yang dia mau ucapkan.
"Oom Sendiri kenapa menangis? Aku tanya dari tadi belum dijawab malah bertanyaku seakan- akan lagi menginterogasiku" protes Tina kepada pak Satrio.
"Sudah- sudah.. Nit.. Tolong bikinkan oom Satrio teh hangat ya.. Biar aku yang menenangkannya" ujarku meminta tolong kepada Tina.
"Ok.. Lydia.. Sabar ya Oom saya bikinkan teh dahulu" ujar Lydia yang segera menuangkan air mineral botol ke dalam teko listrik untuk membuat air panas yang akan dipakai untuk menyeduh teh.
Setelah sekitar lima menit, akhirnya Tina menyajikan teh hangat untuk kami bertiga. Wangi harum teh yang dibuat Tina tercium memenuhi satu ruangan yang membuat pak Satrio menjadi agak tenang dan lebih rileks selain karena usahaku menenangkan dirinya.
"Diminum dulu oom teh hangat buatan saya, awas hati- hati agak panas pelan- pelan saja diminumnya" ujar Tina menyajikan teh yang dibuatnya kepada pak Satrio dengan penuh kelembutan.
"Terimakasih Nita.." ujar pak Satrio sembari bangun dari posisi rebahan dibantu olehku dan setelah terduduk ia meminum habis teh yang disajikan.
"Bagaimana Oom? Lebih rileks? Maaf ya oom, karena saya, oom jadi mesti membuka luka lama.." ujarku kepada pak Satrio.
"Terimakasih ya Lydia.. Ngga apa- apa. Baru kali ini saya bisa bicara mendalam masalah saya.. Seakan- akan saya sedang konsultasi dengan seorang psikolog atau ahli medis.." ujarnya kepadaku setelah agak tenang.
"Iyalah oom, dia kan pekerjaan utamanya perawat oom? Ini mah kerjaan sambilan aja.." Celetuk Tina spontan.
"Oh ya? Serius Lydia?" tanya pak Satrio kaget, begitu juga aku yang kaget dan langsung melotot ke Tina sebagai kode aku marah karena seharusnya dia tidak membocorkan rahasia kehidupan lainku pada klien.
"Ahh ngga oom.. Nita bercanda.. Maksud dia aku sering pakai cosplay atau bermain peran sebagai perawat sesuai permintaan klien Oom." ujarku berkilah.
"Hehehe.. Iya oom.. Aku bercanda.." ujar Tina berusaha memperbaiki kesalahan dia yang keceplosan bicara dengan mendukung kata- kataku.
"Oooh.. Saya kira benar- benar perawat.. Kamu ada- ada saja Tina.. Hahahaha.." ujar pak Satrio yang disusul dengan ketawa lepas menunjukan ia sudah tidak galau dan sedih lagi karena teringat luka lama yang aku kuak sebelumnya.
"Hahaha.. Biasa si Nita oom.. Selera humornya emang tinggi jadi saya yang iqnya pas-pasan kadang suka mikir dulu oom.. Oh iya oom, oom kan belum makan? Ga lapar oom?" ujarku berusaha mengalihkan topik supaya tidak dicecar pertanyaan tentang profesiku yang sebenarnya sebagai perawat karena bisa mencemarkan nama korpsku karena ulah aku sebagai oknum.
"Wah.. Benar.. Aku belum makan.. Jam berapa sekarang?" tanyanya kepadaku.
"Jam sepuluh malam lebih lima belas menit Oom.." Ujar Tina menjawab.
"Wah.. Uda ga bisa pesan layanan makan di kamar ya.. Ya sudah.. Kita pergi ke drive thru saja.. Kalian mau ikut?" tanya pak satrio pada kami.
"Mauuuu!!!" ujarku dan Tina bebarengan.
"Okeeee... Kita pakai baju dulu.. lalu pergi ke restoran yang punya drive thru.. Minta Wahyu siapkan mobil ya.."
"Iya oom.. Aku bilang ke Wahyu ya oom.. Oom sama Nita ganti baju aja dulu.." ujarku kepada mereka sebelum berjalan ke luar kamar utama.
"Oke.. Oom mandi dulu deh.." ujar pak Satrio kepadaku.
"Mau ditemenin mandi ga oom?" ujar Tina menawarkan diri.
"Wahahahaha.. Tawaran yang sulit ditolak.. Ayo.. Hahahaha.." tawa pak Satrio sembari merangkul Tina masuk ke kamar mandi.
‐-------
Aku ke kamar Wahyu, seperti biasa pintu kamar terbuka dan Wahyu yang baru 'berolahraga ranjang" dengan Tina dan masi bertelanjang bulat. Dia tertidur pulas di lantai dengan muka tersenyum penuh kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang dia dapat dari kami berdua.
Melihat hal itu, ide iseng dan mesumku muncul, kenapa ga membangunkannya dengan cara yang sama seperti pak Satrio membangunkanku. Namun ideku lebih gila, melihat kemaluan Wahyu yang berdiri tegak keras menantang seperti tiang bendera, aku berencana memijat- mijat benda tumpul menggiurkan miliknya dengan 'kue apem' milikku.
Aku segera mengkangkangi Wahyu yang sedang tidur, aku pasangkan kondom sagami extreme original 0.01 dengan pelan- pelan ke tiang pancang milik Wahyu. Setelah sarung pelindung terpasang aku segera meludahi tiang pancangnya sebagai pelumas agar mempermudah tiang panjangnya menembus kue apemku.
Bleeesssss!! Tanpa menunggu lama, dengan sekali hentakan batang keperkasaan milik Wahyu sudah amblas ke dalam liang peranakanku. Aku terhanyut dalam kenikmatan surga dunia, Lenguhan, erangan dan desahan nikmat dalam permainan asmara terdengar dari bibirku.
Sedangkan Wahyu masih belum sadar dari tidurnya walau sekali- sekali terdengar erangan darinya dan suaranya mengigau memanggil namaku sembari tangannya memegang pinggulku. Mungkin dia merasa persetubuhan ini dilakukan dalam dunia mimpi, dan juga mungkin dia mengalami sexsomnia¹ karena terlalu letih bekerja sehingga tak sadar kalau apa yang terjadi adalah kenyataan bukan mimpi.
¹Sexsomnia adalah gangguan yang terjadi saat seseorang melakukan aktivitas seksual tanpa sadar ketika tidur.
"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Lidya.. Aaahh.. Aaaahhh.. Lidya.. Eunggh.. Sssh.. Enak.. Zzzz.. Memekmu Zzz... Eunggh.. Sssh.. Paling Terbaik.. Lidya.. Aaahh.. Aaaahhh.. Zzzz.. Lidya.. Aaahh.. Aaaahhh.. Zzzz.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh...." Lenguhan, erangan dan desahan penuh nikmat disertai kadang- kadang suara mendengkur terdengar dari bibir Wahyu yang dalam lelapnya juga menggoyang pinggulnya mengikuti iramaku yang sedang konsentrasi mencapai puncak kenikmatan surga duniawi.
Setelah hampir seperempat jam aku memakai tubuh Wahyu yang tidur seperti 'boneka seks' akhirnya keinginan seperti mau keluar dan geli yang sangat hebat terasa di dalam liang kenikmatanku, dan aku segera memompa tubuhku naik turun dengan irama makin cepat di atas badan Wahyu yang masih terlelap tidur agar bisa mencapai klimaks.
"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Aaahhhh.. Mau keluar.. keluar.. Aaahh.. Zzzz.. Haaahh.. Zzzz.. Aku mau Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Zzzz.. Keluar.. Zzz.. Menghamilimu.. Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." ujarnya dalam lelapnya sembari terus menggoyangkan pinggulnya naik turun saat aku juga hampir mencapai klimaks..
"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Aaakkkkhhh!!" teriakku saat cairan ejakulasiku menyemprot dari dalam liang kenikmatanku bertepatan dengan tongkat keperkasaan Wahyu yang berkedut hebat menyemprotkan 3 kali 'susu kental'nya.
"AAAAAHHHH!! Lidya!!" teriaknya saat spermanya keluar di dalam kondom yang dia pakai "Hah!! Lidya?!! Aku ga.. Aaahhhh!!! Aaaakhhh!!! Mimpi?!" tanyanya sembari mendesah nikmat saat terbangun tiba-tiba saat ejakulasi dan sekaligus tersadar bahwa iya tidak mimpi, benar- benar pengalaman aneh membingungkan namun sangat nikmat yang dirasakan oleh Wahyu.
"Haaaaiii.. Haaaahhh!! Haaahhh!! Haaaahh!!" sapaku sembari disusul tersengal- sengal karena baru mendapat nikmat karena klimaks.