Aku melihat jam tanganku, jam sudah menunjukan pukul 12 siang. Aku malas untuk pulang, tapi aku sudah hampir 3 jam di kedai kopi ini, secara halus pelayan hotel sudah mengusirku dengan cara mengelap berkali- kali mejaku yang sebenarnya tidak kotor. Akhirnya aku teringat Anton, pacarku yang juga seorang perawat pria atau disebut bruder, yang sudah agak lama aku ga kontak,sekalian aku mau bertanya siapa tahu di tempat kerjanya ada lowongan perawat.
"Halo sayang.. Apa kabar?" ujarku saat teleponku tersambung.
"Halo sayangku.. Tumben kamu telepon duluan? Kangen ya?" ujarnya menjawab sapaanku.
"Iya sayang. Habis kamu ga pernah telepon"
"maaf sayang.. Aku lagi pelatihan beberapa hari jadi sibuk terus.. Maaf ya.."
"Ga apa- apa sayang.. Aku mengerti kok.. Kamu kalau ga menghubungi biasanya karena lagi sibuk aja.. Oh iya sayang.. Boleh minta bantuan ga?"
"Bantuan apa cintaku? Ya selama aku bisa pasti aku bantu dong sayangku"
"Bisa tanyain di rsud kamu ada lowongan kerjaan ga buat aku?"
"Lho kenapa dengan Tunggal Hospital. Kan enak disana penghasilannnya, kok tiba- tiba kamu pingin kerja di rsud tempat aku kerja. Dulu aku ajak bareng ga mau karena gajinya kecil" ujar Anton yang bingung kenapa aku tanya mengenai lowongan kerja di rsudnya karena dulu aku pernah diajak kerja disana aku menolak karena gajinya kecil menurutku.
"Iya sayang.. Soalnya ada anak kepala perawat yang masuk, dan mau dijadikan perawat tetap, sehingga aku tetap dijadikan perawat honorer.. Ya aku ga mau lah sayang" ujarku memberi alasan palsu yang sudah aku susun sebelum meneleponnya.
"Wah parah ya.. Kalau masalah lowongan kebetulan aku ga perlu tanya sdm sayang.. Karena seminggu yang lalu ada 2 perawat yang keluar, 1 karena ikut suami dan satu lagi karena meninggal setelah dirawat 5hari akibat multiple trauma pasca tabrakan tunggal. Nah jadinya butuh 2 perawat baru. Kalau mau bikin aja lamaran biar aku kasih secepatnya ke orang SDM"
"Wah boleh tu.. Aku udah bikin si lamaran dan cv.. Kamu lagi dinas? Kalau lagi ga dinas aku samperin ke kostanmu"
"Wah boleh.. Uda lama hampir sebulan kita ga kencan karena kamu sibuk.. Kebetulan aku lagi lepas jaga.. Ini baru mau pulang. Kita ketemu dikostan.. Atau aku mau jemput?"
"Aku ke sana aja.. Aku kebetulan disana"
"Ok sayang.. Kita ketemu dikostanku ya.."
"Ok.. Aku jalan ya.. Bye.. Love you"
"Love you too.. Bye" ujarnya sembari memutuskan hubungan teleponnya.
‐-------
"Halo.. Uda sampe mana Vit?" tanya Anton padaku di telepon saatku berkendara menuju kostannya.
"Di depan gang menuju kostanmu sayang" jawabku sembari tetap konsen menyupir karena jalanan gang di kostan Anton lumayan sempit.
"Ok.. Hati- hati ya.. Aku juga baru sampai kostan. Oh iya.. Ini aku juga belikan kamu mie ayam GM sekalian pulang tadi. Berarti semenit dua menit lagu lagi kamu sampai ya.. Aku ke depan ya.. Buat bantu markirin.. Love you.."
"Love U too.. Bye" ujarku yang kira- kira 2 menit lagi sampai ke kostan Anton.
Setelah aku melaju kira- kira 400 meter, akhirnya aku sudah sampai di depan kostan Anton. Anton yang sudah menunggu di tepi jalan depan kostannya. Dia segera menggantikan aku untuk memarkirkan mobil, sedangkan aku berjalan masuk ke kostannya. Sembari menunggu, aku membuka bungkus mie ayam yang dibeli Anton lalu menempatkan ke dua mie ayam yang dibeli Anton ke dua mangkuk yang ditaruh di lemarinya. Beberapa saat kemudian Anton menyusul masuk ke dalam kostannya, dan setelah itu kami makan bersama.
Setelah setengah jam kami makan bersama, kenyang perutku dan Anton, dia yang sangat terorganisir dan resik segera membereskan mangkuk kosong kami lalu pergi ke dapur belakang yang diperuntukan untuk semua penghuni kost. Aku menemani dia mencuci mangkuk bekas kami pakai, setelah semua bersih Anton meletakan kembali mangkuk bersih yang kami pakai untuk makan mie ayam di lemarinya. Dia mengajak aku duduk di teras depan kostan sembari mengecek dokumen- dokumen yang aku bawa untuk melamar pekerjaan di rsud tempat ia bekerja.
"Ini aku serahkan lusa ya ke orang SDM RSUD.. Tapi aku sebenarnya juga sudah langsung kontak seseorang di bagian sdm terkait ada temanku yaitu kamu yang berminat melamar menjadi perawat di RSUD, dan karena aku dengan orang di SDM ini lumayan dekat, dia bilang akan membantu mengusahakan agar kamu diterima, namun dia mau mengecek dahulu curriculum vitae dan sertifikat- sertifikat pelatihan kamu, kalau aku barusan cek sih, aku yakin kamu akan diterima" ujar Anton menjelaskan.
"Moga- moga ya Ton." ujarku sembari berharap aku bisa diterima didalam hati.
"Oh iya.. Minggu mama telepon. Dia tanya.. Kapan kita akan melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius." cerita Anton ke aku.
"Terus?" tanyaku mendengarkan ceritanya sembari melihat- lihat sekitar tidak terlalu serius menanggapi ceritanya.
"Ya aku diam aja.. Kamu sendiri bagaimana?" tanya Anton kepadaku yang bertanya balik mengenai reaksi aku terkait masalah menaikan status hubungan kami ke arah yang lebih serius.
"Aku masih belum mau memikirkan tunangan apalagi pernikahan Ton.. Aku masih mau fokus ke karir. Kamu tahu, aku anak yatim piatu, aku ngga punya siapa- siapa. Aku mau stabil dulu dengan karirku, kalau udah stabil baru kita bicarakan lagi" ujarku yang sejujurnya belum siap untuk ke jenjang selanjutnya karena aku tidak terlalu cinta- cinta amat dengan Anton, terbuktiku aku menigakan dia dengan Dr Ardi dan Didin.
"Tapi kan kamu bisa tetap mengejar karir kamu sembari menikah Vit.." ujar Anton memberi pendapatnya dia.
"Kamu ga pernah merasakan susahnya hidup Ton.. Mamamu dan Papamu masih hidup. Aku sudah ditinggal Papaku sejak kecil, Mamaku sampai harus bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan kami berdua. Itupun aku masih tetap hidup jauh dari kehidupan yang layak. Bagaimana kalau nasib kamu seperti papa? Aku ditinggal sendiri dengan anak kamu? Aku ga mau anak kita menderita seperti aku saat kecil. Kamu kan ga bisa jamin kamu berapa lama tinggal didunia" aku mengungkapkan alasanku kenapa aku belum mau menikahnya walau itu bukan alasan yang sebenarnya.
"Ya udah.. Kita bicarakan lain waktu. Kita urus dulu masalah lamaran kerja kamu" ujar Anton kepadaku mengalah. Anton memang cenderung sabar dan mengalah kepadaku, dibanding dua cowok ku yang lain, Anton adalah pacarku yang paling penyabar dan satu- satunya yang tidak pernah bertengkar denganku sekalipun.
"Ok.. Gitu dong.. Kalau aku sudah siap ke jenjang lebih lanjut aku juga akan bilang.. Sekarang bantu aku dulu ya biar bisa kerja di rsud kamu. Kan kita bisa sering ketemu jadinya kalau aku disana."
"Iya.. Pasti aku bantu.. Aku juga pingin dari dulu buat satu tempat kerja denganmu" ujar Anton sembari tersenyum.
Setelah itu kami menghabiskan waktu dengan sendau gurau hingga tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul enam sore. Aku izin pamit kepada Anton, karena ada aturan dikostan Anton kalau teman wanita tidak boleh berkunjung selepas jam 6 sore atau bisa diusir karena kebetulan pemilik kostan Anton adalah seseorang yang sangat religius.