"Masuk adek- adek.." ujarnya ramah kepadaku dan Tina.
Aku dan Tina masuk dan duduk diruang tamu begitu juga dengan Wahyu yang berdiri dibelakang kami. Tina terlihat kagum dengan interior penuh kemewahan yang ada di presidential suite, baru pertama kali ini ia memasuki kamar hotel yang semegah dan semewah ini seperti dalam apartemen. Sedangkan aku merasa biasa saja karena baru beberapa hari menginap di kamar presidential suite ritz carlton. Aku lebih fokus dalam bermain game ringan drop the number di iphoneku, permainan yang seperti tetris namun menggunakan sistem bila bertemu angka yang sama akan saling menjumlahkan sehingga kotak dengan angka yang sama akan berkurang setengahnya atau hilang.
"Maaf mbak Lydia dan mbak Nita, saya harus menyimpan handphone, kamera dan segala media rekam serta menggeledah tas yang dibawa oleh mbak- mbak sekalian untuk keselamatan dan keamanan bapak." ujar Wahyu sopan.
"Ini.. " aku menyerahkan tas dan iphoneku kepada Wahyu yang segera mengamankan iphoneku ke dalam sebuah kotak brangkas kecil yang dia ambil entah dari mana beberapa waktu yang lalu serta memeriksa isi dalam tasku.
"Yahhh.. Gue kan mau foto- foto buat kenangan.." ujar Tina protes.
"Hush.. Jangan norak deh sist.. Lu mau kerja apa mau foto- foto" ujarku sedikit berbisik setelah sebelumnya menyenggol kakinya untuk memberi sinyal untuk berhenti mempermalukan dirinya.
"Ini mas ganteng.." ujarnya menaruh tas yang dibawa ke meja didepan mas Wahyu duduk memeriksa tasku.
"Ok aman.. Ini tasnya saya kembalikan mbak Lydia" ujar Wahyu menaruh tasku yang selesai diperiksanya ke atas meja dihadapannya lalu mengamankan handphone serta memeriksa isi tas milik Tina.
"Terimakasih mas"
"Ok mbak berdua, tas sudah saya periksa, handphone anda berdua saya amankan sampai acara dengan bapak selesai. Terimakasih, saya izin masuk ke kamar saya, kalau sudah selesai silahkan cari saya dikamar itu" ujarnya menunjuk sebuah kamar kecil didekat pintu masuk lalu pergi masuk ke kamar itu meninggalkan kami berdua.
"Adek- adek cantik.. Ayo masuk ke kamar oom.." teriak Pak Satrio kepada kami dari dalam kamarnya beberapa lama setelah Wahyu meninggalkan kami
"Iya oom.." ujar kami bebarengan sembari berjalan ke arah suara itu berada.
"Kalian berdua mau minum apa?" ujar Pak Satrio kepada kami.
"Apa saja oom kalau saya" ujarku yang tidak haus.
"Saya coca cola dingin aja oom kalau ada" ujar Tina.
"Ok.." ujar pak Satrio mengambil cocacola kaleng dingin dua buah, sedangkan ia sendiri menuangkan wine kedalam gelasnya, lalu menyerahkan cocacola kalengan itu kepada kami.
"Terimakasih oom" ujar kami yang berdiri di depan pintu kamar utama yang ditempati pak Satrio.
"Duduk sini.. Kamu umur berapa Nita?" ujarnya sembari memberi sinyak meminta kami berdua duduk disamping kanan dan kirinya.
"25 nanti september Oom" ujar Nita yang duduk disamping kanan pak Satrio.
"Oohh.. Masih muda ya.. Kalau kamu Lydia?" tanyanya kepadaku dengan mata jelalatan kepadaku, sepertinya ia lebih bernafsu kepadaku dibanding ke Nita"
"Aku 22 tahun oom.." ujarku menjawab sembari tersenyum.
"Ada baiknya kalian mandi dulu sebelum ke acara utama kita, Oom sendiri baru saja selesai mandi saat kalian datang tadi" ujarnya meminta kami mandi.
"Baik oom.. Ujar kami berdua lalu bergegas masuk ke kamar mandi.
‐-------
"Kamu mau mandi bareng atau sendiri- sendiri?" tanya Tina kepadaku.
"Lu mandi duluan aja gue mau pipis dulu" ujarku kepadanya.
"Ok.." ujarnya sembari melepas pakaian, celana serta kerudung yang dipakainya lalu melipat rapih diatas meja storage yang tersedia di kamar mandi besar hampir sebesar kamar studio milik Tina lalu bergegas membasuh dirinya di shower.
Aku duduk di toilet untuk buang air kecil, lalu juga membuka baju long dressku beserta penutup payudara dan celana dalam dan menggantungnya di tempat gantungan yang tersedia di dalam kamar mandi. Saat aku selesai merapihkan baju Tina terlihat sedang mengeringkan dirinya dengan handuk.
"Udah selesai sist mandinya? Cepet banget" tanya dan komentarku melihat Tina yang mandi tidak sampai 5 menit.
"Iya sist.. Biasa single mom memang kalau mandi cepet kalau ga keburu rewel anak gue" ujar Tina kepadaku.
"Oke gue gantian mandi ya.. Lu nunggu gue kan?"
"Gue langsung ke luar aja ya.. Sapa tau oomnya udah nafsu mau segera main sama kita. Tar lu nyusul aja.." ujarnya yang mau 'main' duluan dengan si Oom.
"Ok.." ujarku sembari berdiri di bawah pancuran air shower untuk membasuh diri.
‐-------
Aku keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi putih yang digantung dikamar mandi tanpa menggunakan apa-apa didalam jubah mandi itu setelah menikmati mandi dibawah pancuran sekitar 10 menit. Aku melihat pemandangan pak Satrio tertidur lelap dengan Tina memijat telapak kakinya.
"Sist.. Ga jadi main?" tanyaku berbisik karena heran dengan pemandangan yang aku temuo selepas aku mandi, padahal aku mandi sudah sangat cepat, seharusnya saat aku selesai mandi aku masih melihat adegan ranjang antara Tina dan pak Satrio. Namun kenyataan yang ada aku keluar dari kamar mandi melihat Tina malah memijat telapak kaki pak Satrio, sedangkan pak Satrionya sendiri tertidur nyenyak tanpa sehelai benang pun menutupi badannya hingga mendengkur keras.
"Udah.. baru gue sepong¹ bentar kira-kira 3 menitan langsung crot.. 'Editansil' ² banget ni si Oom. Abis itu minta dipijat sembari mau istirahat bentar sekitar setengah jam katanya" ujar Tina sembari berbisik.
¹ sepong atau nyepong adalah bahasa gaul dikalangan anak muda untuk 'blowjob' atau oralseks.
² Editansil adalah singakatan dari era 90an yang merupakan kepanjangan dari 'Ejakulasi dini tanpa hasil'.
"Wah.. Calon mudah dapet duit ni berarti" ujarku padanya dengan tetap berbisik sembari duduk di samping badan pak Satrio yang sedang terlelap dan berinisiatif membantu Tina memijat sisi satu lagi telapak kaki yang sedang 'menganggur'.
"Iya.. Tapi ga dapet nikmat kita.." ujarnya yang aku balas dengan senyuman.
‐-------
"Wah kamu jago mijat ya Lydia.. Enak sekali pijatan kamu ditelapak kaki oom? Kamu pernah kerja di spa ya?" Puji Oom Satrio saat terbangun setelah hampir setengah jam lebih tertidur dan juga menanyakan kenapa aku bisa memijat yang biasanya kemampuannya memijat seperti ini dimiliki oleh pramunikmat yang juga berprofesi sebagai terapis spa atau pernah punya riwayat kerja di spa sebagai terapis.
"Ngga oom.. Kebetulan dulu ibu angkat saya suka dipijat oom. Jadi saya sedikit tahu cara memijat" ujarku kepadanya.
"Ooh gitu.. Oom beruntung banget hari ini bisa kencan dengan kamu Lydia.. Kamu cantik banget kaya bidadari.." ujarnya sembari mulai mengelus- elus pahaku.
Aku yang tahu kalau pak Satrio sudah mulai naik lagi libidonya terlihat dari 'burungnya' yang sudah berdiri tegap maksimal walau hanya sepanjang 6 cm, yang mungkin karena lemak di perutnya menutupi panjang sebenarnya dari kelaminnya dalam keadaan masih telanjang, mulai berinisiatif memindahkan pijatanku yang sebelumnya di daerah pahanya langsung memijat dan mengurut lembut 'burung kecilnya itu'.
"Oughh... Aaahhh.. Enak sayang kocokanmu.. Bikin oom jadi nafsu banget.. Isepin sayang burung oom" ujarnya memintaku mengoral 'burung kecilnya'