Chereads / Harta, Tahta dan Vita : Kisah Hidup Vita / Chapter 30 - Oom Satrio puas dan senang dengan pelayanan kami.

Chapter 30 - Oom Satrio puas dan senang dengan pelayanan kami.

"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Enak Lydia!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh enak sayaaaanggg!!" ujarnya saat menyemprotkan cairan spermanya sebanyak 3 kali yang langsung aku telan tanpa bersisa setelah 5 menit menikmati 'blowjob'ku.

Aku memeluknya setelah menelan semua cairan sperma pak Satrio dan mulai berciuman mesra dengannya dari samping. Tina berinisiatif ikut mencumbui selangkangan pak Satrio, menjilati lubang belakangnya dan sela diantara burung kecil dan pintu belakang serta kedua bola kembarnya.

Bercumbu denganku dan dijilati oleh Tina membuat burung kecilnya tegak lagi setelah beberapa menit. Tanpa ada basa-basi Tina segera mengangkang diatas burung kecil pak Satrio lalu mengarahkan kelamin pak Satrio ke dalam kerangnya.

"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." desah Tina saat melakukan posisi woman on top.

"Oom yang perkasa, mau menjilat 'kerang'ku ga oom?" bisikku kepadanya saat konsentrasinya berciuman denganku mulai tersita oleh goyang ulekan Tina ke rudal mininya.

"Aaahhh.. Tentu sayang.. Aaahhh.. Aaaah.. Omm pengen liat Eunggh.. seindah apa Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. tubuhmu yang dari.. Ssssh.. tadi masih tertutup.. Ssssh.. Eungggghhh.. Enakkk Nita... Aaahhh.." ujarnya yang penasaran ingin melihat seperti apa bentuk tubuhku yang daritadi masih tertutup jubah kamar mandi dari hotel.

Aku memang baru kali menjual tubuhku, tapi aku selalu memuaskan dan sudah mengeksplorasi berbagai jenis kenikmatan pergumulan karena hobiku memang olahraga ranjang. Sehingga aku tahu bagaimana membuat 'lawan

mainku' di ranjang merasakan surga dunia hingga membuat mereka ketagihan bermain bersamaku. Karena aku tidak ingin hanya lawanku yang mendapat kepuasan sendiri, karena tidak semua laki- laki peduli dengan kepuasan seks pasangannya, tapi aku yang sebenarnya agak egois dan narsistik juga selalu ingin selalu merengguh klimaks dalam 'pertarungan ranjangku' maka dari itu aku pun selalu berusaha mengeksplorasi pengetahuan tentang hubungan intim. Hasil dari aku mencari tahu baik dari bacaan maupun pengalaman sendiri seluruh laki- laki akan lebih puas bila mampu menaklukan pasangannya di ranjang dengan memberinya kepuasan.

Namun banyak wanita di negara kita yang bahkan tidak tahu mengenai hak mereka di ranjang yakni mendapat kepuasan dan klimaks dari hubungan intim dengan pasangannya bahkan banyak wanita yang sudah puluhan tahun menikah namun belum pernah sekalipun mendapat kepuasan bathin dan menganggap hubungan intim hanya beban saja. Walau wanita muda di eraku sudah mulai mengerti dan paham mengenai 'haknya diranjang' sehingga sekarang banyak wanita di masa kini yang menggemari 'olahraga ranjang' termasuk diriku.

Tujuanku meminta pak Satrio menjilati 'kerang intim' ku selain karena aku ingin mendapat klimaks darinya selain itu aku juga ingin mengalihkan perhatiannya untuk tidak terlalu fokus dalam kenikmatan jepitan "kerang" Tina kepada "rudal mininya". Karena selain faktor fisik dan stamina yang kurang, faktor lain yang menyebabkan editansil adalah laki-laki lawan main di ranjang terlalu menikmati dan terlalu menggebu- gebu dengan nafsu birahinya ingin mendapat kepuasan bukan fokus pada gerakan dan permainan sehingga tidak bisa menahan keinginannya untuk ejakulasi.

Ini aku buktikan dengan beberapa kali berolahraga ranjang dengan beberapa friend with benefit yang terkenal kutu buku di kampus mereka saat aku masih kuliah, dan karena mereka baru pertama kali serta aku kadang- kadang sangat suka 'mendominasi permainan ranjang' akhirnya aku menuntun mereka selama permainan, dan karena mereka biasa fokus dalam pelajaran dan konsentrasinya sangat baik maka walau baru pertama kali melakukannya dan masih perjaka ting ting mereka mampu memuaskanku dan baru klimaks setelah aku mendapatkan klimaks. Berbeda dengan friend with benefit yang bukan seorang kutu buku tapi mempunyai latar sering olahragawan atau bahkan seorang atlet tingkat perguruan tinggi namun masih perjaka tingting, mungkin karena terlalu percaya diri dengan fisiknya dan terlalu nafsu setengah dari mereka kalah dari aku dan tidak bisa memuaskan aku di ranjang. Walau setelah mereka biasa dan melakukan dengan beberapa perempuan sehingga sudah menjadi berpengalaman mereka bisa memuaskan aku karena sudah tahu 'celahnya' dan didukung oleh fisik mereka yang prima.

Aku memposisikan setengah duduk mengangkang membelakangi wajah pak Satrio dengan lututku dan tungkai bawahku sebagai tumpuan, aku mempertahankan posisi 'kerangku' hanya sejauh 1 hingga 3 cm dari mulut pak Satrio sehingga memudahkannya melumat kerangku. Posisi tubuh bagian atasku sendiri mencondong mendekat ke arah Tina, agar aku bisa berciuman dengannya, memainkan payudaranya dengan bibirku dan memainkan 'kacang polong' miliknya agar ia tidak buru- buru dan terlalu cepat menggoyang rudal mini pak Satrio yang bisa menyebabkan pak Satrio memuncratkan susunya terlalu dini.

Dalam 'permainan ranjang' bertiga antara aku, Tina dan pak Satrio saat ini, aku yang bertindak sebagai konduktor irama dan kecepatan 'permainan ranjang' yang sedang terjadi. Aku mempertahankan irama alur gairah libido kami bertiga sehingga kami bisa sama- sama mencapai puas.

"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Gellliiii!! Aaahhh!! Aku Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaakkkkhhh!!" ujar Tina setelah hampir 10 menit aku mainkan payudaranya dengan mulut dan tangan kananku sedangkan tangan kiriku mengurut-urut dan memainkan 'kacang polongnya' membiarkan rudal pak Satrio menikmati semburan cairan ejakulasi milik Tina dan kedutan khas saat seorang wanita mengalami klimaks.

Merasakan untuk pertama kali sensasi seorang wanita squirt dan klimaks dalam hidupnya membuat pak Satrio merasa jantan dan senang, sehingga ia makin brutal melumat 'kerangku'. Setelah menikmati klimaksnya yang berlangsung sekitar 15 detik, Tina mulai menggenjot dengan irama cepat rudal pak Satrio. Aku yang sebentar lagi mendapat klimaks dari permainan mulut pak Satrio melupakan tugasku untuk mengganggu dan memecah konsentrasi Tina dalam 'mengulek' 'rudal mini' pak Satrio sehingga Tina mengulek dengan kecepatan tinggi.

"Aaaahhhh!! Aaahhhh!! Gellliiii!! Ooom!!!Aaahhh!! Ooomm!! Nikmat!! Aaaaahhh!! Aku ga Tahan!!!! Aku Mau Keluarrrr!! Aaaaaaaaahhhhh!! Keluarrr!! Aaaaahhhkhhh.. Ouuuughhhh!!" ujarku memuncratkan cairan squirtku membasahi wajah pak Satrio yang juga sebentar lagi sepertinya mencapai klimaks karena ga tahan dengan 'ulekan' dahsyat Tina.

"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Aku keluar.. Aku keluar.. Aaahh.. Aaaahhh.. Haaahh.. Haaahhh.. Haaahh.. Enak sayang.. Ulekan memekmu enak banget.. Haaahh.. Aku keluar.. Haaahh.. Haaahh.." ujar pak Satrio memuncratkan 3 semburan sperma kedalam rahim Tina.

Setelah kami sama- sama puas mencapai klimaks, aku melihat pak Satrio sudah ngos-ngosan kecapaian setelah ber'olahraga ranjang' dengan kami memberi kode agar Tina mengikuti aku merangkul tubuh pak Satrio di kanan kirinya. Aku yang posisinya lebih dekat segera merangkul pak Satrio dari sisi kanannya, sedangkan Tina mengikuti merangkul pak Satrio dari sisi kirinya. Pak Satrio benar- benar merasakan puas diperlakukan seperti raja dan mendapat sensasi surga duniawi sekaligus merasa sangat perkasa untuk pertama kalinya karena berhasil membuat lawan mainnya mendapat klimaks.

"Oom puas dengan layanan kalian.. Kenapa ya ga dari dulu oom ketemu kalian.. Baru kali ini oom menikmati rasa cairan surga yang nikmat dari kemaluan wanita.. Ternyata enak ya.." ujar pak Satrio kepada kami berdua.

"iya Oom" ujarku

"Nita enak banget ulekannya dan iramanya pas banget tahu kapan mesti cepat dan mesti lambat kapan mesti berhenti dan mengulek lagi.. Wah oom seperti di surga" ujarnya memuji Tina.

"Makasi Oom.." ujar Tina sembari melirikku dan memberi kode terimakasih kepadaku karena kalau bukan aku yang memimpin irama olahraga ranjang kali ini maka ia tidak akan mendapat pujian oleh pak Satrio yang merupakan pejabat besar di negara ini.

"Kamu juga Lydia.. Liar banget.. Kamu seperti maestro hubungan intim.. Sudah membuat puas oom dengan mulut kamu.. Eehh abis oom keluar bukannya oom dibiarkan istirahat malah kamu ajak bercumbu yang membuat nafsu oom tinggi lagi.. Udah gitu baru kali ini ada perempuan yang berani minta ke oom untuk dijilatin 'kerang'nya.. Oom baru kali ini menikmati 'kerangnya' perempuan..Dan ternyata enak dan bikin makin nafsu.. Kalian berdua kombinasi paling sempurna dibanding perempuan yang dicarikan Wahyu selama ini." ujarnya memujiku dan juga memuji duet aku dan Tina yang menurutnya luar biasa.

"Makasih Oom.. Lydia senang bisa dipuasin sama oom, ternyata oom sangat perkasa selain tampan" ujarku memujinya walau sebenarnya dibanding cowok- cowok lain yang pernah meniduriku, pak Satrio lah yang paling mengecewakan, namun karena dia membayarku mau ga mau aku harus memberinya 'lip service' dengan memujinya.

"Hahaha.. Oom senang bisa memuaskanmu.. Tapi.. Oom lelah sekali.. Oom sangat lelah seperti baru saja menjalani lari marathon.. Dan sepertinya oom perlu tidur sekitar 2 atau 3 jam.. Kalian terserah mau istirahat juga bareng oom atau mau ngapain.. Nanti abis oom istirahat kifa main lagi" ujarnya lalu langsung menutup matanya dan terlelap karena terlalu lelah.

"Gue mandi dulu ya.. Biar ga hamil.." ujar Tina padaku yang masih telanjang bulat mulai beranjak dari ranjang.

"Oke.. Gue mau kedepan, mau cari minuman, ada meja mini bar tadi gue liat di fasilitas kamar" ujarku yang ikut beranjak dari ranjang dengan hanya menggunakan jubah mandi putih dan keluar dari kamar.

‐-------

Saat aku keluar kamar tidur utama hendak mencari minuman enak di meja mini bar aku mendengar suara film yang sepertinya film porno dan samar- samar aku dengar suara menyebut-nyebut nama samaranku.

"Oh Lydia.. Oh.. Lydia Eunggh.. Sssh.. Lydia.." suara yang lebih mirip desahan Wawan samar- samar terdengar agak tertutupi suara desahan aktor film biru yang juga sedang diputar dari kamar tidur kecil tempat Wahyu, ajudan dari pak Satrio, beristirahat.