Chereads / Rahasia sang Milyader / Chapter 5 - Malam pertama (21+)

Chapter 5 - Malam pertama (21+)

Rayhan dan Yasmin menuju kamar mereka suite room milik Rayhan yang semudah disulap menjadi kamar pengantin aroma bunga wewangian bunga menyeruak di setiap sudut ruangan tersebut.

Rayhan membaringkan tubuh Yasmin di ranjang dan menatapnya intens. "Ada apa kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Yasmin. Rayhan tak bergeming dia masih asyik dengan lamunan liarnya tentang Yasmin.

"Eh, maaf." Rayhan segera membalikkan tubuhnya menuju kamar mandi, bagian bawah tubuhnya menegang sempurna hanya dengan memandangi wajahnya saja membuatnya merasa penasaran apa yang tengah dia alami mengapa hanya bersama gadis itu dia selalu 'turn on' sedangkan dengan yang lain akan merasakan biasa saja.

Dalam kamar mandi Rayhan pun mengeluarkan miliknya yang meronta menginginkan kebebasan dan kepuasan. Mandi dengan air dingin mungkin akan segera menidurkannya kembali namun perkiraannya salah, setelah mandi pun keadaan masih tetap sama tentu saja hal itu membuatnya kesal.

Segera mungkin dia keluar hanya dengan memakai handuk yang melilit di pinggangnya. Begitu keluar terlihat Yasmin sudah tertidur dengkuran halus terdengar darinya.

"Kenapa nasibku jadi sial ini seperti ini ketika bersama denganmu hah!" gumam Rayhan kesal memandangi wajah cantik Yasmin. Dibukanya dress yang masih melekat pada tubuhnya itu membuat Rayhan semakin terpesona karena keindahan tubuh yasmin istrinya tak kalah indah dengan milik Alexa.

Rayhan menelan salivanya ketika miliknya kembali menegang dengan sempurna. Rayhan sudah menyelimuti tubuhnya dan juga Yasmin. Tangannya mulai bergerak menyentuh dua gundukan kenyal yang masih ranum dan tentu saja masih virgin karena Yasmin menjaganya dengan baik. Mulai terdengar lenguhan panjang dari bibir Yasmin yang sexy ketika Rayhan mulai memainkan ujungnya.

"Eugh, ...." Mendengar hal itu tentu saja Rayhan semakin bersemangat melakukannya. Rayhan mulai menyesap dan menikmatinya seperti bayi yang tengah kehausan membuat Yasmin terbangun karena aksi nekadnya.

Yasmin terkejut dengan apa yang dilakukan oleh suaminya tersebut. "Ka-kau kenapa bisa seperti ini?" pekik Yasmin meraba tubuhnya yang sudah dalam keadaan polos hanya bagian segitiga yang masih terpasang di sana.

"Tentu saja aku meminta hakku Yasmin apa kau lupa jika kita adalah pengantin baru dan ini adalah malam pertama kita kau tahu bukan apa yang dilakukan oleh mereka di malam pertama. Sama seperti yang sedang kita lakukan denganmu saat ini jadi diam dan nikmati saja sentuhan yang aku berikan kepadamu. Oke!" seru Rayhan dia tak ingin Yasmin membantah perkataannya.

Rayhan kembali melakukan aksinya yang sempat tertunda tersebut dan membuat Yasmin kembali melenguh karena sensasi nikmat yang tentu saja baru pertama kali dia rasakan itu.

"Apakah ini nikmat?" seru Rayhan menatap wajah Yasmin meminta jawaban segera. "Katakan Yasmin aku tak suka jika kau tak segera menjawab pertanyaan dariku, aku ulangi sekali lagi apakah ini nikmat?" Yasmin tak menjawabnya dia hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Rayhan, terlalu malu untuknya berkata jujur karena ini adalah pengalaman pertamanya.

Rayhan pun tersenyum melihat reaksi darinya. Tangan Rayhan mulai menjelajah ke bawah diusapnya perut Yasmin yang rata dan langsing bak gitar Spanyol tersebut. "Kau memang sexy sayang," bisik Rayhan. "Apa kita kan melakukannya sekarang?" seru Yasmin. "Ya aku mau sekarang bukankah di dalam surat perjanjian itu kita harus melakukannya tanpa paksaan dari keduanya. Sekarang apakah kau mau melakukannya denganku?"

"Milikmu sudah basah sayang, itu tandanya kau juga menginginkannya."

Rayhan pun meraih tangan Yasmin dan mengarahkannya pada miliknya. Yasmin terperanjat memegang sesuatu yang besar lagi keras tegak dengan sempurna. "Apakah ini bisa masuk, a-aku takut Ray. Pasti akan sakit!" pekik Yasmin menggelengkan kepalanya singkat.

"Bagaimana jika kita mencobanya sekarang, tak masalah bukan? Aku akan melakukannya dengan perlahan dan membuatmu rileks terlebih dahulu."

Tatapan memohon dilakukan oleh Rayhan dia tak mau memaksanya tapi dia juga harus mendapatkan pelampiasannya karena apa yang dia rasakan saat ini sungguh menyiksanya. Rayhan membuka segitiga milik Yasmin membuat tubuh Yasmin polos dan dia mulai bergerak dengan perlahan memberikan rasa nyaman untuknya terlebih dulu.

"Argh, bisakah kau pelan sedikit itu sangat sakit kau tahu!" pekik Yasmin ketika milik Rayhan mulai masuk ke dalamnya. Rayhan tersenyum puas karena sudah membuat Yasmin memohon padanya. "Baiklah sayang, nikmatilah sentuhan dariku mendesah dan sebut namaku!"

Tanpa menunggu jawaban dari Yasmin, Rayhan memaksa miliknya masuk ke dalam. "Argh sakit!" pekik Yasmin ketika milik Rayhan masuk dalam tubuhnya dengan sempurna. Darah mengalir membasahi sprei yang berwarna putih tersebut.

"Aku akan bergerak perlahan, jadi rasakan dan nikmati saja sentuhan dariku mendesah panggil namaku!"

Rayhan terus menghujamkan miliknya pada inti milik Yasmin. Air matanya menetes menahan sakit yang tak terkira, karena dia belum terbiasa dengan hal ini namun Rayhan melakukannya dengan sedikit kasar membuatnya terkejut karena ini adalah pertama kali untuknya.

Rayhan pun melakukan pelepasannya setelah Yasmin yang sudah lebih dulu, Rayhan tersenyum puas karena dia adalah laki-laki pertama yang melakukannya.

Sementara di ballroom hotel Abraham dan juga Irena dibuat bingung dengan menghilangnya kedua mempelainya. "Apa kalian sudah mengetahui dimana mereka berada?" tanya Abraham. "Tuan muda dan Nona sudah masuk suite room semenjak pukul sebelas tadi Tuan besar. Kami memantau lewat CCTV yang ada di ruang pengawasan."

"Baiklah kalian boleh pergi sekarang," seru Irena. "Nampaknya anakmu sudah tidak sabar menerkamnya sayang, dengan begitu kita akan segera punya keturunan. Aku juga ingin dia segera sadar karena selama ini dia terus saja mengingat jalang itu, aku benar-benar tidak suka kepadanya."

"Bersabarlah karena semua butuh proses dan tak mungkin akan secepat yang kita pikirkan. Bagaimana dengan Bima dan Anita?" seru Irena. "Aku akan mengirimkan mereka ke luar negeri biarkan saja mereka hidup asalkan tidak mengganggu Rayhan dan Yasmin aku ingin menantuku juga hidup bahagia. Mana ada seorang paman yang mau menjual keponakannya sendiri hanya demi uang yang tidak seberapa. Namun yang jelas aku ingin memberikan kebahagian untuknya karena Rayhan lah orang tuanya meninggal dunia. Tolong kau jangan katakan apapun dulu padanya, biarkan aku yang bicara suatu saat nanti ketika waktunya sudah tepat."

"Baiklah aku mengerti," ujar Irena menyunggingkan senyum bahagianya karena anak sulungnya telah menemukan pasangan yang pas sekarang tinggal bagaimana mencarikan pasangan untuk putranya yang kedua Bryan.

"Kemana anak kita yang kedua? Kenapa sedari tadi dia tak terlihat?" seru Irena sedikit khawatir dengan keadaan putra keduanya. "Tenanglah kita akan mencarinya nanti, yang jelas dia takkan pergi jauh dan kita juga harus selalu mengawasi anak itu karena dia juga sering berbuat nekad kau mengerti!" seru Abraham.

Dari kejauhan tampak sepasang suami istri menghampiri mereka berdua.

"Maaf Tuan, semua proses pernikahan telah maka kami ijin pamit pulang," seru Bima. "Kalian pulanglah besok pagi akan ada sopir yang menjemput kalian untuk pergi yang akan mengantar ke bandara."

"Apakah secepat itu Tuan?" Abraham menatap tajam pada Bima. "Apa maksudmu?"