"Aku membencimu Ray, kau dengan mudahnya melupakan diriku sendirian di apartemen sedangkan kau bersuka cita merayakan pernikahanmu itu." Rayhan membiarkan Alexa berbicara sepuasnya karena hanya dengan itu dia meminta maaf padanya.
"Apa sudah puas kau memarahi diriku?" seru Rayhan. "Kenapa tidak diteruskan?" lanjutnya. "Maafkan aku, aku sangat kesal padamu dan juga sikapmu sepertinya berubah padaku semenjak kau akan menikah hingga sekarang!" Alexa mencebik kesal pada kekasihnya tersebut.
"Hai dengarkan aku, meskipun aku bersama dengannya tapi hatiku hanya untukmu kau harus tahu itu. Aku dan dia bersama karena perjodohan jadi tak mungkin ada cinta di antara kita jadi kau tak perlu cemas oke!" seru Rayhan mencoba meyakinkan kekasihnya itu.
"Aku tidak yakin, yang aku tahu cinta bisa tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Bisa saja nanti kau mencintai dirinya karena aku melihatnya bukan sebagai wanita biasa. Dia sama seperti dirimu keturunan orang berada hanya saja dia kurang beruntung saja." Rayhan merasa ada yang tidak beres dengan perkataan Alexa, "Siapa sebenarnya Yasmin itu kenapa banyak orang yang berkata demikian?" gumam Rayhan dalam hati. "Aku harus menyelidikinya," lanjutnya.
Alexa duduk di pangkuan sang kekasih kedua tangannya dia lingkarkan di lehernya. Sesekali dia mengusap wajahnya dan sengaja bergerak agar Rayhan terpancing olehnya. Namun tampaknya Rayhan bersikap biasa saja membuat Alexa bertambah kesal dibuatnya.
"Apa kau tidak ingin melakukannya?" seru Alexa membuat Rayhan menghentikan kerjaannya. "Sayang mengertilah aku sedang bekerja apakah kau tidak melihatnya, sebentar saja aku fokus dengan ini karena nanti malam aku harus bertemu dengan Mr. Robert jadi aku selesaikan dulu oke." Rayhan memohon pengertian pada Alexa dan sepertinya Alexa memahaminya dengan turun dari pangkuan Rayhan dan menjauh darinya. Ada sesal di hati Rayhan ketika Alexa menjauh darinya dia merasa bersalah karena sudah berbicara tidak seperti biasanya, dan Rayhan pun tak mengerti kenapa dia bisa berkata seperti itu pada kekasihnya.
Rayhan mengecek berkas dengan teliti agar tak satupun yang keliru dari pengawasannya, setelah selesai dengan segera dia menyimpannya kembali ke dalam tas hitam yang dia bawa.
Dilihatnya Alexa yang tertidur di atas ranjang dengan nyamannya, entah apa yang Rayhan rasakan kenapa sangat berbeda dari sebelumnya.
Rayhan merangkak naik perlahan mendekati Alexa, dikecupnya kening, mata, hidung dan berakhir di bibir wanita itu. Rayhan sedikit mengigitnya membuat si empunya sedikit mengerang karenanya.
"Argh, .... ah!" Alexa membuka kedua matanya melihat Rayhan tersenyum begitu dekat dengannya. "Apa kau sudah selesai? Aku tak mau mengganggu pekerjaanmu jadi selesaikanlah lebih dulu." Suara Alexa terdengar begitu ketus pada Rayhan dan dia menyadari akan hal itu, kekasihnya sedang marah padanya. "Bagaimana jika besok pagi kita berbelanja, apakah kau mau?" Mendengar hal itu tentu saja kedua mata Alexa berbinar seketika namun sesaat kemudian kembali redup.
"Apakah kau sedang merayuku membujuk diriku agar mau memaafkan dirimu?" seru Alexa dan Rayhan langsung terkekeh mendengar perkataan Alexa. "Kau pikir aku ini seorang pengasuh bayi yang apabila sang anak marah maka pengasuhnya akan membujuknya dengan berbagai cara yang benar saja Alexa, kau sudah dewasa terserah kau menganggap itu apa yang jelas aku bukan sedang merayu dirimu tapi aku ingin membuatmu bahagia," ujar Rayhan membuat Alexa serasa di atas awan mendengarnya.
"Baiklah aku percaya padamu, maafkan aku!" seru Alexa. Rayhan pun melumat bibir tipis milik Alexa yang selama ini selalu menemaninya dengan sedikit gigitan membuat Alexa kembali mengerang karena aksinya. "Kita lakukan sekarang Ray, aku Saudah tidak tahan lagi menahannya sedari tadi," bisik Alexa membuat Rayhan semakin bersemangat menjamah setiap inci bagian tubuhnya.
Rayhan terus saja menghujam milik Alexa dengan liar, namun sayangnya pikirannya serasa tidak fokus pada apa yang ada di depannya justru bayangan Yasmin lah yang sekarang sedang bersama dengannya.
"Aku akan keluar sayang, aku sudah tidak tahan lagi!" seru Rayhan mempercepat gerakannya hingga akhirnya dia mencapai pelepasannya.
"Kau benar-benar nikmat Yas-min."
Deg.
Alexa terdiam begitu mendengar nama wanita lain yang disebut oleh Rayhan di ujung pelepasannya.
Rayhan ambruk di samping tubuh Alexa dan segera menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuhnya dan juga Alexa. Rayhan merasakan hal aneh kenapa saat bersama dengan Alexa justru pikirannya hanya terfokus pada Yasmin istrinya. "Apakah aku mulai jatuh cinta padanya padahal hanya baru beberapa hari aku mengenalnya dan baru dua hari aku dekat dengannya," gumamnya.
Alexa sendiri memalingkan wajahnya ke samping, air matanya menetes perlahan. "Apakah posisiku sudah mulai bergeser di hatinya dan berganti dengan nama wanita itu?" ujar Alexa dalam hati. Bahkan selama ini Rayhan lah yang selalu ada dalam hidupnya bahkan dia enggan menerima cinta Bryan adik kembarnya Rayhan karena dia tahu hanya Rayhan lah yang akan selalu menemaninya setiap waktu. Dan terbukti sekarang pun saat dia pergi untuk bekerja, dia bahkan tak mau membawa istrinya dan justru membawanya hingga ke New York. Sesak itulah yang Alexa rasakan sekarang.
Alexa menghapus air matanya dan menoleh ke samping dilihatnya Rayhan masih mengatur nafasnya yang masih memburu, dan perlahan kemudian terpejam dengan tenang. Ya, Rayhan pun tertidur setelah puas melakukan kegiatan panasnya bersama dengan kekasihnya. Alexa meringis melihat nasibnya kini.
Di benua lain Yasmin tengah bercanda dengan Bryan yang dia anggap sebagai Rayhan. "Makanlah bukankah kau menyukai ini?" seru Yasmin memberikan steak Wagyu pada Bryan sementara dia sendiri bingung harus bagaimana karena faktanya dia justru tidak menyukai makanan tersebut.
"Kenapa diam saja, apakah ada yang kurang? Perlu aku tambah?" seru Yasmine. "Tidak, tidak ada aku hanya takjub saja padamu hanya beberapa hari saja kau sudah menghafal segala sesuatu tentangku."
"Tentu saja itu keharusan untukku karena, aku yang akan melayani dirimu setiap hari di rumah nanti jadi sudah barang tentu aku harus mengetahui apa yang kau sukai maupun yang tidak kau sukai."
Hati Bryan mencelos mendengar penuturan dari Yasmin bagaimana mungkin Kakaknya Rayhan begitu tega pada Yasmin wanita yang sudah mulai menerima takdirnya hidup bersama dengannya.
"Hai, kenapa melamun lagi ayo makanlah keburu dingin nanti tidak enak!" Yasmin kembali bersuara membuat Bryan kembali gugup. "O-oke kau juga harus makan agar kau selalu sehat sayang," ujar Bryan menatap intens pada Yasmin yang mengurai senyumnya yang manis membuatnya semakin jatuh cinta padanya.
Ayolah Bryan dia adalah kakak iparmu, istri dari kakak kembarmu Rayhan apakah kau akan menjadi penghianat, orang ketiga dalam rumah tangga kakaknya itu.
"Sadar Bryan kau harus bisa mengontrol dirimu sendiri jangan sampai kau lepas kendali. Ingat dia adalah iparmu!" seru Bryan menenangkan hatinya sendiri yang semakin tak menentu.
Perang batin dimulai.