Chereads / Rahasia sang Milyader / Chapter 14 - Peraturan

Chapter 14 - Peraturan

Selesai makan malam Rayhan tidak serta merta langsung pulang tapi dia sengaja mengajak Yasmine untuk menikmati suasana malam hari.

"Kau kedinginan?" seru Rayhan yang melihat sang istri mengusap bahu dengan telapak tangannya. Rayhan segera melepas jasnya dan memakaikannya pada sang istri.

"Kau sendiri apakah tidak ...."

"Kau tak perlu memikirkan diriku karena aku sudah terbiasa dengan dengan itu," seru Rayhan menatap tajam pada Yasmin.

Yasmin sendiri merasa ada yang berbeda dari suaminya yang sekarang ada di depannya terlihat sangat dingin dan seperti sedang tidak bersahabat. "Sebaiknya kita pulang, aku lelah terlalu lama di luar," ujar Yasmin dan Rayhan pun menuruti permintaan istrinya.

"Kau tidak mau berjalan-jalan dulu di taman?" ujar Rayhan.

"Tidak mungkin lain waktu aku mau melakukannya. Btw aku mau meminta ijin padamu, besok aku ingin pergi ke rumah pamanku apakah kau mengijinkannya?" ucap Yasmin.

"Tentu saja pergilah, apa perlu diantar dengan supir?"

"Tak perlu aku akan pergi sendirian boleh ya?"

Rayhan menggelengkan kepala. "Sebaiknya kau diantar oleh supir atau aku suruh Willy untuk mengantarmu kau faham?"

"Oke biarkan supir mengantarkan diriku, puas Tuan Rayhan." Yasmin segera berlalu meninggalkan suaminya yang terlihat menyebalkan untuknya. Dia kesal dan curiga apakah suaminya itu memiliki kepribadian ganda kadang baik kadang terlihat sangat dingin seperti sekarang ini.

Yasmin pun masuk ke kamarnya dan hendak mengganti pakaiannya namun tangannya sudah ditarik oleh Rayhan dan membentur dada bidangnya.

"Awwh...!" pekik Yasmin.

"Apa yang kau lakukan?" seru Yasmin kesal dengan perlakuan kasar sang suami. Namun Rayhan tak peduli dengan kasar dia meraup bibir tipis istrinya dan melumatnya kasar, dia kesal dengan membayangkan bahwa Bryan sudah masuk dalam tubuh istrinya. Rayhan merasa tidak terima dengan apa yang sudah dilakukan oleh adiknya itu.

Rayhan melepas pakaian milik istrinya dengan paksa dan mendorongnya ke ranjang. "Aku merindukannya kau layani aku dengan baik malam ini!" bisik Rayhan membuat Yasmin merona dan malu seketika. Kedua pun terlibat dalam permainan yang panas dan tanpa ada rasa puasnya Rayhan terus saja membuat Yasmin melenguh nikmat atas apa yang dilakukan olehnya.

"Tetaplah bersamaku dan jangan pernah melakukan hal bodoh seperti ini dengan yang lain," ucap Rayhan setelah beberapa kali klimaks melakukannya bersama dengan Yasmin.

"Apa maksudnya aku tak mengerti?" seru Yasmin curiga dengan apa yang dikatakan olehnya.

"Tak ada lupakan saja, mulai sekarang hanya aku yang boleh menyentuhmu kau mengerti!"

Yasmin mengernyitkan dahinya. "Apa maksudnya. aku tak mengerti tolong kau perjelas lagi Ray?"

Rayhan acuh dan tidak memperdulikan perkataan Yasmin segera keluar dari kamarnya setelah berpakaian. "Kau mau kemana Ray bahkan ini sudah larut malam," seru Yasmin. "Benar-benar laki-laki aneh!" Yasmin pun hanya bisa menahan rasa kesalnya pada suaminya tersebut. "Awas saja nanti jika pulang."

Yasmin memilih untuk kembali tidur daripada pusing menghadapi sikap suaminya yang memang aneh menurutnya.

Ting tong...

Ting tong...

"Sepertinya ada tamu, tapi kenapa begitu pagi sekali?" Yasmin melihat jam yang menempel di dinding. "Baru jam delapan," gumamnya. Tunggu! Sudah jam delapan dan suaminya tak ada di kamarnya apakah semalam dia tidak pulang?

Ting tong...

Ting tong...

Ceklek.

"Ma, Julia, kenapa tidak memberitahukan dulu jika mau datang!" seru Yasmin.

"Surprise tentu saja!" ujar Irena pada menantunya tersebut.

"Mama bawakan sarapan untukmu, apakah Rayhan sudah bangun? Di mana dia kenapa tidak terlihat?" ucap Irena membuat Yasmin bingung bagaimana menjawabnya. "Eh, dia .... anu Ma, .... gimana ya ngejelasinnya?" ujar Yasmin. "Tak perlu kau perjelas kami sudah tahu kok, nanti Mama yang akan menegurnya sendiri jika dia sudah datang kemari. Kau baik-baik saja kan?" seru Irena dia khawatir jika Yasmin terkejut melihat kebiasaan Rayhan yang kadang kelewat menyebalkan untuknya.

"Jangan seperti itu Ma, bagaimanapun Rayhan juga anak Mama hanya saja dia memang butuh perhatian ekstra dan bersyukur ada Kak Yasmin yang membantu sehingga tidak terlalu berat dalam memantaunya. "Apa yang kau bicarakan Julia, dia tetaplah kakakmu yang brengsek dari dulu kau ingat itu bukan?"

"Ma, aku akan pergi ke rumah pamanku nanti, aku sudah meminta ijin pada Rayhan dan dia pun mengijinkannya."

"Baiklah jika begitu, apa kau perlu ditemani Julia?" tanya Irena. Yasmin menatap Julia sesaat. "Tidak Ma, biarkan saya sendiri saja. yang ke sana. Aku merindukan mereka dan takut jika kelamaan akhirnya malah tidak dapat kembali ke sini nantinya," seru Yasmin.

"Oh iya Mama mau kasih kabar jika Papamu memberi kalian hadiah sebuah apartemen baru nanti kuncinya akan di antar oleh supir ke sini. Baiklah jika kau akan pergi segeralah bersiap dan ingat jangan lupa untuk memberitahukan kami jika ada sesuatu."

Yasmin mengangguk singkat. "Makasih ya Ma." Irena pun tersenyum.

Yasmin mulai bersiap sementara Irena dan juga Julia sudah lebih dulu pergi ke bawah menemui Rayhan.

Irena dan Julia pun tersenyum ketika berada di depan pintu ruang kerja Rayhan.

Ceklek

Dua pasang manusia yang sedang bermain-main pun terkejut tatkala melihat siapa yang datang. "Ma," serunya.

"Rayhan!" teriak Irena yang juga ikut kesal dengan kelakuan anaknya itu. "Kau ingin mempermalukan Mama, berdekatan dengan wanita yang bukan istrimu. Jika Yasmin tahu dia pasti akan sangat malu karena merasa tak bisa memuaskan dirimu!" seru Irena dan Alexa pun keluar dari ruangan tersebut.

"Katakan siapa perempuan tadi kenapa dia ada di sini menganggu pandangan saja!" ucap Irena kesal. "Jangan katakan jika dia adalah kekasihmu yang slama ini kau agung-agungkan itu!" lanjutnya.

"Julia kau temani kakakmu awasi dia jangan sampai dia pergi. Mama akan menghubungi papamu dia harus tahu yang sebenarnya terjadi!" ucap Irena.

"Ma, tidakkah kau memaafkan diriku, dia kesini karena aku yang memintanya bukan karena dia datang sendiri jadi kesalahannya ada padaku Ma, dan tolong jangan bawa-bawa Papa ke sini karena Rayhan tidak suka dengan cara berpikirnya itu," seru Rayhan membuat Irena bertambah kesal.

"Tidak, sekali tidak tetap tidak! Aku akan meminta Papa untuk membuat peraturan baru dan jika wajahnya masuk ke sini dia akan langsung terblokir dari sini, kau pikir kau siapa seenaknya membuat peraturan baru sendiri tanpa meminta izin pada papamu!"

"Maafkan Ray Ma, sudahlah bicara apapun pasti akan tetap salah jika itu depanmu, lebih baik aku yang mengalah!"

"Bagus itu lebih baik, Mama juga capek debat denganmu jangan bilang jika kau juga pelit terhadap dirinya."

Julia terkekeh mendengar penuturan mamanya jika selama ini kakaknya Rayhan sangat pelit apalagi terhadap istrinya sendiri. "Katakan pada Mama dan tolong kau juga harus jujur pada Mama! Apa kau juga bersikap seperti itu terhadap istrimu? Kau pelit dan tak mau berbagi dengannya?"

Rayhan terdiam bagaimana harus menjelaskan pada Irena mamanya.