Rayhan pulang ke rumahnya dengan kesal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam dan lampu rumahnya masih menyala dengan terangnya.
Dengan cepat Rayhan masuk ke kamarnya namun tak dilihatnya Yasmin di sana. "Kemana dia kenapa tak terlihat sama sekali?" gumam Rayhan kemudian menuju ke taman samping rumahnya dilihatnya Yasmin tengah duduk menatap ke arah langit menikmati bintang yang bertaburan di sana.
"Kenapa tak segera tidur? Apakah kau tak merasa dingin berada diluar dengan pakaian tipis seperti itu?" seru Rayhan membuat Yasmin terkejut dia berpikir jika suaminya takkan pulang ke rumah karena sibuk dengan pekerjaannya namun faktanya saat ini dia ada di sampingnya.
"Apakah kau sudah makan malam?" seru Yasmin membuat Rayhan terkekeh mendengar perkataan istrinya tersebut. "Sekarang sudah malam tentu saja aku sudah makan malam. Aku sangat merindukanmu maka dari itu aku segera pulang dan kemari. Ayo kita ke kamar."
Tanpa menunggu jawaban dari Yasmin, Rayhan langsung membawa wanita itu ke ranjangnya dan dengan tergesa-gesa membuka pakaian istrinya tersebut.
Yasmin dapat merasakan sensasi berbeda dari apa yang dilakukan oleh Rayhan, hentakan demi hentakan membuat Yasmin terkejut karena Rayhan kembali terlihat berbeda. Beberapa hari yang lalu dia memperlakukannya dengan lembut tapi kali ini dia kembali seperti pertama kali rayhan menyentuh dirinya, begitu kasar namun sensasi nikmat begitu terasa.
"Apa yang kau pikirkan huh?" bisik Rayhan membuat Yasmin kembali tersentak. "Tidak ada, aku tidak sedang memikirkan sesuatu." Rayhan tidak serta merta percaya pada ucapan Yasmin.
"Jangan berbohong, aku tahu kau sedang memikirkan hal lain." Rayhan kembali bergerak di bawah sana dia pun merasakan hal yang berbeda pada diri Yasmin. "Kenapa kau semakin membuatku tergila-gila."
"Argh...!" Rayhan melakukan pelepasannya berbeda dengan Yasmin yang hanya terdiam melihat apa yang ada di depannya. Rayhan suaminya kenapa begitu sexy saat ini.
"Kenapa kau melihatku seperti itu hem?" seru Rayhan menarik selimutnya hingga ke atas menutupi tubuh Yasmin.
"Jangan katakan jika kau terpesona dengan ketampananku!" seru Rayhan.
"Kau terlalu percaya diri sekali."
"Tapi benar bukan dengan apa yang aku katakan itu, jika kau terpesona denganku," seru Rayhan membuat Yasmin memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Kau sangat cantik dan aku merasa telah mengenalmu lebih lama dari ini, tapi entah di mana aku pun sedang mencoba mengingatnya."
"Benarkah?" ucap Yasmin tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rayhan.
"Tidurlah, aku akan akan mandi lebih dulu." Rayhan mengecup kening istrinya dan segera pergi ke kamar mandi dalam keadaan naked.
Keesokan harinya Rayhan dikagetkan dengan kehadiran seseorang yang sedang dia hindari. Alexa datang ke rumah tanpa memberi kabar terlebih dahulu padanya.
"Sedang apa kau di sini dan darimana kau tahu alamat rumahku yang baru?" seru Rayhan kesal karena paginya sudah terganggu dengan kehadirannya.
"Semalam aku membuntuti dirimu dan aku baru yakin jika kau ada di rumah karena aku melihat mobilmu di luar," seru Alexa.
"Katakan ada yang membuatmu kemari, sebelum istriku bangun dan melihatmu ada disini."
"Kau terlambat dia sudah tahu lihatlah ke belakang!" Rayhan pun menoleh ke belakang dan terkesiap melihat Yasmin tersenyum padanya.
"Shit!" umpat Rayhan.
"Ada tamu rupanya kenapa tidak kau suruh duduk Ray?" seru Yasmin membuat Alexa merasa puas karena Yasmin sudah menerima kehadirannya di rumahnya.
"Iya dia teman kerja, sebaiknya kita ke ruangan kerjaku kita bahas semuanya di sana." Rayhan membawa Alexa ke ruang kerjanya. Yasmin pun membiarkan mereka berdua karena dia tak pernah berpikir buruk tentang keadaan Rayhan.
Yasmin sarapan sendirian dengan santainya tanpa mengetahui apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh suaminya dan juga tamunya itu.
"Nona ada telepon dari Nyonya besar Irena." sang pelayan memberikan telepon rumahnya pada Yasmin.
"Terima kasih," seru Yasmin.
"Hallo ada apa Ma, tumben menelponku pagi-pagi sekali. Apakah ada sesuatu yang penting sekali?"
"Iya kau benar, Mama beberapa kali menelpon Rayhan namun tak ada jawaban kemana dia?"
"Oh, dia sedang ada tamu Ma, dan sekarang ada di ruang kerjanya."
"Sepagi ini siapa yang datang ke rumah bukankah kalian baru pindah apakah dia memberitahukan alamat rumahnya pada orang lain? Bahkan kami sama sekali tak pernah bicara pada orang lain mengenai alamat baru rumah kalian. Katakan siapa nama tamu itu sayang?"
"Alexa Ma, apa mama kenal dengannya?"
"Apa Alexa?" Irena terkejut bukan kepalang bagaimana wanita itu bisa tahu alamat putranya apakah dia membuntutinya.
"Sayang bolehkah Mama minta tolong, coba kau cek ke dalam ruangan itu apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana."
"Ruangannya tertutup rapat Ma, apakah boleh aku masuk ke dalam sana?"
"Tentu saja boleh lekas kau masuk dan cek keadaan di sana. Jika ada sesuatu segera kabari Mama."
"Baiklah Ma, Yasmin mengerti sampai jumpa."
Klik.
Dengan perlahan Yasmin mengendap masuk ke ruangan kerja Rayhan.
"Eugh, cepat sedikit sayang aku akan sampai. Yah begitu eugh! kau benar-benar bisa memenuhi hasrat ku Ray," seru Alexa seketika Rayhan menarik miliknya dan memuntahkannya di atas perut Alexa yang membuatnya bingung karena biasanya Rayhan akan dengan santainya membuang semua di dalam miliknya.
Yasmin menutup mulutnya dengan kedua tangannya melihat bagaimana keadaan di dalam sana, padahal baru beberapa jam Rayhan melakukannya bersama dirinya dan sekarang wanita lain yang ada di bawah kungkungan Rayhan bukankah ini sungguh luar biasa. Apakah dia memang menyakiti hati Yasmin dengan sengaja.
Yasmin segera keluar dari ruangan tersebut dan keluar dari rumah berlari sekencang-kencangnya dan tak peduli dengan keadaannya sendiri. Yasmin menjauh dari rumah itu dan tak ingin kembali lagi jika mengingat pergumulan panas yang dilakukan oleh Rayhan.
Merasakan lelah Yasmin pun berjalan pelan hingga sebuah mobil menghampirinya.
"Ternyata kau di sini?" seru Bryan membuat Yasmin terkejut karena kehadirannya di sini bagaimana dia tahu jika dia pergi dari rumah.
"Kau tak perlu bingung karena Mama yang menyuruhku untuk pergi menemui dirimu dan pelayan di rumah bilang kau keluar setelah masuk ke ruang kerja kakakku. Apa yang terjadi?"
Yasmin pun menceritakan apa yang baru saja terjadi dari awal mula hingga kejadian terakhir kali dia melihat semuanya. Bryan pun cukup mengerti apa yang sedang dirasakan oleh Yasmin saat ini.
"Ikutlah denganku aku akan membawamu ke tempat yang setidaknya melupakan semua itu walaupun sesaat." Bryan menarik tangan Yasmin masuk ke mobilnya.
Ternyata Bryan membawanya ke apartemennya. "Minumlah!" seru Bryan memberikan segelas wine pada Yasmin.
Yasmin menyesapnya perlahan, dia ingin melupakan apa yang baru saja dilihatnya. "Bolehkah aku memintanya lagi?" seru Yasmin.
"Tentu saja sayang," ucap Bryan memberikan lebih padanya hingga membuatnya setengah mabuk.
"Kau tahu cara membalas sakit hati hanya dengan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan padamu, ayo ikut denganku dan kita balas perlakuan Rayhan padamu," bisik Bryan dan Yasmin hanya mengangguk menuruti permintaan Bryan adik iparnya tersebut masuk ke kamarnya.