Chereads / Rahasia sang Milyader / Chapter 16 - Pindah rumah

Chapter 16 - Pindah rumah

Abraham marah terhadap Rayhan karena tak bisa menjaga perasaan Zoya istrinya meskipun Zoya tak melihatnya secara langsung tapi Abraham sangat malu jika sampai Zoya mengetahui bagaimana Rayhan yang sebenarnya. Abraham yakin jika cepat atau lambat Zoya pasti akan mengetahuinya hanya saja Abraham tak ingin Zoya mengetahuinya sekarang, dia berpikir waktunya belum tepat.

"Papa tak mau tahu yang ingin Papa pastikan hanyalah kau Rayhan kau itu anak sulung Papa harusnya kau bisa berpikir dewasa, Papa tidak memintamu menjadi yang terbaik hanya ingin kau tidak banyak tingkah. Apakah kau mau mempermalukan Papa jika sampai orang di luar tahu semua kelakuan kamu yang sebenarnya!" teriak Abraham mengebrak meja membuat Irena terkejut.

"Sudahlah sayang, kau tak perlu terlalu keras padanya, Rayhan apakah kau sudah memberitahukannya untuk tidak lagi datang kemari?" tanya Irena memandang anaknya merasa kasihan.

"Sudah Ma, Ray sudah bicara padanya," sahut Rayhan tertunduk dia tak berani terhadap Mamanya tapi dia kepada Abraham dia justru memberontak tak suka dia dikekang olehnya.

"Bagus, kau ajaklah istrimu pergi ke rumah baru yang diberikan Papamu sebagai hadiah pernikahan kalian. Mama harap kau bisa menerimanya dengan baik, ingat dia adalah istrimu sudah selayaknya kau memperlakukannya dengan baik, jika sampai kami mendengar pengaduannya atau orang suruhan Mama melaporkan sesuatu yang buruk maka Mama yang akan turun tangan menangani semuanya."

"Ayo Pa kita pulang dulu, tidak baik meneriaki anak terus karena tidak baik buat kesehatan jantungmu!" seru Irena merangkul pinggang Abraham segera keluar dari ruangan Rayhan.

Rayhan terduduk di kursi kerjanya, apa yang sebenarnya sedang terjadi kenapa kedua orang tuanya begitu mengistimewakan istrinya tersebut. Tidak dipungkiri olehnya jika Yasmin memang cantik dan juga baik, namun Rayhan tidak memiliki cinta untuknya lebih tepatnya belum memiliki rasa yang lebih kepada wanita itu hanya untuk sekedar kepuasan seksnya saja Rayhan merasa dia memang berbeda dari wanita yang selama ini sering ditemui olehnya dan Rayhan juga masih kurang yakin jika wanita itu tidak mengincar hartanya sama halnya dengan wanita lain yang sering dekat dengannya.

"Willy, tolong siapkan mobil aku akan pulang ke rumah."

"Oke."

Klik.

Rayhan segera keluar dan bergegas menuju kamarnya di hotel ini dia akan segera mengajak Yasmin pulang daripada dia di sini dan akan diinterogasi oleh seluruh keluarganya.

"Sedang apa kau di sana?" seru Rayhan melihat istrinya sedang berdiri di balkon. Yasmin pun menoleh mendengar perkataan dari Rayhan.

"Tidak ada aku hanya sedang melihat pemandangan di luar. Kenapa kau ke kamar lebih cepat apakah ada sesuatu yang tertinggal di sini?" ucap Yasmin.

"Kau bersiaplah kita pindah dari sini," seru Rayhan.

"Eh, pindah?" Yasmin bingung dengan ajakan Rayhan untuk pindah karena Rayhan tidak memberitahu dirinya sebelumnya.

"Ya kita pindah, kau tak perlu membawa barang-barang karena di sana sudah disiapkan oleh Mama."

"Mama?"

"Iya Mama yang telah menyiapkan semuanya demi menantu tercintanya ini dan semoga kau suka dengan pilihannya. Ayo kita berangkat!"

Rayhan menarik tangan Yasmin keluar dan membawanya pergi menuju rumah barunya.

Sesekali Willy melirik ke belakang melihat Rayhan dan juga Yasmin yang terlihat masih canggung satu sama lain.

"Apa kau tidak memiliki kegiatan lain selain melirik ke belakang Willy?" seru Rayhan yang memergoki asistennya itu sedang melirik padanya. Willy hanya tersenyum menanggapi perkataan Rayhan dan kembali fokus pada jalanan.

Dua puluh menit dilalui dengan baik dan mereka bertiga pun sampai pada sebuah rumah mewah bergaya klasik Eropa. Rayhan melirik pada Yasmin tak ada tanda-tanda jika istrinya akan terkejut dengan apa yang ada di depannya tersebut.

Rayhan dan Yasmin pun masuk ke rumah tersebut disusul oleh Willy di belakang mereka. "Selamat datang Tuan dan Nona muda kami yang akan melayani kalian di sini," seru kepala pelayan pada kedua pengantin baru tersebut.

"Oh terima kasih bibi," ucap Yasmin tersenyum. Rayhan masih belum mengalihkan pandangannya pada Yasmin yang seakan cuek dengan keadaan sekitarnya seakan-akan dia telah terbiasa dengan semua itu.

Yasmin duduk tanpa menunggu apapun dia teramat lelah dengan segala pemikirannya dia ingin segera bertemu dengan paman dan bibinya namun kenapa Abraham melarangnya.

"Kenapa kau murung dan seakan tidak bahagia dengan semua ini, apakah ini semua kurang mewah dari apa yang kau pikirkan?" seru Rayhan menatap tajam ke arah Yasmin.

"Apa maksudmu?" seru Yasmin tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Rayhan suaminya.

"Ya karena semuanya tidak sesuai dengan ekspektasi misalnya," ucap Rayhan mengedikkan bahunya memainkan alisnya.

"Asalkan kau tahu aku pernah menikmati lebih dari ini, jadi jangan kau kira aku gila akan kemewahan!" seru Yasmin membuat Rayhan pun terdiam seketika.

"Siapa dia sebenarnya kenapa aku tak tahu asal usulnya lebih detail," gumam Rayhan dalam hati.

"So kenapa kau tinggal bersama dengan pamanmu itu sedangkan kau bisa menikmati kemewahan itu?" seru Rayhan.

"Kau dengar ya, tidak semua yang dimiliki oleh kita itu akan abadi. Apapun bisa saja terjadi dan tak selamanya pula kau akan berada di atas ada kalanya kau pasti akan berada di bawah dan akan terpuruk dengan apa yang sedang menimpa dirimu. Bibi di mana kamarku aku ingin ke kamar!" seru Yasmin.

"Ayo Nona saya antar sekarang!" Bibi pun mengantarkan Yasmin ke atas menuju kamarnya.

Rayhan dan Willy pun saling pandang, Willy mengedikkan bahunya. "Kau selidiki siapa dia? Kenapa aku justru curiga padanya, apakah dia adalah seseorang yang benar-benar layak untukku?" seru Rayhan.

"Baiklah, tapi kau harus memberikan bonus padaku karena ini adalah pekerjaan diluar kontrak jadi pasti ada double bonusnya bukan?" seru Willy tersenyum menyerigai membuat Rayhan mendengus kesal.

"Baiklah aku pasti akan mentransfer lebih nantinya asal kau dengan segera mengetahui asal usul gadis itu." Willy pun kembali menaikkan alisnya. "Gadis?" ucap Willy mengulang perkataan bosnya. "Ya gadis itu kenapa memang?" sahut Rayhan. "Kau yakin dia masih gadis dan kau sama sekali belum menyentuhnya?" seru Willy membuat Rayhan pun menyerigai kemudian.

"Kau pasti akan terkejut mendengarnya," bisik Rayhan membuat Willy menjadi penasaran karena Rayhan tak melanjutkan perkataannya.

"Apa yang akan membuatku terkejut Ray?" tanya Willy jika dia sudah menyebut nama maka dia akan berperan sebagai seorang sahabat untuk Rayhan.

"Dia itu terlalu sexy dan juga ...."

"Tolong!" teriak Yasmin membuat Rayhan dan juga Willy berlari menuju kamarnya Yasmin.

"Apa yang terjadi?" ucap Rayhan khawatir melihatnya sedang berdiri di atas ranjang.

"Ada kecoa di bawah, tidak bukan itu aku tidak tahu apa namanya tolong kau usir dia!" seru Yasmin membuat Rayhan dan Willy mengeceknya ke bawah. "Tidak ada apapun, kau tahu!" seru Rayhan. "Jika nanti dia datang lagi kau tinggal bilang pada bibi biar dia yang mengusirnya," seru Rayhan.

"Willy ayo kita balik ke kantor!" lanjut Rayhan meninggalkan Yasmin sendirian.

"Ray kau belum meneruskan perkataanmu tadi?"

Rayhan pun tersenyum mendengar perkataan Willy. "Kau sangat ingin tahu?"