Chereads / Rahasia sang Milyader / Chapter 10 - Kedatangan sang adik

Chapter 10 - Kedatangan sang adik

Apa yang akan kau lakukan jika berada satu ranjang dengan wanita yang cantik lagi sexy. Bryan terlihat gugup dan canggung karena saat ini dia sedang berada satu ranjang dengan Yasmin.

Soalan steak Wagyu bisa dia atasi dan sekarang masalah ranjang, besok apalagi? Katakan ini bukan kesalahannya tapi ini adalah kebodohan sang Kakak yang begitu bodoh memberikan istrinya pada dirinya. Padahal dia tahu Yasmin adalah wanita yang sempurna jika Rayhan bisa melihatnya lebih dekat dan bisa melupakan yang namanya Alexa wanita yang selama ini menempeli dirinya dan membuat marah Papanya Abraham karena dia bukan wanita baik-baik. Abraham menilainya hanya sebagai wanita yang materialistis, gila harta dan juga kekuasaan.

Tangan Yasmin melingkar di pinggang Bryan dan dengan perlahan tangannya mengusap dada bidang miliknya membuat Bryan merasakan sensasi tersendiri baginya karena ini adalah hal pertama yang baru dia lakukan dengan seorang wanita.

"Apa kau tak menginginkannya?" bisik Yasmin membuat Bryan merasakan hal yang tidak seperti biasanya, apakah dia jatuh cinta pada istri kakaknya?

"Aku hanya sedang lelah saja sayang," sela Bryan apakah dia harus menyesali keputusannya menerima tantangan dari Rayhan kemarin karena sekarang dia sendiri terjebak dalam gairahnya sendiri.

"Baiklah jika begitu, aku akan istirahat. Good night!" ucap Yasmin memalingkan tubuhnya ke samping berlawanan dengan Bryan.

Dengan cepat Bryan menarik tubuh Yasmin ke dalam pelukannya. "Aku menginginkanmu sayang," bisik Bryan persetan dengan Kakaknya Rayhan salah sendiri dia menyerahkan istrinya padanya. Bryan adalah laki-laki normal yang tak mungkin tak tergoda melihat keindahan yang ada di depannya saat ini.

Bryan melumat bibir milik Yasmin dengan intens dan penuh kelembutan. Bryan bangkit dan menindih tubuh Yasmin membuka lingerie yang dipakainya. Sama halnya dengan Yasmin dia pun tak ingin berdiam diri beberapa kali melakukannya bersama dengan Rayhan membuat wanita itu sedikit lebih pintar dari yang lainnya.

Yasmin melihat Bryan yang hanya memakai boxer ketat membuat junior miliknya terlihat begitu jelas. Bryan pun tersenyum dan kembali melumat bibir Yasmin dan meremas kedua payudaranya bergantian membuat Yasmin melenguh merasakan nikmat yang tidak biasanya. Bryan terus mencium setiap inci tubuh Yasmin hingga pada intinya. Yasmin merasa sangat tidak tahan dengan apa yang dilakukan oleh Rayhan. Melihat Yasmin yang seakan sudah tidak tahan lagi membuat Bryan segera membuka boxer miliknya hingga keluarlah juniornya.

"Aku akan melakukannya dengan perlahan." seru Bryan membuat Yasmin merona mendengarnya.

Bryan pun memasukkan juniornya membuat Yasmin terkejut karena merasa milik suaminya berbeda dari sebelumnya. "Kenapa milikmu semakin besar Ray? Kau tidak meminum obat-obatan kan?" bisik Yasmin. Bryan tersenyum puas karena pujian dari Yasmin.

Bryan mulai bergerak menghentakkan miliknya ke dalam diri Yasmin. Ada perasaan yang aneh yang dirasakan oleh Yasmin kali ini suaminya memperlakukannya dengan lembut tidak seperti biasanya yang selalu kasar dan liar.

"Kau benar-benar membuatku gila sayang!" bisik Bryan, Yasmin hanya tersenyum mendengarnya.

Kegiatan panas yang mereka lakukan hampir tiga jam membuat keduanya kelelahan.

"Istirahatlah," seru Bryan seraya mengecup kening Yasmin yang tengah kelelahan.

Bryan pun tersenyum dan mengakhiri semuanya dengan bahagia. Bagaimana tidak dia menang banyak dari Kakaknya dan semoga dengan ini dia bisa dekat dengan iparnya meskipun dirinya harus menjadi Rayhan sekalipun.

Berbeda dengan suasana rumah Abraham karena hari ini anak bungsunya Julia akan pulang dari London. "Memangnya jam berapa dia akan sampai Pa?" seru Irena yang sedang menyusun sarapan untuk menyambut putrinya tersebut. "Papa rasa satu atau dua jam lagi karena Willy sudah mengkonfirmasi jika Julia akan terbang jam delapan."

"Pa, Ma, aku datang!" teriak suara seorang gadis cantik berambut hitam pekat sebahu. "Kau sudah datang sayang, kenapa tidak bersama dengan Willy?" ujar Abraham. "Duh Papa kayak gak tahu aja bagaimana dia, dia pasti sibuk bersama dengan Kak Rayhan." Abraham membenarkan perkataan putrinya itu memang Willy sengaja dia tempatkan bersama dengan Rayhan agar dia bisa memantau kelakuan anak sulungnya yang terkadang sulit untuk dikontrol olehnya.

"Ayo kita sarapan lebih dulu kau pasti lapar bukan, karena habis melakukan perjalanan jauh." Irena segera menyiapkan sarapan untuk anaknya nasi goreng spesial dengan tambahan daging domba khas, entahlah kesukaan anaknya yang satu ini serba spesial dari kedua kakaknya.

"Ma, apakah aku bisa bertemu dengan istrinya Kak Rayhan nanti?" seru Julia. "Tentu saja sayang kau bisa langsung bertemu dengannya nanti setelah semuanya siap, karena dia masih tinggal di suite room hotel tempat kakakmu bekerja karena kakakmu tak ingin bolak balik rumah ke hotel."

"Tapi sepertinya aku akan memberikannya apartemen atau rumah baru buat mereka karena aku tidak tega jika harus membiarkan Yasmin merasa tak nyaman dengan keramaian tempat itu. Papa juga ingin memberikan ketenangan buat menantu Papa," seru Abraham.

"Papa ini jangan berlebihan padanya Pa, Mama tahu Papa menyayangi dia tapi aku rasa jika Papa berlebihan seperti itu bisa-bisa Rayhan akan curiga pada Papa nantinya."

"Memang ada apa Ma, apakah kalian menyembunyikan sesuatu di belakangnya Kak Rayhan?" seru Julia membuat Abraham dan Irene saling pandang. "Maafkan Papa Nak, nanti jika sudah waktunya pasti kau akan mengerti kenapa kami melakukan ini padanya dan kami harap kau tidak mengatakan apapun padanya hingga waktunya tiba nanti. Kau mengerti?" ujar Abraham. "Baik Pa, aku merahasiakan ini darinya, bagaimana dengan Kak Bryan kemana dia kenapa tidak terlihat?" Julia mencari-cari sosok kakaknya yang sangat humble dan juga humoris tidak seperti Rayhan yang dingin dan terkesan menyebalkan itu.

"Ada apa kau mencari diriku apa kau merindukan diriku?" ujar Bryan datang dari arah pintu utama.

"Darimana saja kau kenapa tidak terlihat dari kemarin siang?" seru Irena anak laki-lakinya yang satu ini memang selalu saja terlihat misterius buatnya, bahkan ketika semua keluarganya berkumpul di rumah dia justru menghilang tanpa kabar dan tentu saja itu karena Rayhan yang kadang membuat masalah dan dirinya yang harus menyelesaikannya.

"Aku kemarin di kantornya Kak Ray seharian trus balik ke apartemen dan tidur di sana Ma, apa Mama perlu pasang pelacak di tubuhku agar Mama bisa selalu melihat keberadaan ku setiap saat," seru Bryan terkekeh.

"Tidak lucu Bryan kau sudah dewasa sudah waktunya juga kau menyusul Rayhan menikah dengan gadis yang benar-benar baik dan juga tidak boleh seperti Alexa Papa tidak suka dengannya kau mengerti bukan maksud kami?" seru Abraham.

"Iya Pa nanti Bryan akan cari gadis manis seperti yang diharapkan oleh Papa dan juga Mama," ujar Bryan tersenyum miris mengingat keadaannya sendiri.

"Sudahlah Pa jangan terlalu memaksanya karena bagaimanapun dia tidak liar seperti kakaknya jadi masih bisa dia dikontrol olehmu bukan?" ujar Irena dia tahu bagaimana keadaan putra kesayangannya itu maka dia tak ingin jika Bryan terlalu dipaksakan untuk melakukan sesuatu yang sama sekali tak dia sukai.

"Tetap saja Papa punya rencana terbaik untuknya," seru Abraham membuat Bryan tercengang karena dia tak ingin melakukan hal yang Abraham perintahkan padanya.