Chereads / SWITCH LIFE / Chapter 45 - Maaf

Chapter 45 - Maaf

Rei alias Agatha saat ini sedang berdiri di depan pintu apartemen Luo. Tampak gurat keraguan di wajahnya untuk melangkah maju, masuk ke dalam unit apartemennya. Ini kali pertama, Rei memiliki hubungan dengan lawan jenis. Rei memang sangat kecewa dengan apa yang Luo lakukan ke padanya. Tapi Rei bisa apa? Toh semua ini karena Agatha yang memiliki sifat negative di masa lalu dan membuat Luo berprasangka buruk ke padanya.

"Aku ragu untuk masuk, jika aku kembali ke panti. Aku akan mendapatkan amukan Tere dan dia akan mengatai aku habis-habisan. Tidak seharusnya aku lari dari masalah, tapi aku ragu untuk bersama dengan Luo jika dia terus seperti ini." Kata Rei pada dirinya sendiri,"tapi hanya Luo yang bisa melindungi aku sekarang, karena aku Agatha Gianina, bukan Rei" gumamnya lirih.

Rei bergerak gelisah di depan pintu. Pikirannya terlalu kalut saat ini. Ntah mengapa, keberaniannya tiba-tiba sirna dan menciut begitu saja,

"Bodoh! Kenapa aku jadi begini sih!" maki Rei pada dirinya sendiri,

"Agatha!" panggil Naraka yang membuat Rei menoleh ke arah suara yang memanggil namanya, tampak Naraka yang kini setengah berlari ke arahnya sembari membawa beberapa paper bag di tangannya,"akhirnya kamu datang juga! Terima kasih Agatha, kamu memang dewi penyelamat kami" ungkap Naraka dengan senyum yang merekah di bibirnya,

"Eh-, Kak Naraka. Dari mana?" tanya Rei berbasa-basi, membuat Naraka mengernyitkan dahinya,

"Aku habis membeli beberapa menu makan siang untuk Luo. Sepertinya dia tidak menyukai sandwich buatan aku tadi pagi, jadi aku memutuskan untuk membeli beberapa menu makan siang untuknya. Karena Luo tidak makan apapun dari kemaren. Dia hanya minum saja" jawab Naraka panjang lebar, membuat Rei merasa bersalah dan menundukkan wajahnya,

"Eh! Jangan merasa bersalah seperti itu. Luo hanya sedang tidak lapar saja" hibur Naraka yang kini panik dengan ekspresi Agatha, Naraka takut Agatha akan berubah pikiran dan pergi meninggalkan apartemennya lagi.

"Apa Luo kenyang dengan minum air?" tanya Rei polos, membuat Naraka menggaruk pelipisnya gatal,

"Em, maksudnya gimana? Kok aku bingung ya?" tanya Naraka kikuk,

"Kata Kakak, Luo kenyang dengan minum saja. Memangnya selain minum air, Luo minum susu?" tanya Rei yang semakin penasaran dengan apa yang Naraka bicarakan tentang Luo ke pada dirinya, setidaknya Rei bisa menyediakan air atau susu untuk Luo nantinya.

"Bukan! Bukan air atau susu. Tapi wine" jawab Naraka,

"Wine? Bukannya itu minuman yang bisa membuat kita mabuk?" tanya Rei polos,

"Astaga! Kamu benar-benar polos atau otakmu tertinggal di MRT sih Agatha!"

"Hmm, aku beneran nggak tau Kak!" jawab Rei bersungguh-sungguh,

"Yasudahlah! Kita segera masuk saja. Ayo! Aku tidak ingin kamu berubah pikiran dan membuat aku dalam kesulitan" putus Naraka yang kini menggandeng tangan Rei untuk segera masuk ke dalam apartemen Luo.

**

Naraka segera meletakkan paper bagnya di atas meja makan, sementara Rei masih setia berdiri di balik pintu ruang tamu apartemen Luo. Membuat Naraka hilang kesabaran. Naraka menghampiri Agatha yang tampak seperti patung baginya,

"Hei, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu hanya diam saja?" tanya Naraka,"sana masuk! Luo ada di dalam kamarnya. Aku rasa, kamu juga ingin segera bertemu dengannya bukan?" cecar Naraka yang kini menatap Agatha dengan intens,

"Aku-, aku takut nanti Luo-"

"Luo tidak akan meminta kamu pergi. Percaya padaku. Ayo masuk!" kata Naraka meyakinkan Rei agar segera masuk ke dalam kamar Luo. Naraka menghela nafas panjang. Berusaha sabar, dengan sepasang kekasih yang membuatnya naik darah. Naraka segera menarik tangan Agatha dan membuka pintu kamar Luo. Sedikit mendorong tubuh Agatha, agar masuk ke dalam kamar Luo dan segera menyelesaikan permasalahan mereka berdua.

"Hei! Tunggu, aku kan-" protes Rei yang kini tengah berada di dalam kamar Luo dan bergerak untuk keluar dari dalam ruangan itu, sayangnya kekuatan Naraka lebih besar. Sehingga Rei terperangkap di dalam kamar Luo. Naraka menggunakan kesempatan itu, untuk mengunci Agatha dan Luo di dalam sau ruangan yang sama.

"Kalian selesaikan saja dulu dengan tenang. Aku akan pergi beberapa menit, setelah kalian berdua baikan. Aku akan membukakan pintunya!" kata Naraka yang kini bergerak menjauh dari pintu kamar Luo.

Rei hanya bisa pasrah. Menatap pintu yang kini telah tertutup rapat. Rei membalikkan badannya, tampak kamar Luo yang berbalut dengan gelap. Tirai kamarnya dibiarkan tertutup, sehingga tidak ada cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangannya. Rei bergegas membuka tirai kamar Luo, dia tidak suka dengan ruangan yang gelap.

"Apa yang dia lakukan saat aku tidak ada? Kamarnya sangat pengap!" gerutu Rei yang kini mulai berbenah,

Cahaya matahari yang masuk dari balik jendela besar di kamar Luo, membuat Rei dapat melihat betapa berantakannya kamar Luo saat ini. Banyak botol-botol wine dan alcohol yang Rei tidak tau merek apa saja, serta beberapa bungkus rokok serta putung rokok yang berserakan di meja serta lantai kamar Luo.

"Wah! Hebat sekali dia. Bisa kenyang dengan benda-benda seperti itu!" omel Rei,

Rei mulai membersihkan ranjang Luo yang tampak berantakan, kemudian dia mengambil botol-botol kosong dan memasukkannya ke dalam kresek hitam yang berukuran besar. Setelah urusan dengan botol beres. Rei bergegas memungut, putung rokok yang berserakan serta membuang beberapa pack bungkus rokok yang masih berisi dan kosong. Setelah puas dengan hasil kerja kerasnya, Rei berusaha membuka pintu kamar Luo untuk mengambil sapu dan lap untuk membersihkan meja dan lantai.

"Oh iya! Aku lupa sedang dikunci di dalam kamar ini" gumam Rei, melupakan sosok Luo yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.

Luo yang melihat keberadaan Agatha, tanpa berpikir panjang segera menghampiri Agatha. Memastikan keberadaan Agatha yang tampak nyata di hadapannya,

"Aku merindukanmu, Gatha" ungkap Luo yang kini memeluk tubuh Agatha erat dari belakang, mengabaikan lilitan handuk di pinggangnya. Membuat Rei alias Agatha dapat merasakan dinginnya tubuh Luo yang telah basah karena air dingin di dalam kamar mandi.

"Em, kamu-"

"Jangan bergerak! Aku tidak ingin kamu pergi lagi. Aku minta maaf. Aku terlalu egois untuk mengakui perasaanku padamu. Aku terlalu cemburu, Gatha. Maafkan aku" ungkap Luo membuat Rei panik, karena Luo semakin mengertakan pelukannya.

"Aku-,aku sudah memaafkan kamu. Justru aku yang harus minta maaf, tidak seharusnya aku pergi meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini, tidak seharusnya aku lari. Maafkan aku"

Luo yang mendengar perkataan Agatha, membalikkan tubuh Agatha agar mereka berdua saling bertatap muka. Luo melihat netra Agatha yang teduh, kemudian Luo menempelkan keningnya serta kening Agatha.

"Tidak ada yang perlu aku maafkan dari kamu. Karena kamu tidak salah kekasihku" kata Luo yang kini membuat kupu-kupu di dalam perut Agatha berterbangan.