Dengan tangan gemetar Sheisha mengusap pelan wajah William.
Perlahan kedua mata William terbuka menatap tak berkedip wajah Sheisha.
Mendapat tatapan yang lain dari William, Sheisha merasa ada sesuatu yang terjadi pada William.
"William, kamu sudah sadar sayang? kenapa kamu menatapku seperti itu? apa ada sesuatu yang terjadi padamu?" tanya Sheisha sambil mengusap wajah William.
Beberapa saat William masih dalam kediamannya, selain hanya menatap wajah Sheisha yang begitu dekat dengan wajahnya.
Dan itu semakin membuat Sheisha menjadi cemas dengan keadaan William.
"William ada apa denganmu? katakan padaku! apa yang kamu pikirkan? kenapa kamu menatapku seperti itu?" ucap Sheisha sambil menangkup wajah William yang terlihat begitu lain dari William sebelumnya.
Tatapan mata dan senyuman William yang dulu hangat kini terlihat menjadi sangat dingin dan kaku.
"Kamu siapa? aku tidak mengenalmu?" ucap William dengan tatapan dingin.
"DEG"
Sheisha merasa ada sesuatu yang menghujam di ulu hatinya saat mendengar pertanyaan dari William setelah beberapa jam yang lalu dia merasakan ketakutan akan kehilangan William.
"Apa maksudmu William? aku Sheisha tunanganmu. Apa kamu tidak mengenalku? lihat aku sayang?" ucap Sheisha sambil menggenggam tangan William yang terasa dingin.
"Sheisha? nama kamu Sheisha? aku benar-benar tidak ingat siapa kamu. Jadi kamu tunanganku?" tanya William lagi dengan kening berkerut.
"Ya William, aku Sheisha tunanganmu?" ucap Sheisha dengan kedua matanya berkaca-kaca tidak tahu apa yang terjadi pada William.
"Sheisha, kalau kamu tunanganku pasti kamu tahu apa yang akan terjadi bukan? apa yang terjadi padaku hingga aku berada di sini? apa yang terjadi padaku? ceritakan semuanya padaku. Kenapa aku tidak bisa mengingat semuanya?" ucap William sambil memegang kepalanya.
"Ya Tuhan!! William! apa yang terjadi padamu? apa kamu mengalami amnesia? hingga kamu tidak bisa mengingat semuanya?" tanya Sheisha dalam hati dengan perasaan bersalah.
"Kenapa kamu diam saja Sheisha! ceritakan semuanya padaku!" ucap William mencengkram lengan Sheisha dengan tatapan yang tajam.
Hati Sheisha merasa sakit melihat keadaan William yang di luar dugaannya. William mengalami amnesia. Tapi kenapa Dokter tidak mengatakan apa-apa padanya.
"William, aku pasti akan menceritakan semuanya padamu. Sekarang lebih baik kamu istirahat. Aku akan menemui Dokter sebentar, karena aku rasa kamu mengalami amnesia yang melupakan tentang masa lalumu." ucap Sheisha seraya berusaha melepas pegangan tangan William.
Perlahan William melepas tangannya, kemudian mengusap wajah Sheisha.
"Maafkan aku Sheisha, aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya takut, kenapa aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi padaku. tolonglah aku Sheisha." ucap William seraya menggenggam tangan Sheisha.
"Aku pasti akan menolongmu Will, karena itulah kamu istirahat saja di sini. Aku akan bicara dengan Dokter agar memeriksamu lagi. Aku pasti akan menceritakan semuanya padamu. Kamu tenang saja ya." ucap Sheisha berusaha menenangkan William.
"Baiklah, aku akan menunggumu di sini. Dan cepatlah kamu kembali." ucap William dengan tatapan rumit.
Setelah menenangkan William, Sheisha segera keluar kamar dan menemui Harry yang masuk menunggunya.
"Harry... Harry, kita harus mencari Dokter yang menangani William. Ada sesuatu yang terjadi pada William." ucap Sheisha dengan panik.
"Shee, tenang dulu. Apa yang terjadi? kenapa kamu terlihat panik dan ketakutan?" tanya Harry dengan tatapan penuh.
"William, Harry! sepertinya William mengalami amnesia. Dia sama sekali tidak mengenalku, dan tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Tapi kenapa Dokter tidak mengatakan pada kita kalau William mengalami amnesia? kita harus menemui Dokter sekarang, kita harus menolong William. Aku tidak tega melihatnya seperti ini." ucap Sheisha dengan kedua matanya berkaca-kaca.
"Baiklah. Ayo, kita pergi ke Dokter dan menanyakan tentang hal ini." ucap Harry kemudian menggenggam tangan Sheisha dan membawanya menemui Dokter yang menangani William.
Tiba di ruang Dokter Ruth, Harry dan Sheisha menjelaskan semua yang terjadi pada Dokter Ruth.
Dokter Ruth mendengarkan dengan seksama apa yang di ceritakan Sheisha dan Harry padanya.
"Terus terang setelah mendengarkan cerita kalian tentang William, aku tidak bisa mengambil kesimpulan dengan cepat. Aku harus memeriksanya lebih dulu. Tetapi pada awal pemeriksaan setelah William bangun dari kematiannya, aku tidak menemukan gejala William kalau akan amnesia. Tapi kalian tidak perlu cemas aku akan memeriksanya lagi." ucap Dokter Ruth dengan wajah serius.
"Terima kasih Dokter Ruth, kalau bisa lakukan pemeriksaannya sekarang. Aku sangat mencemaskan keadaan William yang seolah-olah tidak mengenalku dan tidak mengenal dirinya sendiri. Aku merasakan ada perbedaan antara William yang aku kenal dengan William yang sekarang." ucap Sheisha dengan wajah terlihat cemas.
Harry menggenggam tangan Sheisha dengan lembut, berusaha menenangkan hati Sheisha.
"Kamu tenang saja Sheisha, kamu harus yakin William tidak akan apa-apa. Dan semuanya akan baik-baik saja seperti semula." ucap Harry seraya memeluk bahu Sheisha.
Setelah berbincang serius dengan Dokter Ruth, saat itu juga Dokter Ruth memeriksa keadaan William yang masih dalam pengaruh obatnya.
Dengan di bantu dua asistennya, Dokter Ruth memeriksa keadaan William di ruang pemeriksaan khusus.
Hampir satu jam lamanya, Sheisha dan Harry menunggu Dokter Ruth dari ruangannya.
"Ceklek"
Pintu terbuka, tampak William yang berbaring di atas brankar di dorong tiga perawat untuk di pindahkan lagi ke kamar inap.
"Dokter Ruth, bagaimana hasil pemeriksaan William Dok?" tanya Sheisha dengan perasaan was-was.
"Sebaiknya kita bicara di ruanganku saja." ucap Dokter Ruth berjalan ke ruangannya di ikuti Sheisha dan Harry.
"Bagaimana Dokter?" tanya Sheisha dengan wajah serius setelah berada di ruangan Dokter Ruth.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi saat ini pada William. Aku sudah memeriksanya, dan aku tidak menemukan otak sarafnya terluka atau pergeseran sarafnya ataupun penggumpalan darah di kepalanya. Semuanya dalam keadaan baik. Tapi kenapa William tidak bisa mengingat dirinya sendiri dan dirimu?" ucap Dokter Ruth seraya memberikan hasil rontgen kepala William pada Sheisha.
"Lalu apa yang harus kita lakukan Dokter? dan kenapa semua itu bisa terjadi? kalau memang kepala William dalam keadaan baik-baik saja, kenapa William kehilangan memorinya?" tanya Sheisha dengan tatapan berkabut merasa cemas dengan keadaan William.
"Untuk sementara aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Sekarang yang terpenting keadaan William baik-baik saja. Dan kalian bisa menceritakan semua tentang dirinya. Siapa tahu dengan kalian menceritakan siapa dirinya dan apa yang terjadi, memori William akan kembali lagi." ucap Dokter Ruth memberi saran pada Sheisha dan Harry.
"Baiklah Dokter, terima kasih atas penjelasan dan sarannya. Aku dan Harry akan berusaha mengembalikan memori William yang mungkin hilang." ucap Sheisha sambil menganggukkan kepalanya kemudian bangun dari tempatnya.
"Terima kasih atas semua bantuannya Dokter." ucap Harry dengan tersenyum kemudian menggenggam tangan Sheisha dan keluar dari ruangan Dokter Ruth.
"Sekarang apa yang kita lakukan Harry? bagaimana aku mengawali hubunganku dengan William?" ucap Sheisha sambil memegang keningnya.
"Kamu tidak perlu mencemaskan apa-apa Sheisha. Walau William mengalami amnesia, hatinya tetap milikmu dan pasti akan mengingat semuanya tentang hubungan kalian. Sekarang kita temui William dan menceritakan semuanya." ucap Harry seraya mengusap wajah Sheisha dengan penuh rasa sayang.