"Aku tidak percaya padamu! aku tidak pernah percaya lagi padamu!! kamu tidak mencintaiku lagi! cepat kamu pergi dari sini! kalau tidak aku akan berbuat sesuatu yang tidak pernah kamu inginkan!" ucap William dengan tatapan dalam berjalan ke arah Sheisha dan mencengkeram lengan Sheisha dengan kuat.
Dengan perasaan marah, William membawa paksa Sheisha ke kamarnya dan menghempaskannya ke tempat tidur.
Sambil melirik sinis William berjalan ke arah pintu dan secara mengunci pintu kamar.
"Kamu tahu apa yang akan aku lakukan padamu? aku akan memilikimu seutuhnya Sheisha! Aku tidak akan memberikan kesempatan Harry untuk merampas milikku." ucap William dengan tatapan tak berkedip saat berada di dekat Sheisha.
"Apa yang kamu katakan Will? apa maksudmu dengan ucapan sepeti itu!!" ucap Sheisha dengan wajah ketakutan, merasakan benar kalau William telah kehilangan jati dirinya.
Dengan cepat Sheisha bangun dari tempatnya untuk keluar dari kamar, namun tangan kuat William mencekalnya dengan kuat.
"Kamu mau ke mana Sheisha! kamu tidak bisa pergi dariku!! kamu adalah calon istriku, mau tidak mau kamu harus melayaniku." ucap William menarik lengan Sheisha dan menariknya dalam pelukannya.
"William apa yang kamu katakan!! kita belum menikah! bagaimana aku bisa melayanimu Will!! ini salah William, sadarlah Will! kenapa kamu jadi seperti ini!!" teriak Sheisha sambil memberontak dan seketika itu juga sebuah tamparan beberapa kali melayang di pipinya.
"Kenapa kamu memberontak Sheisha!! kenapa kamu tidak menuruti apa kataku!!" teriak William menarik kasar Sheisha dan menghempaskannya kembali ke atas tempat tidur.
Sambil menatap Sheisha yang meringkuk ketakutan, William melepaskan ikat pinggangnya dan melepas seluruh pakaiannya.
"Ingat Sheisha sebentar lagi kita menikah? kenapa kamu tidak bisa menjadi calon istri yang manis untukku?" tanya William mendekati Sheisha dan menarik kedua tangannya ke belakang dan mengikatnya kuat dengan ikat pinggangnya.
Sheisha menangis dengan posisi meringkuk, sungguh apa yang di takutinya pasti terjadi kalau William kehilangan kesadarannya.
"Tolong lepaskan aku Will, apa yang kamu lakukan ini salah Will. Sadarlah...kamu harus sadar." ucap Sheisha menangis sedih menatap William yang sudah benar-benar berubah.
"Kamu yang menginginkan hal ini Sheisha, bukan aku!! kamu harus menjadi milikku!! karena kamu telah mencoba berselingkuh dariku!" ucap William seraya mendekati wajah Sheisha.
"Jangan lakukan lagi Will, sungguh aku tidak pernah berselingkuh darimu. Aku tidak pernah berpaling darimu Will." ucap Sheisha dengan airmata yang berderai.
"Jangan menyangkal lagi!! Aku tidak akan melakukannya kalau kamu tidak berselingkuh dariku Sheisha! kamu yang telah memaksaku melakukan hal ini." ucap William seraya menampar beberapa kali wajah Sheisha dan hampir mencekiknya.
"Aakkhhh!! sakit Will! ampun.. tolong hentikan! sakit Will... lepaskan aku." jerit Sheisha dalam tangisnya sambil menatap kedua mata William yang merah.
Setelah menampar dan mencekik leher Sheisha, William menindih tubuh Sheisha yang sedang menangis merintih.
Tanpa memberi ampun lagi, William melampiaskan hasratnya dengan menciumi dan menghujani bibir dan leher Sheisha dengan lumatam dan gigitan yang meninggalkan jejak di leher dan di dadanya.
Sheisha berteriak dan merintih kesakitan saat dengan paksa William melebarkan kedua pahanya dan memasukkan miliknya ke dalam lubang milik Sheisha.
"Tolong aku Will.. hentikan..aku tidak mau melakukannya Will, kita belum menikah, tolong lepaskan aku." ucap Sheisha di sela-sela Isak tangisnya.
Mendengar ucapan Sheisha yang mengatakan tidak mau melakukannya, membuat William semakin menggila dengan menekan dan menghentakkan pinggulnya beberapa kali sampai Sheisha menjerit dan berteriak beberapa kali dalam kesakitannya.
Setelah mencapai pada puncaknya dan mengeluarkan semua spermanya di dalam lubang milik Sheisha, William menghentikan aksinya dan berbaring di samping Sheisha yang meringkuk menangis pilu.
Beberapa saat setelah William terbaring, William membuka matanya sambil memegang kepalanya.
Wajah William sangat terkejut dan kedua matanya tak berkedip melihat Sheisha yang menangis meringkuk dengan tubuh tanpa pakaian.
"Sheisha!! apa yang terjadi padamu! dan apa yang terjadi padaku?" tanya William dengan tatapan tak mengerti dengan semua yang di lihatnya. Segera William melepas ikatan tangan Sheisha.
"William.. kamu bertanya apa yang telah terjadi? kamu telah melakukannya Will. Kamu telah mengambil kesucianku." ucap Sheisha menangis sedih.
"Sheisha jangan menangis, maafkan aku. Apa yang telah aku lakukan padamu Sheisha? aku tidak mengingatnya." ucap William dengan pikiran dan hati yang bingung menyelimuti tubuh Sheisha.
Sheisha hanya menangis dalam diam, ingin sekali Sheisha berteriak marah dan meninggalkan William. Tapi Sheisha tahu William saat ini telah kehilangan kendali atas dirinya.
"Sheisha, bicaralah jangan diam saja..aku minta maaf, sungguh aku tidak tahu kenapa semua ini terjadi. Apa yang terjadi padaku." ucap William seraya memegang bahu Sheisha dengan perasaan bersalah.
"Aku sudah berusaha mengingatkanmu untuk tidak melakukannya Will, tapi kamu tidak mendengarkan apa yang aku katakan" ucap Sheisha dengan air mata berlinang.
William menangis memeluk Sheisha dengan sangat hati-hati.
"Aku tidak tahu apa yang telah aku lakukan padamu Sheisha. Tapi kamu percaya kan kalau aku mencintaimu dan sungguh-sungguh ingin menikah denganmu." ucap William dengan sungguh-sungguh seraya mengusap punggung Sheisha dengan pelan.
"Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kenapa kamu tidak mendengarkan aku Will? apa yang terjadi padamu?" ucap Sheisha dengan menangis terisak-isak.
"Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi padaku Sheisha? dan aku juga tidak bisa mengingat apa yang telah aku lakukan padamu." ucap William menangkup wajah Sheisha yang merah dan kedua matanya yang sembab.
"Kamu benar-benar membutuhkan pertolongan Will, beberapa saat yang lalu kamu telah kehilangan kesadaran dan telah merenggut kesucianku." ucap Sheisha dalam tangis.
"Tolonglah aku Sheisha, tolong jangan biarkan aku kehilangan kesadaranku. Aku berjanji padamu kita segera menikah karena kesalahanku ini." ucap William memeluk Sheisha dengan sangat erat.
Sheisha terdiam, menangis lirih berusaha memahami apa yang terjadi pada William.
"Sheisha, kita harus pergi sekarang sebelum aku kehilangan kesadaranku lagi." bisik William seraya mengusap wajah Sheisha yang yang lebam bekas tamparan Bramanto.
"Kita tunggu Harry dulu Will, untuk sementara kamu jangan kemana-mana." ucap Sheisha dengan cemas karena Harry belum datang juga.
"Sheisha, sebaiknya kamu mengikat tanganku agar aku tidak berbuat kasar padamu." ucap William menatap wajah Sheisha dengan tatapan sayu.
"Aku tidak bisa melakukannya Will, sebaiknya kita tunggu Harry di luar." ucap Sheisha dengan airmatanya yang berlinang kembali mengingat apa yang telah terjadi padanya.
"Baiklah Sheisha, biar aku menggendongmu
Kamu pasti kesakitan sekali." ucap William dengan penuh penyesalan.
Sheisha membiarkan saat William mengangkat tubuhnya dan membawanya ke ruang tengah untuk menunggu Harry yang belum datang.
"Sheisha, kita akan ke Dokter setelah Harry datang ya? aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa." ucap William dengan tatapan bersalah.