"Sheisha, kita akan ke Dokter setelah Harry datang oke? aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa." ucap William dengan tatapan bersalah.
Sheisha hanya menganggukkan kepalanya dengan pasrah.
"Tok...Tok...Tok"
Terdengar suara pintu terketuk segera William bangun dari tempatnya dan membukanya.
"William, apa yang terjadi? kenapa dengan Sheisha? apa yang telah kamu lakukan pada Sheisha?" tanya Harry menatap serius wajah William.
"Aku telah menyakiti hati Sheisha, Har. Aku telah mengambil kesucian Sheisha dengan memperkosanya." ucap William dengan kedua matanya berkaca-kaca.
"Bagaimana hal itu bisa kamu lakukan William?! kamu mencintai Sheisha! selama ini kamu sangat menjaganya. Dan sekarang apa yang telah kamu lakukan?! kamu telah menghancurkan hati Sheisha dan juga mengecewakan aku!" ucap Harry dengan tatapan kecewa kemudian menghampiri Sheisha.
Melihat kemarahan Harry, Sheisha hanya bisa menangis.
"Sheisha, jangan menangis. Kamu harus kuat dan bersabar. Kita akan ke rumah sakit sekarang." ucap Harry berniat mengangkat tubuh Sheisha tapi tangan Sheisha menahannya.
"Tidak Harry jangan melakukan hal ini, biar William yang mengangkatku ke mobil." ucap Sheisha tidak tega melihat William yang duduk diam dengan wajah terlihat sedih dan merasa bersalah.
"William, bisakah kamu menggendongku ke mobil?" tanya Shisha menatap penuh wajah William.
William mengangkat wajahnya membalas tatapan Sheisha dengan tatapan tak percaya, Sheisha masih memilihnya untuk menggendongnya keluar.
Harry menyadari bagaimanapun rasa cemasnya pada Sheisha, yang lebih berhak atas diri Sheisha adalah William.
"William, apa kamu mendengar apa yang di ucapkan Sheisha? dia menginginkan kamu yang menggendongnya. Bukankah itu sudah menunjukkan kalau dia benar-benar mencintaimu setelah apa yang kamu lakukan padanya?" ucap Harry dengan suara parau.
William bangun dari duduknya mendekati Harry.
"Kamu tahu kan Harry, kalau aku sangat mencintai Sheisha. Aku selalu menjaga Sheisha dengan sangat baik. Aku tidak mungkin menyakitinya. Aku tidak tahu kenapa aku melakukan hal itu." ucap William dengan suara bergetar berusaha menjelaskan apa yang terjadi di dalam dirinya.
"Sudahlah Will, lupakan saja. Aku tahu saat ini kamu juga tidak tahu apa yang terjadi padamu. Tapi kamu tahu sendiri, Sheisha terus yang tersakiti oleh sikapmu. Bagaimana kamu bisa membiarkan Sheisha dalam bahaya jika berada di dekatmu." ucap Harry berusaha memberi pengertian pada William kalian yang terpenting adalah keselamatan Sheisha.
William terdiam, tidak bisa berkata apa-apa selain menundukkan wajahnya sambil berpikir apa yang terbaik untuk Sheisha.
"Baiklah Harry, kamu benar. Akan sangat berbahaya bagi Sheisha kalau dia di dekatku. Sepertinya aku bukan manusia lagi, tapi aku sudah menjadi iblis yang tidak punya hati dan perasaan lagi. Aku akan melepas Sheisha, aku akan memutuskan hubunganku dengan Sheisha dan akan pergi dari kehidupannya." ucap William dengan suara lirih dan wajah sedih.
Sheisha mengangkat wajahnya menatap William dengan tatapan tak percaya.
"William? apa yang kamu katakan?" tanya Sheisha berusaha bangun dari duduknya mendekati William.
"Sheisha, duduklah dan tenangkan dirimu. Jangan paksakan dirimu berdiri kamu masih sakit." ucap William dengan tatapan bersalah.
"Bagaimana aku bisa duduk diam dan tenang mendengar apa yang kamu ucapkan William? apa yang kamu katakan? kita sudah bertunangan dan akan segera menikah. Kenapa kamu ingin mengakhirinya?" tanya Sheisha dengan air mata mengalir.
"Dengarkan aku Sheisha, kamu tahu kan? aku sangat mencintaimu. Aku tidak bisa melihatmu menderita. Kamu akan menderita kalau bersamaku. Aku bukan Williammu lagi, aku sekarang adalah iblis yang selalu menyakitimu Sheisha." ucap William seraya melepas cincin yang ada di jari manisnya dan di letakkan di atas meja.
"Aku akan pergi sekarang. Kamu bisa bersama dengan Harry. Ketahuilah Sheisha, Harry sudah lama mencintaimu. Kamu juga menyayangi Harry kan? kamu bisa melanjutkan hidupmu dengan Harry." ucap William dengan suara bergetar dan tatapan sangat dalam.
"Tunggu Will, apa yang kamu katakan tentang Harry?? Apa kamu masih mengira Harry mencintaiku Will? aku dan Harry tidak ada hubungan apa-apa!" ucap Sheisha menahan lengan William.
"Aku tahu itu Sheisha, aku tahu kalian berdua tidak ada hubungan apa-apa. Tapi kamu harus tahu Harry sangat mencintaimu Sheisha. Perasaan cinta Harry lebih besar di banding cintaku padamu. Percayalah padaku, kamu akan bahagia hidup bersama dengan Harry." Ucap William dengan tatapan sedih kemudian berjalan pelan keluar rumah.
"William!! William!! berhenti Will!! kamu tidak bisa pergi begitu saja! kamu jangan pergi Will, jangan tinggalkan aku sendirian." ucap Sheisha duduk bersimpuh menangis sedih tidak merasakan sakit yang ada di tubuhnya.
Melihat Sheisha menangis segera Harry berlari keluar mengejar William agar kembali.
"William!! tunggu!!" panggil Harry saat William akan masuk ke dalam mobil.
William menghentikan gerakannya menatap Harry yang mendekatinya.
"Ada apa Harry? jangan menghentikan apa yang sudah aku putuskan. Masuklah dan tenangkan Sheisha. Apa yang kamu katakan sangatlah benar. Aku harus memikirkan kebahagiaan Sheisha." ucap William dengan suara parau kemudian membuka pintu mobil.
"William!! kamu tidak bisa pergi!! Sheisha pasti menderita karena tanpa kamu." ucap Harry menahan pintu mobil William.
"Jangan mengentikan aku Harry, kamu tahu aku bisa menyakiti dan melukai Sheisha kalau dia bersamaku. Jagalah Sheisha untukku Harry, kamu harus membahagiakan Sheisha." ucap William dengan perasaan berat masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya meninggalkan Harry.
Harry mengusap wajahnya tidak tahu harus bagaimana lagi menjelaskan pada Sheisha tentang perasaannya cintanya.
Dengan langkah gontai Harry masuk ke dalam rumah menemui Sheisha.
"Harry!! di mana William?? dia tidak pergi kan?" tanya Sheisha dengan air mata mengalir di pipinya.
"Dia sudah pergi, dia sangat mencintaimu Sheisha karena itu dia pergi. William tidak ingin menyakiti dan melukai kamu lebih parah dari ini. Tenanglah, aku akan mencari cara untuk menyembuhkan William." ucap Harry seraya membantu Sheisha berdiri agar duduk di sofa.
"Berjanjilah padaku kamu akan menyembuhkan William, Harry?" ucap Sheisha dengan tatapan memohon.
"Aku berjanji padamu Sheisha, sekarang kita ke rumah sakit ya?" ucap Harry dengan tatapan dalam tidak ingin Sheisha mengalami luka dengan apa yang telah di lakukan William.
"Tidak Harry, aku tidak apa-apa. Aku ingin istirahat saja." ucap Sheisha dengan perasaan sedih dan hampa.
"Baiklah, biar aku menggendongmu ya?" ucap Harry tidak sampai hati melihat Sheisha kesakitan.
Tanpa menunggu jawaban Sheisha yang pasti menolaknya, Harry mengangkat tubuh Sheisha dan membawanya ke kamar.
Dengan hati-hati Harry membaringkan Sheisha di tempat tidur.
"Istirahatlah dan jangan pikirkan apa pun." ucap Harry merasakan kesedihan yang di rasakan Sheisha.
"Aku tidak bisa berhenti memikirkan William. Apa yang di lakukan William sekarang? apa dia sadar atau tidak sadar lagi? aku sangat mencemaskan William, Harry." ucap Sheisha sambil mengusap air matanya yang masih mengalir tanpa bisa dia tahan.