Chapter 9 - PRIBADI GANDA

"Aku sudah mengatakan padamu kalau aku sedang sakit saat ini Will, tapi kamu tidak percaya dan tetap mengajak aku ke tempat teman kamu untuk acara prewedding kita." ucap Sheisha dengan hati dan pikiran semakin bingung.

"Aku berbuat begitu padamu Sheisha? aku tidak mungkin melakukan hal itu padamu Sheisha. Kita harus pulang, tidak ada yang penting bagiku selain kesehatan kamu." ucap William dengan tatapan terluka karena telah menyakiti hati Sheisha.

Sheisha hanya bisa terdiam dan menatap William dari tempatnya. Dalam perjalanan pulang Sheisha hanya mencemaskan keadaan William.

"Will, sebaiknya kamu pulang dan istirahat. Aku tidak ingin kamu merasa lelah." ucap Sheisha dengan pikiran tak menentu mengingat sakitnya William.

"Kamu sedang sakit Sheisha, aku tidak bisa membiarkanmu tinggal di rumah sendirian. Dengan aku ada di sini aku bisa merawatmu." ucap William dengan tatapan penuh.

"Tapi Will, bukankah kamu harus istirahat juga Will? kamu masih sakit." ucap Sheisha mengangkat wajahnya dengan penuh banyak pertanyaan di hatinya.

"Aku sudah lebih baik walau kadang merasa sakit di kepalaku." ucap William sambil menggelengkan kepalanya dengan menahan sakit di kepalanya.

Sheisha kembali mengamati wajah William terutama pada sinar mata William.

"Ada apa Sheisha? kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya William mendekati Sheisha yang tak berkedip menatapnya.

"William aku merasakan ada sesuatu yang lain pada diri kamu, entah apa itu. Tapi aku rasa ada perubahan pada dirimu. Aku merasa takut Will." ucap Sheisha dengan tatapan penuh.

"Perubahan apa Sheisha? tidak ada yang berubah pada diriku. Katakan padaku, sesuatu apa itu? apa yang berubah padaku sejak aku kecelakaan?" tanya William dengan kesabaran penuh.

Sheisha terdiam sejenak kemudian meraih tangan William dan mengusap punggung tangan William dengan penuh rasa sayang.

"Saat ini, aku sudah mengenalimu kembali kalau kamu adalah Williamku. Tetapi beberapa hari yang lalu selama satu minggu, aku sama sekali tidak mengenalmu. Kamu sangat berubah, sepertinya kamu tidak pernah mengenalku dan mencintaiku. Kamu terasa jauh dariku." ucap Sheisha seraya mengusap wajah William dengan perasaan cemas.

"Apa yang kamu rasakan lagi, katakan semuanya Sheisha?" tanya William dengan wajah yang serius.

"Bahkan sikap kamu pada Harry begitu sangat berubah. Padahal selama ini kamu dan Harry sudah seperti saudara. Kamu terlihat begitu membenci Harry. Tapi kamu tahu sendiri bagaimana Harry kan? dia selalu memahamimu dan tidak pernah membantah apa yang kamu ucapkan." ucap Sheisha dengan tatapan sedih.

"Aku berbuat seperti itu pada Harry? itu tidak mungkin Sheisha? aku tidak akan melakukan hal itu." ucap William merasakan beban yang sangat dalam.

"Ya Will, kamu telah melakukannya. Bahkan kamu berniat memasukkan Harry ke penjara karena kamu merasa Harry yang menyebabkan kamu kecelakaan." ucap Sheisha tidak menutupi apapun pada William.

William mengusap wajahnya berulangkali setelah mendengar semua cerita Sheisha.

"Aku tidak bisa percaya ini Sheisha, aku tidak mungkin menyakiti hati kamu dan Harry. Kamu percaya kan? kalau aku sangat menyayangi Harry dan kamu?" ucap William dengan tatapan panik dan berkabut.

"Tenanglah Will, aku percaya padamu. Kamu jangan terlalu mencemaskan hal ini. Aku dan Harry pasti akan menjagamu dan mencari tahu tentang hal ini." ucap Sheisha merasa ada sesuatu yang lain pada diri William.

"Kamu akan mencari tahu apa Sheisha?" tanya William dengan kening berkerut.

"Aku tidak tahu Will, tapi aku merasakan sesuatu yang lain padamu. Kamu tahu kan Will selama dua tahun kita sudah bersama, hati kita telah terikat. Aku begitu sangat dekat dengan hatimu." ucapan Sheisha seraya menangkup wajah William yang selalu percaya padanya.

"Aku tahu itu, tapi apa yang kamu lakukan dengan apa yang kamu rasakan?" tanya William meraih tangan Sheisha dan menggenggamnya dengan erat.

"Will...apa kamu mau ke rumah sakit lagi ke Dokter Ruth? mungkin Dokter Ruth bisa mencari tahu tentang apa yang terjadi pada kamu?" ucap Sheisha dengan wajah serius.

"Apa kamu merasa ada kelainan pada otakku Sheisha?" tanya William dengan tatapan sedih.

"Maafkan aku Will, aku tidak tahu. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi padamu. Kamu mau kan Will kita ke Dokter Ruth?" tanya Sheisha dengan tatapan memohon.

"Kalau menurutmu itu yang terbaik, aku mau Sheisha." ucap William dengan tatapan penuh.

"Syukurlah, kalau begitu besok pagi kita akan ke rumah sakit lagi menemui Dokter Ruth." ucap Sheisha seraya mengirim pesan pada Dokter Ruth untuk membuat janji.

"Apa kamu sudah membuat janji dengan Dokter Ruth?" tanya William seraya bangun dari duduknya.

"Aku sudah membuat janji tapi masih belum ada balasan dari Dokter Ruth." ucap Sheisha seraya memberitahu Harry untuk segera datang untuk bicara dengan William yang sudah kembali ke William yang dulu.

"William, kamu mau kemana?" tanya Sheisha saat melihat William pergi ke dapur.

"Aku mau membuat teh hangat untukmu." ucap William dengan tersenyum.

"Tidak perlu Will, aku bisa membuatnya sendiri." ucap Sheisha merasakan kembali perhatian William.

"Tidak Sheisha kamu istirahat saja. Aku akan segera kembali." ucap William kemudian pergi ke dapur.

Sheisha menghela nafas panjang, merasa lega William telah kembali.

"PYARRR...PYAARR!!"

Sheisha mengangkat kepalanya dengan jantung hampir lepas dari tempatnya.

"William!!!" panggil Sheisha berlari cepat ke arah dapur untuk melihat apa yang terjadi.

Wajah Sheisha sangat terkejut saat melihat William berdiri tegak sambil melempar beberapa gelas ke lantai.

"William!! apa yang terjadi?" tanya Sheisha dengan wajah terkejut.

William mengangkat wajahnya menatap tajam ke arah Sheisha yang berdiri di depan pintu dapur.

"William, ada apa denganmu?" tanya Sheisha merasakan sesuatu yang lain dalam tatapan William.

"Kamu bilang ada apa? aku tidak mengerti denganmu Sheisha? kamu tahu kita harus pergi ke Jesica pagi ini? kenapa kita masih ada di sini?" tanya William dengan wajah terlihat marah.

"Tapi William, kamu sendiri yang minta kembali. Tadi kita sudah berangkat, lalu kamu minta kembali saja. Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi padamu Will?" ucap Sheisha merasakan William kembali ke pribadi yang pemarah dan arogan.

"Jadi menurutmu apa ada sesuatu yang terjadi padaku!! seharusnya aku yang bertanya padamu! kenapa kamu selalu pintar membuat alasan agar kita tidak menikah!" ucap William seraya melempar gelas di sampingnya.

"William, aku ingin menikah denganmu. Kamu tahu itu Will." ucap Sheisha dengan kedua matanya berkaca-kaca.

Sungguh hatinya mengatakan kalau William punya pribadi ganda. Yang berubah setiap saat tanpa bisa di cegah lagi.

"Aku tidak percaya padamu! aku tidak pernah percaya lagi padamu!! kamu tidak mencintaiku lagi! cepat kamu pergi dari sini! kalau tidak aku akan berbuat sesuatu yang tidak pernah kamu inginkan!" ucap William dengan tatapan dalam berjalan ke arah Sheisha dan mencengkeram lengan Sheisha dengan kuat.