Chapter 6 - PERUBAHAN WILLIAM

"Kamu tidak perlu mencemaskan apa-apa Sheisha. Walau William mengalami amnesia, hatinya tetap milikmu dan pasti akan mengingat semua tentang hubungan kalian. Sekarang kita temui William dan menceritakan semuanya." ucap Harry seraya mengusap wajah Sheisha dengan penuh rasa sayang.

Sheisha menganggukkan kepalanya sangat percaya dengan apa yang di katakan Harry.

"Ayo... kita masuk Shee." ucap Harry seraya menggenggam tangan Sheisha untuk memberi kekuatan pada Sheisha.

"Harry, aku takut. Bagaimana kalau William tidak mengingatku sama sekali?" ucap Sheisha dengan perasaan sedih.

"Dengar aku Sheisha, yakinlah kalau William akan baik-baik saja." ucap Harry meyakinkan hati Sheisha.

Dengan membalas genggaman tangan Harry, Sheisha berjalan mendekati William yang masih dalam keadaan tidur.

"William masih tertidur Harry." ucap Sheisha melihat ke arah wajah William kemudian beralih ke arah wajah Harry yang berdiri di sampingnya.

"Kamu tunggu di sini ya? aku akan menunggu di luar." ucap Harry tidak bisa lama-lama di samping Sheisha karena itu pasti akan sangat menyakiti hatinya lagi.

"Tidak Harry, aku mohon... tetaplah di sini. Aku ingin kamu tetap di sini bersamaku sampai William sadar dan tahu semuanya." ucap Sheisha dengan tatapan memohon.

Harry menghela nafas panjang.

"Baiklah Tuan Putri. Apa yang tidak bisa aku lakukan untuk Tuan Putri." ucap Harry dengan nada menggoda yang selalu tidak bisa menolak keinginan Sheisha.

Sheisha tersenyum, sangat yakin Harry tidak bisa menolak keinginannya.

"Terima kasih Harry." ucap Sheisha dengan sebuah senyuman yang manis.

Sheisha merasa lega setelah beberapa saat menunggu William sadar dari tidurnya, akhirnya William membuka matanya.

William berusaha mengingat nama Sheisha yang berdiri di sampingnya. Sambil memegang kepalanya, William menatap wajah Sheisha.

"Kamu Sheisha kan?' tanya William dengan tatapan penuh.

Sheisha menganggukkan kepalanya dengan pelan seraya menggenggam tangan William. Namun dengan cepat William menarik tangannya agar tidak tersentuh Sheisha.

"William, apa yang kamu lakukan pada Sheisha? dia kekasih dan tunangan kamu Will?" ucap Harry saat tahu William menolak genggaman tangan Sheisha.

"Kamu siapa? kenapa kamu ada di sini dan mencampuri urusanku dengan wanita ini?" ucap William dengan tatapan tidak senang.

"Kamu juga tidak mengingatku Will? aku Harry, kita bersahabat sejak kita masih kuliah." ucap Harry menjelaskan sesuatu pada William.

"Dengar!! kamu mengatakan kalau wanita ini kekasihku dan tunanganku kan? jadi jangan ikuti campur dengan urusanku." ucap William dengan suara penuh tekanan.

"William, kamu tidak bisa. seperti ini. Kamu tahu, berkat Harry kamu bisa menjadi seperti ini. Harry sangat menyayangi kita berdua dan menginginkan yang terbaik untuk kita berdua." ucap Sheisha kembali berusaha menggenggam tangan William agar William tenang.

"Sudah aku katakan, jangan sentuh aku. Aku tidak bisa mengingat kalian berdua. Sebaliknya cepat ceritakan semuanya tentang siapa aku dan siapa kalian bagiku." ucap William dengan tatapan mata yang rumit.

"Harry, tolong ceritakan semuanya pada William, aku tidak akan sanggup untuk menceritakannya." ucap Sheisha sangat bersedih melihat sikap William yang menolaknya.

Harry menatap Sheisha kemudian melihat ke arah William yang menatapnya dengan tatapan dingin.

"Kamu menunggu apa lagi? cepat ceritakan semua yang terjadi." ucap William sudah tidak sabar ingin tahu semua tentang dirinya.

Sambil menghelat nafas panjang, Harry menyentuh bahu Sheisha.

"Wanita ini adalah Sheisha seorang artis dengan bakatnya sebagai penyanyi. Sheisha menjadi kekasih kamu sudah dua tahun, dan seminggu yang lalu kamu dan Sheisha baru bertunangan. Kalian akan berencana menikah dalam bulan ini." ucap Harry dengan menahan nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

"Dan kamu adalah seorang CEO di perusahaan yang sangat terkenal di kota ini, Perusahaan William Care." ucap Harry dengan wajah serius menceritakan semuanya tentang kehidupan William juga tentang hubungannya dengan Sheisha tanpa sedikitpun yang terlewatkan.

"Hem...dan hubungan kamu dengan aku dan Sheisha apa? kenapa kamu menempel terus pada Sheisha? apa kamu berniat berselingkuh dengan calon istriku?" tanya William tidak merasa senang dengan pandangan Harry dan Sheisha saat mereka saling memandang.

"Sudah aku katakan, Sheisha adalah sahabatku. Aku yang mengenalkanmu pada Sheisha dan kalian berdua saling jatuh cinta dan menjalin hubungan yang serius." ucap Harry sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan William yang menuduhnya yang bukan-bukan.

"Hem... begitu! saat kamu tahu Sheisha menjadi milikku kenapa kamu tidak pergi dari kehidupan Sheisha? kenapa kamu masih ada di sini?" tanya William dengan tatapan penuh.

"William apa yang kamu katakan? aku tahu kamu kehilangan memori kamu. Tapi itu tidak berarti kamu bisa seenaknya menghina Harry. Harry adalah sahabat kita. Harry memang tidak pergi karena aku yang memintanya. Harry managerku William, aku menjadi seperti ini karena Harry. Kamu juga sukses karena Harry yang selalu membantumu setiap kamu ada masalah." ucap Sheisha tidak tahan dengan ucapan William yang pasti sangat menyakiti hati Harry.

"Cukup!!! kamu adalah tunanganku! kenapa kamu membelanya!! jadi benar apa yang aku katakan kalian berdua selingkuh di belakangku!' ucap William dengan wajah merah padam.

"William, tenangkan dirimu. Saat ini kamu keadaan kamu belum pulih, dan ingatan kamu belum kembali. Aku akan memanggil Dokter Ruth untuk memberimu obat tenang." ucap Harry tidak ingin William berteriak pada Sheisha.

"Diamm!! kamu Harry! apa kamu pikir kamu bisa menipu pandangan dan pikiranku! kamu mencintai Sheisha kan? kamu melakukan semua ini karena Sheisha kan? atau...aku kecelakaan ini karena kamu? kamu yang ingin mencelakai aku!! benar kan!!" ucap William dengan tatapan penuh kemarahan.

"Cukup William, apa yang kamu katakan pada Harry benar-benar sangat keterlaluan. Apa kamu tidak punya hati dan berpikir saat mengatakan hal itu!" ucap Sheisha sambil menggenggam tangan Harry agar Harry tidak merasa terluka oleh kata-kata Harry.

"Hem... kita akan lihat, aku akan membuktikan kata-kataku. Sekarang atur kepulanganku. Aku mau pulang dan secepatnya kita akan menikah." ucap William dengan tatapan dingin dan suara yang begitu sangat datar seperti tidak punya hati.

"Baiklah, aku akan mengurus kepulanganmu." ucap Sheisha dengan hati yang tiba-tiba terasa sakit.

"Sheisha tetaplah kamu di sini, biar aku yang mengurus kepulangan William." ucap Harry dengan tatapan penuh kelembutan.

Sheisha menatap wajah Harry dengan sejuta kata-kata maaf.

"Kamu tenang saja, aku tidak apa-apa." ucap Harry dengan tersenyum, kemudian meninggalkan kamar.

"Apa yang kamu lihat! apa kamu merasa berat dia pergi dari sini? apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi dan kamu berpaling dariku?" tanya William seraya menarik tangan Sheisha dengan kasar.

"William sakit! lepaskan tanganmu. Kamu tahu aku tidak pernah berpaling darimu. Aku sangat mencintaimu." ucap Sheisha dengan menahan sakit di pergelangan tangannya.

"Aku tidak percaya! kamu tidak bisa kamu bodohi, aku bisa melihat saat kamu menatapnya! lihat saja nanti, kalau aku bisa membuktikan dia yang menyebabkan aku kecelakaan!" ucap William sambil melepas pegangannya dengan kasar.