Chereads / SECRET AND LOVE / Chapter 9 - TERPAKSA MENIKAH

Chapter 9 - TERPAKSA MENIKAH

Surya betul- betul murka saat mengetahui kehamilan Casandra. Dan, tanpa ampun, Ramon pun dijebloskan ke dalam penjara karena menolak untuk bertanggung jawab atas kehamilan Casandra.

Dan, sudah 3 hari ini Casandra tidak boleh keluar kamar. Ia betul-betul dikurung. Gadis itu hanya bisa menangis menyesali semua kebodohan yang sudah ia lakukan.

Ia tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan. Selama ini ia berharap, Ramon akan menepati janjinya seperti yang dulu ia ucapkan.

Dalam pikirannya, saat Ramon tau ia hamil, Ramon akan datang dan bicara baik- baik dengan orang tuanya. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Lelaki itu dengan begitu tega bahkan menghina nya seperti gadis murahan.

Casandra betul-betul merasa sakit hati. Seandainya saja, belum ia serahkan seutuhnya. Mungkin,ia masih bisa memiliki kebanggaan sebagai seorang wanita. Tapi, kini kebanggaannya sudah tidak ada lagi. Bahkan kini di rahimnya tengah tumbuh kehidupan yang baru. Casandra merasa sangat benci, ingin rasanya ia mati saja. Tapi, ia takut jika ia mati ia akan di tempatkan di neraka.

Casandra mulai menangis lagi. Ia membenamkan wajahnya ke dalam bantal nya. Ia menumpahkan semua kekecewaan hatinya lewat air mata.

"Bodooh, bodoh nya aku ini!" Gumam Casandra menyalahkan dirinya sendiri.

Cekrek...cekrek

Tiba- tiba pintu kamar Casandra terbuka. Ya, kedua orang tua Casandra memang mengurung dan mengunci pintu kamar Casandra dari luar . Jendela kamar Casandra pun bahkan diberi teralis besi, sehingga tidak memungkinkan untuk keluar atau masuk dari jendela itu.

"Makan dulu, Sandra."

Ternyata Camelia yang membuka pintu sambil membawakan makanan. Untuk pertama kalinya Casandra menyadari bahwa wajah sang ibu begitu lelah dan sedih.

Camelia melangkah masuk, dan duduk di ranjang Casandra. Ia meletakkan nampan berisi makanan di atas meja kecil yang ada di samping ranjang itu.

Perlahan, Camelia membelai rambut putrinya itu.

"Maafkan mami, kalau mami mungkin terlalu keras. Tapi, mami ingin yang terbaik buatmu. Sejak awal, mami dan papi tidak setuju hubunganmu dengan Ramon bukan karena tidak mengerti perasaanmu. Kau masih terlalu muda untuk mengerti arti cinta. Dan, Ramon bukan pria baik- baik, nak. Sekarang, kau rasakan akibat tidak mendengar ucapan papi dan mami? Kau hamil, di luar nikah,tanpa suami. Kau sudah mencoreng muka papi dan mami, Sandra."

Casandra mengangkat wajahnya dari bantal. Ia menatap wajah ibunya, dan langsung memeluk sang ibu. Menumpahkan air matanya di dalam pelukan Camelia.

"Maafkan Sandra, mami. Sandra mengakui kesalahan Sandra. Tapi, tolong Sandra mami, demi anak yang ada dalam kandungan Sandra. Biarkanlah Sandra menikah dengan Ramon. Sandra nggak mau kalau anak ini lahir tanpa ayahnya." Kata Casandra memohon.

Camelia menghela napas, sesungguhnya nalurinya sebagai seorang ibu tidak tega melihat putrinya bersedih. Sakit yang di rasakan Casandra adalah rasa sakit yang di rasakan Camelia.

"Nanti, mami akan bicarakan dengan papi mu untuk mengeluarkan Ramon dari penjara. Sekarang, makanlah dulu, mungkin kamu tidak nafsu makan, tapi bayi dalam kandunganmu butuh makan, nak."

Casandra mengangguk dan mulai menghapus air matanya. Lalu,

ia mulai memakan hidangan yang dibawakan oleh Camelia.

*

*

*

Ramon tertawa kecil saat melihat siapa yang datang untuk membebaskannya.

"Jangan tertawa dulu, bajingan tengik. Aku membebaskan mu, agar kau bisa bertanggung jawab menikahi putriku!"sentak Surya kesal. Jika saja Camelia tidak memohon- mohon untuk membebaskan Ramon,Surya tidak akan sudi untuk membebaskan Ramon.

Ramon hanya menatap Surya seolah tidak mendengarkan ucapan Surya.

"Heh, kau dengar tidak perkataan papiku?!"bentak Frans kesal.

"Aku sudah dengar. Apa kalian orang kaya nggak bisa ngomong baik- baik? Harus selalu pake urat?" Jawab Ramon.

Surya hampir saja memukul Ramon jika Frans tidak menahannya.

"Sabar papi, dia itu sengaja memancing emosi papi." Kata Frans. Surya hanya dapat menghela napas panjang, lalu melangkah pergi. Sementara Frans langsung menarik Ramon dan segera membawanya ke rumah mereka.

Sementara itu, di kediaman Surya, Camelia sudah mendandani Casandra dengan sangat cantik. Casandra memakai kebaya berwarna putih dengan kain batik yang begitu cantik. Rumah mereka pun sudah di hias meski sederhana.

Setelah melalui serangkaian perdebatan, akhirnya Surya pun setuju untuk menikah kan Casandra dengan Ramon. Akhirnya, pernikahan pun di gelar meski secara sederhana. Yang penting, Casandra kelak melahirkan di dampingi seorang suami. Hanya saja, Surya menolak untjk mengadakan pesta besar. Cukup mengundang tetangga dan orang- orang terdekat saja.

"Lalu, dimana Ramon sekarang, mami?" Tanya Casandra.

"Papi dan kakak kamu sedang menjemputnya dari penjara. Dan, mereka dalam perjalanan kemari. Penghulu juga sudah dalam perjalanan." Kata Camelia sambil membelai wajah cantik Casandra.

"Mami, apa aku akan bahagia?"

"Jika kelak kamu tidak bahagia, tinggalkan saja dia. Tapi, mami berharap kelak kamu akan bahagia dengan pernikahan mu. Dengar kan mami, tidak ada orang tua yang mau anaknya menderita , Casandra." Ujar Camelia.

Casandra memeluk Camelia. "Maafkan Sandra, mami. Sekali lagi maafkan Sandra."

Camelia mengecup dahi putrinya penuh rasa haru. Sesungguhnya, berat bagi Camelia untuk menyerahkan Casandra kepada lelaki yang ia yakin tidak akan bisa membahagiakan putrinya. Tapi, apa boleh buat,segalanya sudah terjadi.

Tak lama kemudian, Frans datang dan langsung menyuruh Casandra untuk keluar, karena penghulu dan Ramon sudah hadir. Dan, acara pun segera di mulai.

"Saya nikahkan dan kawinkan ananda Casandra Wijaya binti Surya Wijaya kepada ananda Ramon Tanoto dengan mas kawin seperangkat alat solat dan perhiasan seberat 10 gram di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Casandra Wijaya binti Surya Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."

"Bagaimana para saksi, sah?"

"Sah...!!!"

Casandra pun langsung mencium tangan Ramon, sebagai tanda bakti seorang istri pada suaminya. Saat acara sungkeman, nampak Surya dan Camelia tampak terpaksa menerima sungkeman Ramon. Mereka masih tidak ikhlas melepaskan Casandra.

"Doakan, suapaya Sandra bahagia ya, mami, papi," ucap Casandra.

"Jaga putri saya baik- baik." Kata Surya dengan datar tanpa ekspresi.

Setelah acara sungkeman, tamu- tamu pun di persilahkan untuk memberikan selamat kepada kedua mempelai. Lalu mencicipi hidangan yang sudah di siapkan.

"Akhirnya, kita menikah juga ya," kata Casandra pada Ramon.

"Aku sudah bilang kan, jika kamu hamil, keluargamu akan mengizinkan kita menikah. Aku tidak salah,bukan?" Kata Ramon dengan sombongnya.

Casandra hanya terdiam. Sungguh keterlaluan memang sikap Ramon ini. Tapi, entah mengapa, meskipun sudah banyak kekecewaan yang ia rasakan, namun Casandra tetap merasakan cinta yang begitu dalam pada Ramon. Cinta itu buta, dan membuat orang tidak bisa menggunakan akal sehatnya lagi. Itulah awal mula kesalahan Casandra. Ia tidak tau, bahwa kelak putra yang ia kandung akan menjadi seorang pembunuh berdarah dingin. Dan, semua itu berawal dari cinta buta.