Chereads / Reinkarnasi Sang Dewa / Chapter 6 - Pertempuran III

Chapter 6 - Pertempuran III

Sepuluh Dewa Senjata terlempar cukup jauh ke belakang. Tubuh mereka bergulingan. Luka-luka langsung terlukis di beberapa bagian tubuh.

Kesepuluh Dewa itu merasakan sakit yang lumayan. Darah segar merembes dari mulut dan hidung. Pandangan mata mereka kabur. Untuk sesaat, Sepuluh Dewa Senjata tidak mampu melakukan apa-apa. Mereka tetap di posisinya saat itu sambil mencoba untuk mengembalikan kekuatan.

Lewat beberapa saat kemudian, setelah tenaga dan kekuatannya mulai kembali pulih, Sepuluh Dewa Senjata perlahan bangkit berdiri.

Mereka saling pandang sekejap. Seolah-olah sedang memutuskan sesuatu.

Sementara itu, ketika tadi menyaksikan serangannya berhasil, Iblis Naga Neraka langsung tertawa. Suara tawanya menggelegar. Seperti ledakan guntur di tengah malam. Seperti suara meletusnya gunung berapi.

Iblis itu sangat gembira melihat Sepuluh Dewa Senjata terluka. Memang itulah yang dia harapkan. Malah kalau bisa, dirinya ingin membunuh sepuluh Dewa itu secepat mungkin. Lebih cepat lebih baik.

"Sudahlah, menyerah saja. Kalian bukan tandingan kamu," ujar Raja Iblis Hitam sambil tersenyum sinis.

Melihat wajah sombongnya iblis tersebut, kemaraha Sepuluh Dewa Senjata semakin menjadi. Tubuhnya terasa telah dibakar oleh api dendam yang membara.

"Cihh, kami lebih baik mampus daripada harus menyerah kepada kalian," kata Dewa Naga Api.

Sembilan Dewa lainnya mengangguk setuju. Bagi mereka, mati di medan pertempuran adalah kematian yang mulia. Mati membela harga diri adalah kematian yang diimpikan oleh semua makhluk.

"Hahaha … kalian memang keras kepala. Baiklah kalau begitu, aku tidak akan lagi menawarkan hal tersebut," ejek Iblis Naga Neraka.

"Memang kau tidak perlu menawarkannya kepada kami. Sebuah sekali kami mengambil keputusan, maka selamanya tidak akan berubah,"

"Bagus. Sekarang, bersiaplah. Pertempuran yang sebenarnya baru akan dimulai," teriak Raja Iblis Hitam.

Begitu dirinya selesai berkata, dia langsung lenyap dari pandangan mata. Begitu juga dengan si Iblis Naga Neraka.

Sepuluh Dewa Senjata memandang ke sana kemari. Mereka mencari-cari keberadaan Dua Iblis Penguasa tersebut.

"Awas, di bawah tanah!" teriak Dewa Pedang Api dengan lantang.

Baru saja ucapan itu selesai, dari bawah tanah yang dipijak oleh Sepuluh Dewa Senjata mendadak muncul ribuan batang pedang berwarna hitam legam.

Wushh!!! Wuttt!!!

Sepuluh Dewa Senjata mengambil tindakan cepat. Mereka berlompatan ke sana kemari secepat kilat menyambar.

Ribuan pedang hitam tadi terus melesat ke atas sana. Pedang itu baru lenyap ketika menembus awan.

Ancaman pertama telah berhasil mereka lewatkan. Namun baru saja mengambil nafas lega, ancaman lainnya tiba-tiba muncul kembali.

Sepasang sayap tiba-tiba muncul di tengah udara hampa. Sepasang sayap itu berwarna merah. Semerah darah.

Siutt!!!

Dari masing-masing sayap tiba-tiba meluncur sinar merah berukuran cukup besar. Sinar merah itu menyerang ke arah Sepuluh Dewa Senjata. Cepatnya bukan main.

Untunglah lagi-lagi mereka mampu menghindari serangan tersebut.

Setelah sepasang sayap tadi lenyap, Dua Iblis Penguasa telah kembali menampakkan dirinya.

"Sekarang giliran kami!" teriak Dewa Rantai Ungu.

Wutt!!!

Dia mengayunkan tangannya. Rantai pusaka yang selalu dia andalkan tiba-tiba memanjang sampai puluhan kali lipat. Rantai itu membawa hawa kematian pekat.

Bersamaan dengan hal tersebut, Dewa Trisula Petir juga tidak mau kalah. Trisula pusaka itu digerakkan. Sedemikian cepatnya gerakan tersebut sampai-sampai tiada yang mampu melihatnya dengan jelas.

Wushh!!!

Sepuluh petir menyambar ke arah Dua Iblis Penguasa. Petir itu berwarna biru.

Itulah jurus Petir Biru miliknya yang sangat dahsyat.

Kalau Dewa Trisula Petir sudah mengeluarkan jurus tersebut, maka jangan harap lawannya mampu bertahan hidup. Selama ini, belun pernah ada orang yang bisa selamat dari terjangan jurus Petir Biru miliknya.

Lalu, apakah Dua Iblis Penguasa itu, juga tidak akan bisa selamat?

Dua serangan telah tiba. Iblis Naga Neraka dan Raja Iblis Hitam tersenyum dingin.

Mereka mengayunkan tangan kanannya. Dari udara kosong, tiba-tiba muncul sebuah tirai hitam yang melindunginya.

Blarr!!!

Ledakan kembali terdengar ketika jurus Dewa Rantai Untuk dan Dewa Trisula Petir menghantam tirai tersebut. Bumi dan langit berguncang cukup keras. Kobaran api hitam tiba-tiba muncul, tidak berselang lama kemudian, terdengar sebuah teriakan yang menggelegar sampai terasa menggetarkan alam semesta.

"Api Hitam Abadi …"

Wushh!!!

Api hitam itu semakin berkobar dengan hebat. Seolah-olah itu adalah api yang ada di neraka. Segala sesuatu yang ada di sekitarnya langsung hangus terbakar. Tak terkecuali dengan mayat-mayat pasukan Dua Iblis Penguasa sendiri.

Begitu api hitam menyentuh tubuhnya, para korban tersebut langsung berubah menjadi abu hanya dalam waktu singkat.

Sepuluh Dewa Senjata tercekat. Mereka menyadari bahwa jurus itu bukan jurus sembarangan. Itu adalah salah satu jurus terhrbat milik Raja Iblis Hitam.

"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Dewa Tongkat Angin.

"Bagaimana kalau kita keluarkan seluruh kekuatan, lalu kita gabungkan?" kata Dewa Tombak Pertama memberikan usul.

"Usul yang bagus," sahut Dewa Kapak Maut menyetujui usul Dewa Tombak Pertama.

"Apakah usaha ini akan berhasil?" sela Dewa Golok Seribu.

"Berhasil atau tidak, itu bagaimana nanti saja. Sekarang, lebih baik kita segera mencobanya," timpal Dewa Pedang Api.

Sembilan Dewa lainnya langsung setuju. Memang, apapun yang dikatakan oleh Dewa Pedang Api, mereka pasti akan menyetujuinya dengan senang hati.

Karena para Dewa itu tahu, apapun yang dilakukan oleh Dewa Pedang Api, pasti itu merupakan yang terbaik untuk semua.

Sepuluh Dewa Senjata kemudian memejamkan matanya. Mereka langsung menyalurkan seluruh tenaga dan kekuatan yang dimiliki olehnya sampai ke titik tertinggi.

Gumpalan aura Para Dewa yang begitu agung tiba-tiba menekan seluruh tempat yang terdapat di sana. Langit seolah tersedot oleh dahsyatnya kekuatan gabungan Sepuluh Dewa Senjata.

Udara semakin sesak. Tanah yang mereka pijak langsung amblas masuk ke dasar bumi.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat. Mungkin jauh lebih cepat daripada kedipan mata.

Ketika jurus Api Hitam Abadi milik Raja Iblis Hitam sudah tiba di depannya, Sepuluh Dewa Senjata sudah selesai mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Tanpa menunda waktu lebih lama lagi, mereka langsung melancarkan jurus terhebatnya masing-masing.

Gelegarr!!!

Dua jurus terhebat dari kedua belah pihak bertemu di tengah jalan. Kekuatan kegelapan dan keagungan menyatu dalam satu gulungan. Pada awalnya, benturan jurus itu tampak seimbang.

Tetapi semuanya seketika berubah ketika Iblis Naga Neraka juga mengeluarkan jurus terhebat yang dia miliki.

"Sepasang Naga Menari di Alam Nirwana …"

Wutt!!! Roarr!!!

Sepasang naga yang sangat besar tiba-tiba muncul dari atas langit. Bola mata kedua naga itu menyala dengan terang. Selapis kekuatan bermunculan di sisinya.

Kedua naga tersebut langsung turun menukik ke bawah. Mereka segera menghantam ke arah dua jurus yang sedang berbenturan tadi.

Blarr!!!

Gelombang kejut menyapu semua yang ada. Pasukan Dua Iblis Penguasa yang tersisa langsung terlempar sangat jauh. Entah ke mana mereka terlempar, sebuah tiada satu pun yang mengetahuinya.