Barulah ketika malam mulai menjelang, Kepala Tetua Suma Bing mulai berbicara ke inti persoalan.
"Para Tetua sekalian, apakah di antara kalian, ada yang mengetahui tujuanku mengumpulkan para petinggi di ruangan ini?" tanyanya sambil melirik kepada para Tetua yang hadir.
Semua orang yang ada di sana menggelengkan kepalanya. Tentu saja mereka tidak tahu. Mereka hanya memenuhi undangan Kepala Tetua saja. Terkait apa tujuannya, para petinggi itu sama sekali tidak tahu menahu.
"Pertama-tama, tujuanku mengumpulkan kalian di sini adalah untuk membicarakan cucuku, Lin Feng. Kedua, tentunya untuk membicarakan keadaan sekte kita saat ini," kata Kepala Tetua Suma Bing mulai bicara dengan serius.
Semua petinggi yang hadir diam mendengarkan. Mereka menunggu Kepala Tetua Suma Bing melanjutkan ucapannya.
"Tabib Fu, silahkan jelaskan terkait kejadian yang menimpa Feng'er," katanya memberi perintah.
"Baik, Kepala Tetua," jawab Tabib Fu dengan hormat.
Dia mengambil nafas sebentar, sekedar untuk menenangkan perasaannya. Setelah itu, tabib Sekte Gunung Surgawi tersebut segera melanjutkan ucapannya yang tadi sempat terhenti.
"Para Tetua sekalian, di sini aku akan mengumumkan satu kabar gembira. Perlu kalian ketahui, bahwa sekarang, Tuan Muda Feng telah hidup kembali,"
Ucapannya terdengar tenang. Namun sangat meyakinkan.
Sedangkan di sisi lain, para Tetua yang mendengar berita itu langsung menunjukkan ekspresi kaget. Setengah tidak percaya. Tapi kembali lagi, percaya tidak percaya, mereka tetap harus mempercayainya.
"Tunggu, Tuan Muda Feng, hidup kembali? Bukankah, bukankah dia telah … meninggal," salah satu Tetua Sekte Gunung Surgawi angkat bicara. Dia sangat terkejut, sehingga tanpa sadar mulutnya berkata demikian.
"Benar, sebelumnya Tuan Muda Feng memang sudah meninggal. Dan aku yakin bahwa diriku tidak salah memeriksanya. Tapi anehnya, sore hari tadi, Tuan Muda Feng benar-benar telah hidup kembali. Bahkan yang pertama kali mengetahui kabar ini adalah Kepala Tetua Suma Bing sendiri," ujarnya menjelaskan dengan singkat.
Semua Tetua yang hadir langsung mengalihkan pandangannya. Mereka memandang Kepala Tetua Suma Bing dengan banyak pertanyaan.
Orang tua itu sendiri mengerti arti dari pandangan para Tetuanya tersebut. Oleh sebab itulah, dia pun langsung angkat bicara.
"Apa yang dikatakan oleh Tabih Fu memang benar. Hanya aku seorang diri yang pertama kali mengetahui hal tersebut. Hanya saja, sampai sekarang aku belum mengerti kenapa cucuku bisa hidup kembali," ekspresi Kepala Tetua Suma Bing saat itu sulit dibaca.
Satu sisi, dia sangat bahagia karena cucunya bisa kembali hidup. Tapi di satu sisi lain, dia pun merasa bingung. Sebab hal ini baru pertama kali terjadi sepanjang hidupnya.
Kalau tidak menyaksikan secara langsung, niscaya dia pun tidak akan percaya bahwa di dunia ini, ternyata ada orang mati yang bisa hidup kembali.
Dan karena hal ini baru pertama kali dia alami, maka dirinya memutuskan untuk mencari tahu alasan kenapa Lin Feng bisa bangkit dari kematiannya.
"Hemm, apakah Tabib Fu tidak bisa memberikan penjelasan terkait kejadian ini?" tanya salah seorang Tetua yang bernama Gin Bao.
Dalam dunia persilatan, Tetua Gin Bao mempunyai julukan si Tombak Dewa Petir. Kemampuannya dalam memainkan senjata tombak tidak perlu diragukan lagi. Setiap orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persilatan, niscaya pasti mengetahui dirinya dan bagaimana kemampuannya.
"Sejauh ini, aku memang belum mempunyai jawaban pastinya. Sebab apa yang dialami oleh Tuan Muda Fu, menurutku terlalu aneh," jawab Tabib Fu dengan serius.
"Di mana letak keanehannya?" tanya Tetua Gin Bao semakin merasa penasaran.
"Luka-luka yang sebelumnya beliau derita, ketika bangkit dari kematian, luka itu sudah pulih. Bukan cuma itu saja, bahkan racun ganas yang mengendap dalam tubuhnya, hilang begitu saja," jelas tabib kenamaan itu.
"Apa? Benarkah?"
"Aku tidak berbohong. Kalau Tetua Gin tidak percaya, kau boleh memeriksanya sendiri,"
Tetua Gin mengangguk setuju. Tabib Fu segera memanggil Lin Feng ke dalam ruangan tersebut.
"Ada apa, Paman memanggilku?" tanya Lin Feng heran.
"Tidak ada-apa, Feng'er. Paman Tetua Gin hanya ingin memeriksa kondisimu," ucap Kepala Tetua Suma Bing kepada cucunya tersebut.
"Benarkah apa yang dikatakan oleh Kakek Suma, Paman Tetua?" tanya Lin Feng sambil memandang ke arah Tetua Gin Bao.
"Ehmm, benar, Tuan Muda. Kemarilah,"
Lin Feng menuruti ucapan tersebut. Dia lalu berjalan dan menghampiri Tetua Gin Bao.
"Ulurkan tanganmu, Tuan Muda,"
Lin Feng kemudian mengulurkan tangannya, sesuai dengan perintah Tetua Gin Bao. Setelah itu, Tetua Ging segera memeriksa urat nadi bocah kecil tersebut.
Pada awalnya, dia merasa biasa saja. Tapi setelah diperiksa dengan teliti, ekspresi wajah Tetua Gin segera berubah.
"Ini … ini benar-benar ajaib. Apa yang dikatakan oleh Tabib Fu memang benar. Di sisi lain, aku juga merasakan adanya satu kekuatan lain yang kini bersemayam di dalam tubuh Tuan Muda Feng," katanya dengan gembira. Bola matanya mendadak bersinar terang karena mendapati hal tersebut.
Semua orang yang hadir kembali dibuat terkejut. Para Tetua yang ada semakin merasa penasaran. Pada akhirnya, mereka memutuskan untum memeriksa keadaan Lin Feng dengan sendirinya.
Dan setelah hal itu dilakukan, kini para Tetua percaya bahwa semua berita yang disampaikan memang benar adanya.
Lin Feng masih berada di sana. Dia duduk berdampingan dengan Kepala Tetua Suma Bing. Terhadap segala kejadian yang terjadi di dalam ruangan, dia sama sekali tidak ambil perduli. Lin Feng tetap tampil seperti biasanya. Pendiam dan tidak banyak bicara
Pada dasarnya, sifat asli bocah itu memang demikian. Kalau tidak ada sesuatu yang benar-benar membuatnya ingin bicara, maka dia tidak akan bicara. Kalau tidak ada pertanyaan yang sangat ingin diketahui jawabannya, maka apapun yang terjadi, Lin Feng tidak akan menanyakannya.
"Jadi bagaimana, apakah di antara kalian, ada yang bisa menjelaskan terkait hal yang menimpa cucuku ini?" tanya Kepala Tetua Suma Bing setelah dia diam beberapa saat.
Ditanya demikian, semua orang itu kembali menggelengkan kepalanya. Walaupun mereka sudah berusia lanjut, tapi sepanjang hayatnya, rasanya mereka pun baru mengalami kejadian seperti ini.
"Kepala Tetua, peristiwa ini terlalu aneh. Tapi yang jelas, peristiwa ini pun merupakan suatu keajaiban. Dan menurutku, ini semua adalah pertanda," kata Tetua Qiu Xue yang mempunyai julukan si Tongkat Penghancur Kelaliman.
"Pertanda, pertanda apa yang kau maksudkan itu, Tetua Qiu?" tanya Kepala Tetua.
"Pertanda dari sebuah kejayaan Keluarga Lin dan Sekte Gunung Surgawi. Di sisi lain, aku juga yakin kalau Tuan Muda Feng ini menjadi orang yang dipilih oleh para Dewa di Alam Nirwana untuk membasmi kejahatan di muka bumi. Kelak jika sudah tiba saatnya, dia pasti akan menjadi seseorang yang sangat luar biasa," katanya dengan sungguh-sungguh.
Tetua Qiu yakin betul dengan perkataannya tersebut. Kematian orang tua Lin Feng sampai sekarang masih misterius. Sekte Gunung Surgawi pun saat ini sedang mendapat musibah yang tidak jelas akar masalahnya. Selain daripada itu, saat ini pun muka bumi sedang dilanda malapetaka.
Mejahatan merajalela. Ketidakadilan terjadi di setiap penjuru.
Dan karena hal tersebutlah, maka Tetua Qiu Xue beranggapan bahwa Lin Feng adalah orang yang dipilih untuk membereskan semua hal di atas.