Para petinggi yang hadir menganggukkan kepalanya beberapa kali. Sedikit banyaknya, mereka pun setuju dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Tetua Qiu Xue.
"Hemm, apa yang dikatakan oleh Tetua Qiu ada benarnya juga. Apalagi mengingat bahwa peristiwa seperti ini sangat jarang terjadi di kehidupan manusia," ujar salah satu Tetua yang bernama Hyun Bin.
"Benar. Aku pun setuju," timpal Tetua Wen Qing yang duduk bersebelahan dengannya.
"Baiklah. Jadi, sekarang kita semua telah setuju bahwa Feng'er ini adalah orang yang terpilih?" tanya Kepala Tetua Suma Bing sambil kembali memandang semua wajah para Tetua.
"Ya, kami pun setuju," jawab para Tetua.
"Kalau begitu, mulai sekarang kita harus melindungi Feng'er, kita pun harus melatihnya semampu yang kita bisa. Apapun yang terjadi, jangan biarkan Feng'er berada dalam keadaan bahaya," tukas Kepala Tetua Suma dengan nada serius.
Kalau benar Lin Feng adalah bocah yang dipilih untuk mengembalikan kejayaan Sekte Gunung Surgawi dan menstabilkan keadaan dunia, maka keselamatannya benar-benar harus terjamin.
Apapun yang terjadi Lin Feng tidak boleh mati.
Semua Tetua yang ada di ruangan tersebut setuju dengan ucapan Kepala Tetua Suma Bing. Mereka pun sependapat dengan dirinya.
"Baik Kepala Tetua, aku setuju. Kalau begitu, mulai sekarang kita harus melindungi Tuan Muda Feng," ucap Tetua Jiang Huanran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan si Pedang Kilat Biru.
Kini, semua petinggi itu sudah sama-sama setuju. Mulai sekarang, Lin Feng adalah segalanya bagi mereka.
Arak dituangkan kembali ke dalam cawan. Mereka bersulang dengan penuh kegembiraan. Setelah habis beberapa cawan, kembali Kepala Tetua Suma Bing berkata dengan serius.
"Sekarang, aku ingin membicarakan terkait masalah yang menimpa sekte kita ini," katanya sungguh-sungguh.
Semua orang kembali membungkam mulutnya. Mereka tidak ada yang berani buka suara.
"Sebelumnya, aku ingin bertanya kepada kalian. Apakah di antara kalian, ada yang mengetahui, kenapa aku memilih untuk mundur sementara waktu?" tanya Kepala Tetua Suma Bing sambil memandangi wajah para petinggi yang ada di situ.
"Di antara kami tidak ada yang mengetahui secara pasti. Tapi walaupun demikian, kami yakin bahwa langkah yang dipilih oleh Kepala Tetua, adalah langkah yang terbaik," jawab sang Wakil Kepala Tetua yang bernama Zhang Nan dan berjuluk si Raja Dari Timur.
Di antara para petinggi yang ada di Sekte Gunung Surgawi, pada dasarnya memang Wakil Kepala Tetua Zhang Nan saja yang terbilang paling cerdas. Bahkan terkadang, dia jauh lebih cerdas daripada Kepala Tetua sendiri.
Oleh sebab itulah, meskipun hanya Wakil Kepala Tetua, tetapi semua orang sama hormat kepadanya.
Selain dikenal karena kecerdasannya, dia pun dikenal karena kebijakannya. Di sisi lain, Wakil Kepala Tetua Zhang pun adalah orang yang paling mengerti terhadap Kepala Tetua.
Apapun keputusan yang diambil oleh Kepala Tetua, dia pasti akan mendukungnya.
Seperti juga pada saat ini. Walaupun keputusan Kepala Tetua yang menyuruh sektenya untuk mundur dan menyembunyikan diri sementara waktu membuat banyak orang sedikit kecewa, tapi kembali lagi ke awal, Wakil Kepala Tetua Zhang pasti akan mendukungnya. Sebab dia yakin, jalan yang dipilih Kepala Tetua adalah jalan terbaik dari yang paling baik.
"Terimakasih, Wakil Ketua Zhang. Aku tahu kau selalu setuju dengan setiap keputusanku," kata Kepala Tetua sambil tersenyum kepadanya.
"Tidak perlu sungkan, Kepala Tetua. Tetapi maaf, kami juga butuh penjelasan kenapa kau memilih jalan tersebut,"
Kepala Tetua Suma Bing menganggukkan kepalanya. Dia tentu memahami maksud Wakil Kepala Tetua . Kalau dirinya berada di posisi mereka, maka dia pun pasti akan menanyakan hal serupa.
Oleh karena itulah, sekarang orang tua tersebut berniat untuk menjelaskan alasannya.
"Alasanku memilih jalan ini adalah karena aku tahu bahwa itu adalah jalan satu-satunya. Di sisi lain, aku pun sangat terpaksa karena melihat keadaan sekte kita saat ini. Sekte Gunung Surgawi sudah tidak stabil lagi. Akibat penyerangan beberapa waktu lalu, kekuatan kita menjadi turun drastis. Tidak ada lagi orang yang mampu diandalkan kecuali hanya kita saja," Kepala Tetua Suma Bing berhenti sebentar.
Membicarakan keadaan sektenya saat ini, hal itu terlalu menyakitkan hatinya. Sebab keadaan Sekte Gunung Surgawi yang sekarang, sangat jauh berbeda dengan keadaan beberapa waktu silam.
Orang tua itu menuangkan arak ke dalam cawannya. Hanya satu kali tenggak, arak dalam cawan sudah langsung habis. Kepala Tetua Suma Bing melakukan hal tersebut hingga tiga kali banyaknya.
Setelah merasa puas dan mulai merasa tenang, dia kembali melanjutkan bicaranya, "Coba kalian pikirkan lagi, akibat penyerangan kemarin, berapa banyak murid-murid yang mati? Berapa banyak pula murid senior dan guru pengajar yang turut tewas menjadi korban?"
Penyerangan beberapa waktu lalu memang merupakan penyerangan yang memberikan dampak cukup luar biasa, khususnya bagi Sekte Gunung Surgawi sendiri.
Pihaknya mengalami kerugian besar.
Kalau sudah seperti ini, kepada siapa mereka meminta pertanggungjawaban?
Semua petinggi yang hadir di sana menundukkan kepalanya dalam-dalam. Meskipun belum menjelaskan secara menyeluruh, namun sedikit banyaknya mereka sudah mulai mengerti kenapa Kepala Tetua Suma Bing mengambil keputusan untuk mundur dan menyembunyikan diri kepada sektenya.
"Akibat keadaan sekte kita yang sedang terpuruk ini, coba kalian bayangkan, bagaimana jadinya kalau dalam waktu dekat ini, kita mendapat serangan lagi, bahkan yang jauh lebih besar?"
Para petinggi semakin menundukkan kepalanya lebih dalam. Mereka tentu tidak sanggup membayangkannya. Karena semakin dibayangkan, semakin tergambar pula kehancuran yang nyata.
Kepala Tetua Suma Bing masih menatap para petinggi sekte. Tatapan matanya sayu, wajahnya juga tampak muram. Seolah-olah seluruh beban di muka bumi ini, berada di pundaknya.
"Apakah sekarang kalian mengerti, kenapa aku mengambil keputusan ini?" tanyanya menegaskan.
"Ya, sekarang kami mengerti, Kepala Tetua," jawab Wakil Kepala Tetua Zhang Nan.
"Apakah masih ada yang tidak setuju dengan keputusanku ini?"
"Tidak ada. Kami semua menyatakan setuju. Kalau masih ada perintah, silahkan Kepala Tetua turunkan saja, kami akan melakukannya dengan segera," sahut Tetua Gin Bao mewakili para tetua lainnya.
"Baik, sekarang aku perintahkan kalian membubarkan diri. Setelah itu, kalian umumkan kepada semua murid sekte terkait langkah yang aku ambil ini. Jangan lupa, umumkan juga kepada seluruh dunia bahwa Sekte Gunung Surgawi akan menutup diri dalam jangka waktu yang belum bisa ditentukan," tegas Kepala Tetua Suma Bing.
"Baik, kami semua akan segera melakukannya," jawab para petinggi sambil bangkit dari tempat duduknya.
Setelah itu, mereka semua langsung pergi dari dalam ruangan tersebut. Sekarang yang ada di sana hanya tinggal Kepala Tetua dan Lin Feng saja.
"Hahh … para leluhur, maafkan kalau aku belum bisa mewujudkan impian kalian semua," gumamnya sambil memandang langit-langit dalam ruangan itu.
Kepala Tetua Suma Bing sebenarnya merasa berat untuk mengambil keputusan tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, untuk sementara waktu ini, memang hanya keputusan itulah yang dirasa paling tepat.