SilverDusk adalah sebuah negeri yang sangat indah. Di sini semua keajaiban nyata adanya. Awan yang menghiasi langit berwarna pink cerah dan biru pastel. Burung-burung dengan suara nyanyian mereka yang sangat merdu. Serta ribuan jenis spesies mahluk menakjubkan yang tak ada di dunia manusia pada umumnya.
SilverDusk terbagi atas lima wilayah utama. Wilayah pertama yang terkenal akan keindahan gunung es yang dihuni oleh para peri bersayap emas, bernama wilayah Acura.
Lalu yang kedua ada wilayah Bratzy, wilayah yang dihuni oleh kaum manusia srigala, dengan pack terkuat yang dipegang oleh Pack GoldRose.
Wilayah yang ketiga ada di Celion, wilayah paling Utara di SilverDusk yang merupakan sumber air utama di SilverDusk, di sini terdapat suungai Airy yang dijaga oleh bangsa mermaid yang memiliki paras dan suara yang tak terkalahkan keindahannya.
Selanjutnya, ada wilayah Dendxy. Di sini merupakan wilayah paling selatan, di sini juga terdapat satu sekolah besar khusus untuk mempelajari sihir. Setiap anak dari semua klan yang ada di Silver akan masuk sekolah ini untuk mendalami kekuatan mereka dan tentunya ilmu sihir.
Wilayah yang terkahir adalah Echyho. Di sini merupakan tempat paling subur di SilverDusk, di sini banyak ditumbuhi oleh ratusan jenis tanaman yang dirawat oleh klan nymph.
Kelima wilayah itu ada di bawah kendali kerajaan utama yang ada di SilverDusk, yang mana kerajaan SilverDusk dipimpin oleh seorang King dan Queen yang sangat terkenal akan sikapnya yang adil dan bijaksana.
King Veronom dan Queen Valerie. Mereka adalah pemimpin utama dari wilayah SilverDusk ini. Mereka merupakan keturunan sakti dari dewa-dewi, sehingga membuat keduanya imortal. Sebenarnya semua mahluk yang ada di SilverDusk adalah mahluk immortal. Tak ada satu orangpun manusia biasa di sini.
Kerajaan utama SilverDusk sendiri adalah salah satu tempat paling mewah dan indah. Kerajaan ini terletak di tengah-tengah wilayah Acura dan Echyho.
"Your Highness ... persiapan untuk pesta perayaan satu tahun kelahiran Prince Xander sudah siap." Seseorang dengan tubuh kekar dan juga jubah bulu berwarna hitam itu melaporkan kabar tersebut dengan sangat hormat kepada Qing Veronom.
Veronom melirik sekilas kepada sosok tadi, lalu sebuah pertanyaan dilontarkan.
"Apa kalian sudah memastikan seluruh rakyat diundang?"
"Tentu saja, Your Highness."
Raja Veronom mengangguk. "Itu bagus, Aceo. Aku ingin semua yang ada di SilverDusk tahu dan mengenal calon raja mereka nantinya. Xander adalah penerus kerajaan ini." Aceo mengangguk.
Aceo Luxor-- Dia merupakan panglima terkuat di SilverDusk. Selain itu Aceo juga merupakan tangan kanan Veronom.
Aceo adalah seorang Alpha yang juga merupakan pemimpin dari Pack terkuat yang ada di sana, pack GoldRose.
.
.
Di taman Cyvian, Valerie sedang berjemur pagi dengan bayi kecilnya.
Bayi Xander sangatlah tampan. Wajahnya yang sudah bisa dipastikan sangat amat memikat itu selalu saja membuat para pelayan yang bertugas untuk menemani Ratu Valerie dalam menjaga Prince kecil merasa kagum.
"Daisy ... kemarilah, nak." Queen Valerie memanggil seorang maid termuda yang berdiri di antara sepuluh maid lainnya. Daisy saat ini masihlah seorang anak perempuan kecil berusia sepuluh tahun.
Daisy yang merasa namanya terpanggil dengan segera mendekati Valerie dengan senyuman secerah matahari saat itu.
"Apa Queen membutuhkan sesuatu? aku akan melakukan apapun yang Queen perintahkan kepadaku," jawab Daisy setelah ia berada di hadapan Valerie.
Valerie tersenyum gemas dengan kepolosan dan keceriaan yang Daisy bawa.
Valerie mengelus rambut panjang Daisy yang terkenang satu di samping kanan dengan tersenyum. Netra Valerie yang berwarna biru kristal itu memandangi Daisy dengan tatapan penuh makna.
"Berapa umurmu, Daisy?" tanya Valerie.
Sebenarnya Valerie sudah tahu tentang umur bahkan seluk beluk Daisy. Tapi wanita itu hanya ingin menanyakannya secara langsung kepada gadis kecil manis itu.
"Aku ... sembilan! Ah! Maksudnya sepuluh tahun, Queen." Daisy menjawab dengan sedikit kesalahan. Dia agak lupa dengan usianya sendiri mungkin.
Hahaha.
Para maid lain yang ada di sana menatap takjub dengan keakraban Daisy dan juga Queen mereka. Sejak Daisy datang ke Istana ini sebagai seorang maid atau pelayan, sejak saat itu pula Daisy semakin dekat dengan anggota inti kerajaan. Daisy seolah mampu memikat hati semua orang yang ada di sana.
Yang mana hal itu terkadang menimbulkan cukup banyak keirian di hati para maid yang jauh lebih senior daripada Daisy.
"Kau dan Xan hanya berbeda sepuluh tahun artinya ...," ucap Valerie dengan memandang bayi yang ia letakan di ayunan khusus bayi.
Mendengar itu membuat Daisy tersenyum senang, tangan kecilnya ikut mengayun, ayunan tempat di mana Prince Xander terbaring dengan tenang.
"Kau akan menjadi maid pribadi Xander suatu saat nanti ...," ucap Valerie kemudian.
Valerie tahu dia sedikit berlebihan, tapi entah mengapa Valerie bisa merasakan jika Daisy adalah orang yang tepat untuk ada di sisi putranya.
Walaupun perbedaan usia di antara mereka cukup jauh, namun hal itu bukanlah penghalang besar.
Karena Valerie sudah membiasakan Daisy untuk ada di sisi Xander sejak kelahiran putra mahkota kerajaan SilverDusk ini.
"Tentu saja, Queen ... aku akan selalu ada untuk Prince Xander," ucap Daisy yang tak bisa untuk menyembunyikan raut wajahnya yang dipenuhi oleh kebahagiaan.
"Good girl ..." Kembali Queen Valerie mengusak rambut Daisy yang sudah sangat panjang.
Sejak hari itu Daisy selalu menemani Queen Valerie dan juga Prince Xander. Secara tak langsung Daisy juga adalah orang yang ikut membesarkan Xander.
"Prince ... ayo, gapai tanganku. Kau pasti bisa ...," ucap Daisy dengan semangat.
Gadis kecil itu mengulurkan tangannya ke depan, seolah menjadi pancingan agar Xander mau mendekatinya.
Saat ini Xander sudah semakin besar. Dalam masanya dia sedang aktif untuk berlatih berjalan.
"Isy! Isy!" Bibir kecil Xander kulai memanggil nama Daisy.
Daisy semakin tersenyum, bersama dengan Xander kecil setiap detik dalam setiap hari adalah hal yang sangat menyenangkan. Dia bahkan tak merasa jika hari ini sudah hampir gelap.
"Hap!" Kini giliran Daisy yang langsung menangkap Xander.
Xander kecil tak menyia-nyiakan kesempatan. Dia langsung melingkarkan lengan kecilnya ke tubuh Daisy.
"Isy ... Isy!" ucap Xander yang baru bisa berbicara satu dua patah kata.
"Hehehe ... Price Xander sangat imut! Gemasnya!" Daisy langsung saja menciumi pipi Xander yang saat itu masih sangat bulat berisi.
"Isy! Cium-cium lagi! Xan mau cium Isy!" Mendengar kata-kata tak beraturan dari Xander membuat gelak tawa keluar dari wajah Daisy yang selalu terlihat cantik.
"Prince mau menciumku? Tak boleh!" Daisy berpura-pura untuk membuang wajahnya dari Xander.
Sungguh, Daisy hanya bercanda. Tapi Xander kecil saat itu sangatlah cengeng. Dia langsung menangis dan menarik-narik rambut Daisy.
"Hiks ... Isy cium Xan! Isy cium! cium!"
Astaga! Jika ada orang lain yang melihat, bisa-bisa Daisy dihukum lagi karena telah membuat putra mahkota kerajaan SilverDusk menangis seperti ini.
Segera Daisy langsung mencium Xander kecil berulang kali hingga tak lagi terdengar suara tangisan dari pangeran kecil itu.
"Aku sudah mencium Price Xan ... sudah ya, jangan menangis lagi. Nanti aku akan di hukum karena membuatmu nangis."
Kini gantian Xander yang mengerjapkan matanya. Dia memandangi Daisy dengan raut wajah polos khas anak kecil.
"Isy tak boleh di hukum! "
"Jika Prince tak mau aku di hukum, maka Prince jangan nangis. Jangan cengeng, oke?"
Xander kecil mengangguk mantap. Dia mengusap sisa-sisa air matanya.
"Xan tak mau nangis lagi!" ucap Xander kecil.
Sedangkan Daisy hanya terkekeh. Dia sama sekali tak menyadari jika mulai detik itu Xander benar-benar tak akan pernah menangis lagi. Bahkan saat ia terluka sekalipun, tak ada satu air mata yang keluar dari bola mata indahnya.
"Bagaimana bisa Prince tak menangis? Jatuh dari pohon apel yang cukup tinggi hingga membuat beberapa lecet dan kakinya yang patah? Itu sangat menyakitkan." Valerie memandang cemas ke arah putarannya yang kini hanya duduk santai di ranjang miliknya.
"Xan tak mau menangis. Xan mau kuat, Bunda. Kata Isy jika Xan menangis, nanti Isu di hukum. Jadinya Xan janji tak akan menangis lagi kepada Isy."
Entah mengapa ucapan polos yang Xander kecil katakan tadi membuat Valerie merasa sedikit kejanggalan.
"Daisy lagi?" gumam Valerie yang tak di denfar oleh Xander.
Selama ini apapun yang Xander katakan atau buat hanya untuk Daisy. Semuanya untuk Daisy. Valerie tak pernah melarang semua itu, bahkan tadinya dia sangat ingin menjadikan Daisy sebagai maid pribadi Xander, tapi entah mengapa kini Valerie rasanya sedikit tak menyukai kehadiran Daisy yang terlalu dekat dengan Xander.
"Kenapa kau selalu saja memikirkan Daisy? Kau kan terluka, Prince. Lihat ... ini sakit kan?" tanya Valerie lagi.
Xander memandangi luka di kakinya, lalu kembali manatap Valerie.
"Ini sakit, Bunda. Tapi melihat Isy yang di hukum membuat Xan lebih merasa jauh lebih sakit."