Chereads / Petals Girl (A Girl Who Owned By Possessive Devil) / Chapter 13 - 13 - Mendinginkan Amarah

Chapter 13 - 13 - Mendinginkan Amarah

Keadaan seketika berubah. Awal musim semi yang seharusnya indah, hangat, dan sangat menyenangkan dalam sekejap berubah menjadi begitu gelap.

Tak ada langit cerah di atas sana, tak ada. Karena kumpulan awan hitam yang datang dengan hujan-hujan es runcing yang dingin telah menghancurkan keseluruhan acara.

Ada ratusan atau bahkan jutaan kuncup-kuncup bunga yang mati sia-sia. Xander marah, inilah hasil dari amarah yang ia bawa.

Bisakah kini kita menyalahkan Daisy? Dia yang telah membuat Xander menjadi marah, atau lebih tepatnya ... Daisy adalah sumber amarah Xander.

"Prince, sudah. Hentikan semuanya," pinta Isy. Dia adalah satu-satunya orang yang berani untuk menyentuh lengan Xander.

Daisy mencoba membuat Xander menghentikan hujan es runcing itu. Xander tak boleh merusak perayaan awal musim semi ini.

"Aku bersumpah jika kau masih seperti ini, aku tak akan lagi muncul dihadapanmu!"

Bres!

Hampa. Seketika langit di atas sana hampa tanpa apapun. Hujan es dan awal hitam yang Xander bawa karena amarahnya juga seketika lenyap.

Bagaikan gerakan slow motion, Xander mengedarkan matanya untuk menatap satu-satunya gadis yang mampu membuatnya menjadi orang bodoh.

"Katakan sekali lagi, Isy."

Daisy diam. Jujur dia sangat takut. Xander tetaplah Xander. Dia menyeramkan ketika marah.

"Aku bilang katakan sekali lagi, Isy!" Angin yang sangat kencang tiba-tiba datang dan menghempaskan semua orang yang ada di sana kecuali Xander dan Daisy.

Daisy buru-buru melihat liar ke semua yang kini terjatuh di tanah.

Daisy tak bisa diam saja. Dia ingin sekali berteriak kepada Xander untuk menghentikan semua tindakannya ini. Namun, apa daya Daisy?

"Jika mata indahmu masih kau gunakan untuk menatap mereka semua ... aku berjanji akan merampas matamu itu!"

Deg!

Desiran aneh Daisy rasakan di dalam hatinya.

Dipandangnya lagi wajah Xander yang sarat akan amarah. Bukankah ini hanyalah hal kecil? Lalu untuk apa Xander sampai semarah ini?! Lagipula Daisy hanya akan berkenalan dengan saling menukar nama dengan anak dari pemimpin Pack GoldenRose, dan bukankah pemimpin dari Pack itu adalah tangan kanan dari Raja Veronom?

"Prince, kali ini kau salah. Kau sangat salah!" Daisy mencoba untuk terus membuat Xander mau memperbaiki segalanya.

Dia benar-benar takut akibat dari perayaan yang gagal ini akan mengundang konflik lain nantinya.

Xander Tetu saja menggeleng. Dia tak ingin memikirkan apapun sekarang. Yang ada di dalam pikiran Xander hanyalah Daisy.

Xander merasa benar. Dia salah karena telah membawa Daisy keluar dari istana SilverDusk. Dia tak ingin Daisynya di lihat oleh semua orang. Daisy memang memakai kain sutra yang menutupi wajahnya yang putih merona, tetapi Xander tak merasa puas dengan hal itu.

Mereka masih bisa melihat secara jelas mata cantik Daisy kan? Mereka memandangi apa yang sudah Xander klaim sebagai miliknya secara gratis dan terang-terangan!

Napas Xander semakin memburu kala Leon yang tadi mengajak Daisy berkenalan memajukan langkahnya. Dia ingin meluruskan kesalahpahaman di sini. Namun, Xander langsung saja membuat tubuh Leon terpental jauh.

Setelah memastikan jika Leon tak lagi ada di sekitar mereka. Atensi Xander kembali kepada Daisy.

Tangan Xander maju untuk mengangkat tubuh Daisy dan membawanya ke dalam rengkuhannya.

"Aku tak akan mengizinkan kau keluar dari istana mulai sekarang."

Xander langsung memanggil naga miliknya. Dalam hitungan detik seekor naga emas dengan rupa yang sangat menawan datang dan dengan segera Xander pergi dari perayaan itu dengan Daisy yang masih mencoba untuk meronta.

"Prince! Kita tak bisa pergi! Kita-"

"Diamlah Isy. Atau aku juga akan mengambil suaramu. Kau tahu? Suaramu begitu indah,bahkan aku tak rela para maid di istana dapat mendengar suaramu dengan sering."

Sungguh. Apakah obsesi Xander akan semakin menjadi kali ini?! Apa mungkin Xander akan jauh lebih kejam dari Xander yang dulu?

"Tapi, Prince ... mengapa-"

"Aku memintamu untuk diam! Apa kau melanggar perintah putra mahkota SilverDusk?!"

"Maaf ..." Cicit Daisy.

Seperti Xander mulai menemukan jati dirinya, sikap aslinya perlahan mulai keluar. Walau dia sama sekali tak mengingat tentang kehidupannya sebelumnya, tetapi Xander yang sekarang ini memang tak beda jauh dari Xander tempo dulu. Daisy menjadi semakin khawatir tentang apa yang mungkin akan terjadi selanjutnya.

Daisy takut jika obsesi Xander akan membawa kehancuran yang lebih menakutkan. Daisy tak siap untuk itu, dan di dunia yang indah ini ... Xander adakah calon dari pemimpin SilverDusk. Daisy tak akan rela jika semuanya hancur dikarenakan Daisy yang menjadi objek obsesi Xander.

.

.

"Prince! Putraku! Ada apa ini?!" Queen Valerie sangat panik ketika dia melihat Xander yang pulang dengan raut wajah suram.

Daisy yang ada di dalam gendongan Xander juga terlihat sangat ketakutan.

Queen Valerie terus saja mengejar putranya hingga sampai di depan pintu kamar yang tertutup dan dikunci dengan mantra. Sehingga tak ada seorangpun yang bisa masuk.

Xander langsung meletakkan tubuh Daisy ke ranjangnya.

Dia kemudian beralih untuk menutup semua jendela yang ada di kamarnya. Membuatnya seolah memiliki tabir pelindung. Jika seperti itu, bahkan cahaya matahari tak akan bisa masuk.

"Prince Xan!" Daisy semakin ketakutan di saat kamar Xander kian menggelap, karena semua akses cahaya telah ditutup.

Ketahuilah ini ... Daisy itu takut gelap. Dia tak akan mampu untuk bertahan di dalam ruangan gelap seperti ini.

"Prince? Hiks ... Prince-"

Grep.

Dalam tangisannya, Daisy dapat merasakan pelukan hangat yang kini menyelimuti tubuhnya yang bergetar.

Tanpa harus menebak, Daisy tahu jika orang yang saat itu memeluknya tak lain dan tak bukan adalah Xander.

"Aku di sini, Daisy. Jangan takut."

"Ge-lap ... Prince aku mohon jangan seperti ini, aku sangat takut dengan gelap."

Di dalam kegelapan itu mata Xander bercahaya. Daisy saja menjadi sedikit tenang di saat mata Xander memberinya sedikit cahaya. Daisy bahkan tanpa sadar semakin mendekatkan tubuhnya untuk memeluk tubuh Xander.

"Hiks ... hiks ... kenapa Prince melakukan semua ini? tanya Daisy yang masih tak mengerti apa alasan Xander membawanya ke mari lalu menutup semua pintu dan jendela sehingga sangat gelap di dalam sini.

"Menyembunyikan dirimu. Itu adalah tujuanku saat ini, Isy ..."