Vierra duduk disamping kiri Farah, gadis manis itu masih memasang senyum diwajahnya membuat Vierra juga ikut tersenyum ramah. Tetapi, sepertinya wajah itu tidak asing baginya. Dia menyela dirinya sendiri untuk tidak berfikir keras membuat nya membuang jauh rasa penasarannya itu.
"Hai. Salam kenal. Aku Farah," Gadis manis itu memperkenalkan dirinya kepada Vierra yang langsung ditanggapi tolehan senyum diwajah.
"Aku Vierra. salam kenal juga"
Mereka berdialog dengan ceria, dengan cepat mereka sudah menjadi teman. Vierra merasakan kebahagiaan karna banyak yang ingin menjadi temannya termasuk gadis cantik nan manis itu.
Mereka belajar dengan khidmat tanpa gangguan. Rasanya dia akan betah dikelas ini. tidak ada pengganggu ataupun perusak. Tidak lama, bel tanda istirahat berdenteng membuat para siswa akhirnya menutup buku mereka. Mereka keluar dengan tujuan masing-masing dan Vierra hanya berdiam diri karna sendiri kekantin menurutnya tidak seru.
"Vierra! kamu gak kekantin?" Ujar Farah melihat Vierra yang masih berdiam diri dikursinya.
"Emmm… kalau gitu, aku boleh ikut kamu kekantin, gak? Makan sendiri kan gak seru." Ujarnya membuat Farah mengangguk meng- iyakan permintaan dari Vierra.
"Iya boleh dong, ayo!" Vierra bangun dari kursinya dan meninggalkan kelas untuk menjelajahi kantin. Dikoridor sekolah menuju kantin, mereka bertemu dengan Hasta dan menyapa Farah.
"Ra.." Sapa Hasta membuat dua gadis itu menatap kearahnya.
Tatapan Hasta tertuju pada mata Farah, dia tidak peduli dengan lirikan Vierra yang tersenyum kearahnya. Terlihat seorang laki-laki didekat Hasta melirik Vierra dengan mesem diwajahnya membuat Vierra menampilkan senyum sekenanya.
"Hai …" Sapa Ato melambaikan tangan menyapa. Vierra hanya mengangguki sapaan Ato dengan senyuman kikuknya.
"Nama kamu siapa?" Tanya Ato dengan cengiran.
"Aku Vierra" jawabnya cepat. Vierra merasa kurang nyaman sekarang.
Hasta merasa jengah melihat kelakuan teman nya itu dan langsung menginjak punggung sepatu Ato membuat sang empu langsung meng "aduh" kesakitan. Ato hanya bisa memegang sepatunya dan meratapi kakinya yang terasa nyeri didalam. Kedua gadis itu hanya tersenyum melihat wajah derita Ato.
"Udah-udah, sebaiknya kita kekantin sekarang. Kami berdua lapar, ayo Vierra!." ungkapnya melerai. Kedua gadis itu berjalan didepan diikuti oleh kedua laki-laki tersebut.
Sekarang, mereka sudah mengambil tempat masing-masing untuk memesan makanan. Hasta masih melirik farah dan Ato yang masih senyum cengir memandang vierra.
"Ra… " Panggil Hasta lirih membuat dua wanita itu terkesiap menoleh. Tetapi, tatapan lembut Hasta tertuju pada mata Farah membuat Vierra lagi-lagi mendengus menampilkan wajah datarnya.
"Aku minta maaf, karna tadi aku gk jemput kamu," Ujarnya tulus membuat mata Vierra menautkan kebingungan menatap wajah Hasta. Sekarang Vierra merasa yakin dengan dugaannya bahwa ini adalah Ara yang dimaksud Hasta.
"Gk apa, tadi Faldo yang jemput aku. Maaf, aku nggk ngasih tau kamu dulu" Perkataan Farah membuat mata Hasta memicing bingung.
"Dia kenapa jemput kamu?"
"Karna sekarang dia partner aku diosis, Ta, buat nyelesein kegiatan buat acara sekolah nanti. Aku harus sering sama dia buat cepet nyelesain porm ini" Ujarnya menjelaskan.
Hasta yang mendengar penjelasan Farah hanya mengangguk tidak rela dengan kedekatan Farah dan Faldo. Melihat wajah Hasta datar seperti itu membuat Vierra menyimpulkan, bahwa Hasta memiliki perasaan dengan teman barunya itu. Tiba-tiba, seorang laki-laki tinggi dengan perawakan ideal datang kemeja makan mereka.
"Farah…" Panggil Faldo pelan membuat semua mata tertuju padanya.
"Faldo?! Kenapa?" Tanya Farah yang terksiap akan kedatanganya itu.
"Kita harus nyelesain ini diruang OSIS. Sekaligus rapat." Ujarnya menunjukkan banyak lembaran kertas pada gadis itu.
"Farah itu belum selesai makan Do, nanti aja!" Seloroh Ato.
"Udah kok! Ya udah, gue ikut Faldo ya! Maaf ya, Ra, aku duluan"
"Gak apa." Ucap Vierra sambil menganggukkan kepala.
Farah dan Faldo sudah berlalu dari kantin. Hasta yang masih duduk ditempat sambil menoel makanannya kesal. Vierra ingin sekali mengeluarkan kata-kata cerewetnya didepan Hasta, tetapi keberadaan Ato membuatnya mendengus tahan.
Tapi tiba-tiba, Ato menyalingkan kakinya karna tidak tahan ingin ketoilet mengeluarkan air yang tidak bisa dibendung lagi didalam kantong kemihnya. dia berlari meninggalkan Hasta dan Vierra tanpa permisi.
Hasta hanya menggelengkan kepala melihat tingkah konyol temannya itu. Vierra bersyukur Ato telah pergi meninggalkannya berdua dan mulai menunjukkan keaktifannya.
"Cemburu, ya?" Ucap Vierra tiba-tiba.
Mendengar Vierra berucap, Hasta tersadar dengan keberadaannya sekarang yang hanya berdua dengan Vierra. Pemuda itu menyudahkan suapannya dan mulai membangunkan bokongnya dari kursi untuk berlalu, tapi sekejap sentuhan tangan Vierra menghentikannya.
"Kamu tu, suka banget ya dipegang tangan aku?" Mendengar kata-kata itu lagi akhirnya Hasta mengambil tangan vierra untuk ditepis dan pergi meninggalkannya.
"Dasar cowok!" Lirihnya tersenyum.
Tidak lama Ato datang dengan wajah leganya.
"Hai Ra, Ata kemana ya?" Tanyanya pada Vierra.
"Kayaknya masuk kelas deh"
"Kalau gitu, kita bisa makan bareng, berdua lagi!" Ungkapnya senang dengan cengiran menggelikan.
"Kayaknya tinggal bentar masuk, aku ke kelas dulu, bye!!" Pamitnya cepat tanpa menerima ajakan Ato membuat laki-laki kurus itu berdelik. Vierra langsung berjalan cepat menuju kelas tanpa menghiraukan suara Ato yang memanggilnya.
Sekarang Vierra tengah berkhayal jauh, memimpikan Hasta yang sedang mununggangi kuda putih datang kerumahnya untuk melamar. Wajahnya mesem-mesem tidak jelas sambil menopang kepalanya. Tiba-tiba terlintas di khayalnya Hasta sedang bermesraan dengan Farah membutnya tersadar penuh.
Vierra kembali memikirkan masalah dikantin, mengingat Hasta yang kelewat cuek membuatnya berfikr keras. Rasa nyeri dikepalanya kembali datang membuatnya menjambak keras rambutnya. Dengan kasarnya dia merogoh tasnya mengambil butiran pil untuk menghilangkan nyeri sakit akan kepalanya. Lama-lama sakit akan kepalanya mereda.
Dengan cepat ia menormalkan segera beban fikirannya agar teman-teman kelasnya tidak mencurigai dirinya.
"Vierra?" panggil Farah tiba-tiba datang membuatnya langsung memasukkan obat kedalam tas. Dia sangat takut dengan kedatangan Farah yang mungkin akan membuatnya menjawab pertanyaan mengenai rasa penasarannya.
"Farah?!"
"Kamu kenapa? Apa yang kamu sembunyikan?" Tanya Farah penasaran sambil menilik tas Vierra yang sudah tertutup rapat. Dugaannya benar, Farah mengintrogasinya dengan pertanyaan telaknya.
"Emmm… gk apa kok, Far, aku cume kejut aja kamu dateng tiba-tiba. Lihat? Gak ada yang aku sembunyiin!" Elahnya beralasan tapi wajah Farah masih menampilkan wajahnya yang tidak percaya.
Tiba-tiba seorang guru laki-laki datang, langsung Farah membuang rasa penasarannya pada Vierra dan mulai fokus pada guru yang ada didepannya.
"Buka halaman 10..."
Sekian lama berkutat dengan buku pelajaran serta mengolah otak, akhirnya bel tanda pulang pun terdengar. Matahari disiang hari sudah sangat menyengat, Vierra memasukkan semua alat tulisnya kedalam tas.
"Vierra, kamu akan pulang dengan siapa?" Tanya Farah memastikan.
"Emm... aku masih mencari"
"Kamu gak dijemput atau.."
"Aku dijemput, kok," sergah Vierra memotong ucapan Farah.
"Ok, aku duluan ya?!" Pamitnya dengan lambaian ditangan yang hanya diangguki Vierra. Tanpa disadari Farah telah menjatuhkan sesuatu, seperti buku kecil tebal tanpa digembok.