Kiara bangun pagi-pagi sekali karena ingin mengunjungi pasar ikan Tsukiji. Setelah mengurus Shangri-la selama beberapa jam, dia mandi dan pergi ke lantai 36 untuk sarapan. Hotel Aman menyediakan dua macam sarapan, gaya Barat dan sarapan tradisional Jepang. Tentu saja Kiara memilih sarapan tradisional Jepang.
Menu sarapan tradisional Jepang terdiri dari nasi atau bubur dari beras yang berasal dari wilayah Nagano, tamagoyaki dengan parutan lobak, ikan panggang, beberapa macam acar sayuran khas Jepang (tsukemono) dan sup miso. Penyajian makanan tersebut sangat indah karena menggunakan perlalatan tradisional. Kiara sangat menikmati sarapan pagi ini.
Setelah selesai sarapan, dia menemui concierge dan bertanya apakah hotel menjual beberapa barang yang menarik minatnya. Concierge itu menghubungi manajernya dan Kiara membuat janji temu di siang hari karena pagi ini dia berniat pergi ke Tsukiji market.
Kiara pergi ke Tsukiji market menggunakan kereta bawah tanah. Lokasi hotel tidak jauh dari stasiun kereta Otemachi. Perjalanan dari hotel ke pasar memakan waktu 20 menit. Begitu tiba di area pasar Tsukiji, Kiara mengamati barang-barang yang ditawarkan oleh para vendor. Ada ikan, gurita, cumi-cumi, udang, kerang, lobster, dan beberapa spesies hewan yang tidak dikenali Kiara.
Setelah mengamati produk yang ditawarkan, dia mulai melakukan negosiasi dengan vendor-vendor yang ada. Seperti biasa, Kiara menyewa warehouse untuk menerima barang-barang belanjaannya. Gadis itu menghabiskan waktu selama beberapa jam di pasar.
Dia memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran yang ada di area pasar. Kiara menyempatkan diri untuk mengunjungi toko tamagoyaki yang viral di internet. Dia memesan tamagoyaki dan meminta pemilik toko untuk mengantar pesanannya ke warehouse.
Setelah selesai makan siang, Kiara kembali ke hotel untuk bertemu dengan manajer hotel. Mereka mengobrol selama beberapa menit dan manajer hotel bersedia membantu Kiara untuk membeli barang-barang yang Kiara inginkan. Kiara meminta manajer hotel mengirim peralatan gym dan barang pesanan lainnya ke warehouse.
Waktu masih menunjukkan pukul 13.00, jadi Kiara menyempatkan diri untuk mengunjungi supermarket dan minimarket yang ada di sekitarnya. Dia memborong banyak kitkat dan makanan khas Jepang. Kiara juga membeli bahan makanan serta obat-obatan dan meminta staf untuk mengirim pesanannya ke warehouse. Kemudian, dia pergi ke bakery favoritnya di area Ginza. Dia sering sekali mengunjungi bakery ini ketika kuliah di Tokyo.
Kiara memesan berbagai macam roti tawar, sandwich dan roti panggang. Salah satu menu yang menjadi favorit para pengunjung adalah brown sugar French toast. Menu ini memang tampak sederhana, tetapi rasanya sulit untuk dilupakan.
Kebetulan sekali, bakery itu sedang melunjurkan produk baru. Kiara tertarik saat melihat roti tawar wijen hitam dengan isian cream cheese di dalamnya. Dia langsung jatuh hati setelah mencicipi tester yang diberikan oleh staf. Gadis itu memesan 500 loaf roti tambahan dan meminta staf untuk mengirim pesanannya ke warehouse.
Langit berubah menjadi gelap dan Kiara memutuskan untuk kembali hotel dan memesan room service. Dia sudah kangen dengan Milktea dan Mochi. Kiara membawakan melon pan dan strawberry shortcake sebagai oleh-oleh.
"Mochi, Milktea, kalian ada di mana? Aku membawa oleh-oleh." teriak Kiara ketika memasuki vila di Shangri-la.
"Di sini, Kiara," balas Milktea. Mereka tampak berlari dari arah kebun.
"Kamu membawa oleh-oleh apa?" tanya Mochi dengan penuh semangat.
"Ada melon pan dan strawberry shortcake, kalian belum pernah mencoba, kan?" kata Kiara.
Gadis itu memindahkan kue ke piring lalu meletakkan di depan kedua anjingnya.
"Mochi, Milktea, apakah kalian bisa membantuku untuk membuat kolam onsen seperti yang ada di kamar hotel?" tanya Kiara.
"Maksudmu kolam batu dengan air panas?" tanya Milktea setelah menelan kuenya.
"Iya, aku akan membawa kalian keluar untuk melihat desain kolam. Kalian pasti akan menyukai kamar hotel yang aku tempati." kata Kiara dengan penuh semangat. Dia benar-benar jatuh hati pada kamar mandi hotel. Dia bahkan membeli bantal, selimut, seprai, dan garam mandi yang disediakan oleh manajemen hotel.
Malam itu Kiara mengajak Milktea dan Mochi untuk tidur di kamar hotel. Mereka setuju untuk membantu Kiara membuat deep soaking bathtub seperti yang ada di kamar mandi. Sebagai bentuk rasa terima kasih, Kiara berjanji akan mengajak Milktea dan Mochi berjalan-jalan di Pulau Jeju setelah menghadiri pesta pernikahan kakak Audrey.
Keesokan harinya, Kiara sarapan di lantai 34 sebelum melaksanakan misinya. Hari ini dia akan berkeliling toko souvernir beberapa prefektur Jepang yang tersebar di area Ginza, Ikebukuro dan Shibuya. Prefektur di Jepang membuka toko souvenir di Tokyo untuk mempromosikan daerah mereka dan menarik minat turis. Hal ini sangat menguntungkan Kiara karena dia tidak perlu pergi ke masing-masing prefektur untuk membeli makanan atau produk khas prefektur tersebut.
Sebelum memulai shopping spree hari ini, Kiara mengunjungi sebuah restoran unik yang berada di area Kameido. Restoran ini terkenal karena menjual bento seberat 1kg dengan harga terjangkau. Bayangkan saja, 1 onigiri berukuran 1kg dihargai 200 yen dan harga 1 bento nasi berukuran 1kg juga dimulai dari 500 yen. Lokasi restoran ini memakan perjalanan 30 menit menggunakan kereta. Pemilik restoran terlihat sangat antusias ketika menyambut Kiara. Dia memberi beberapa tester secara gratis. Makanan di restoran itu cukup enak, jadi Kiara segera memesan setiap menu yang ada. Gadis itu menyelesaikan administrasi dan meminta pemilik restoran untuk mengirim pesanan ke warehouse.
Kiara melanjutkan perjalanannya berkeliling ke toko souvenir seperti jadwal yang dia buat. Hari ini dia mendapat banyak pengalaman baru. Perhentian pertama Kiara adalah toko Prefektur Iwate di Ginza. Prefektur ini merupakan produsen mie soba yang cukup terkenal. Kiara menemukan berbagai macam mi di sana. Dia bahkan menemukan ramen instant dengan mi lebar seperti fettucine. Selain itu, dia juga menemukan makanan dari gluten, beberapa macam keju dan bir rasa yuzu.
Perhentian kedua adalah toko Prefektur Gunma. Di depan toko terdapat seorang staf yang mengenakan kostum Gunma chan, maskot prefektur berupa harimau. Masing-masing prefektur di Jepang memang memiliki tradisi membuat maskot yang lucu untuk menarik minat wisatawan. Gunma terkenal dengan mie udon dan cookies serta makanan manis berbentuk Gunma chan.
Toko ketiga yang dikunjungi oleh Kiara adalah toko Prefektur Ishikawa. Dia melihat berbagai macam curry, pasta dan produk-produk dari emas. Kiara juga menemukan beberapa produk skin care. Produk favorit gadis itu adalah kue monaka berisi pasta kacang adzuki dan kacang walnut berlapis sirup maple.
Perhentian berikutnya adalah toko Prefektur Okinawa, tempat favorit Kiara. Ada banyak makanan unik yang ada di toko ini. Mungkin karena lokasi geografisnya yang berada di dekat Taiwan dan Hongkong, budaya Okinawa diwarnai budaya dari Tiongkok.
Kiara memutuskan untuk membeli perbekalan di toko ini agar dia memiliki waktu bersantai ketika mengunjungi Pulau Okinawa minggu depan. Okinawa terkenal akan minuman beralkohol bernama awamori. Pulau ini memiliki iklim tropis, sangat berbeda dengan pulau-pulau utama di Jepang. Oleh karena itu, pulau ini sering dibandingkan dengan Pulau Hawaii di Amerika.
Di sebelah toko Prefektur Okinawa, terdapat toko Prefektur Kochi. Produk menarik dari toko ini adalah ikan bonito panggang dan makanan pendamping berupa saus yang terbuat dari jahe. Kiara pernah mencoba kondimen ini dan rasanya memang enak jika dimakan dengan nasi panas. Setelah itu, dia mengunjungi toko Prefecture Yamagata. Di sana, dia menemukan berbagai sayuran khas pegunungan yang susah ditemukan di luar Jepang. Ada berbagai macam jamur, rebung, daun bawang paling besar yang pernah Kiara lihat seumur hidupnya, dan berbagai macam tsukemono.
Dua toko terakhir yang dikunjungi oleh Kiara adalah toko Prefektur Hiroshima dan Hokkaido. Prefektur Hiroshima terkenal akan okonomiyaki, lemon dan tiram. Kiara hanya membeli sedikit tiram di sini karena dia sudah membeli banyak seafood di Tsukiji market dan berniat membeli seafood di Korea. Toko Prefektur Hokkaido adalah toko favorit Kiara setelah Okinawa. Produk yang menarik dari toko ini adalah ramen beku dan ice cream rasa melon. Buah melon Hokkaido memang sangat terkenal di Jepang.
Kiara merasa sangat lelah setelah berbelanja seharian. Dia segera kembali ke hotel dan memutuskan untuk berendam sejenak sebelum tidur. Besok adalah hari terakhir Kiara di Tokyo, dia ingin mengunjungi museum Ghibli dan mencoba makanan bertema Ghibli di beberapa restoran yang tersebar di Tokyo.