Chereads / Back to the Qing Dynasty / Chapter 16 - Bab 16 Belanja Perbekalan Lagi

Chapter 16 - Bab 16 Belanja Perbekalan Lagi

Keesokan harinya, Kiara melanjutkan perjalanan ke Okinawa. Hamparan laut biru menyambut Kiara dari jendela pesawat. Setelah pesawat mendarat di bandara Naha, dia segera mengambil mobil sewaan dan memulai petualangannya di pulau itu. Kiara segera menuju ke hotel untuk check-in dan menyimpang barang-barangnya. Dia sengaja memilih hotel di area Ginowan yang tidak terlalu ramai dan berada di tengah-tengah pulau.

Gadis itu segera berbelanja perbekalan di supermarket. Di pulau ini terdapat supermarket lokal yang menjual produk-produk dari petani di pulau itu. Kiara juga membeli makanan dan buah khas seperti sata andagi (donut goreng), buah mangga Okinawa yang terkenal langka, serta produk-produk yang terbuat dari buah nanas. Uniknya, nanas yang tumbuh di Okinawa berasal dari kota Bogor, Indonesia. Kiara tinggal di Okinawa selama 3 hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan. Dia mengurungkan niatnya untuk memperpanjang kunjungan karena takut kehabisan waktu untuk mengumpulkan perbekalan. Namun, dia meluangkan waktu untuk mengajak Milktea dan Mochi bermain di salah satu pantai di pulau itu. Untungnya, di Okinawa ada banyak pantai tersembunyi yang minim pengunjung.

Kiara melanjutkan perjalananya ke Seoul. Dia menghabiskan tiga hari pertama membeli perbekalan di pasar tradisional dan supermarket. Dia juga tidak lupa membeli makanan siap makan di berbagai vendor yang ada di pasar Gwanjang, pasar di Myeondong, Namdaemun, Gyeongdong, serta pasar ikan Noryangjin. Kiara membeli sayuran segar, daging-dagingan, kimchi, makanan kering, obat tradisonal, seafood, bahkan pakaian dengan harga yang tidak terlalu mahal.

Setelah membeli bahan makanan dan peralatan rumah tangga, Kiara berburu produk kecantikan dan obat-obatan. Pada hari terakhir di Seoul, dia mengunjungi atraksi wisata populer di kota itu. Kemudian Kiara melanjutkan perjalanan ke Busan. Dia sengaja datang ke Busan lebih awal karena ingin berbelanja sebelum menghadiri pesta pernikahan kakak Audrey.

Busan dikenal dengan pasar ikan terbesar di Korea Selatan. Pasar Jagalchi menyediakan seafood segar dan Kiara memborong banyak seafood yang masih hidup. Dia juga menyempatkan diri mengunjungi pantai Haeundae yang cukup populer di kalangan turis. Kiara mengumpulkan perbekalan dalam waktu dua hari karena dia harus bertemu dengan Audrey.

Pesta pernikahan kakak Audrey dilaksanakan di kediaman keluarga mereka. Kiara cukup terkejut saat pertama kali melihat kediaman keluarga sahabatnya. Rumah leluhur Audrey tampak seperti lokasi syuting drama kerajaan yang sering ditayangkan di TV!

Keluarga Audrey menyambut kedatangan Kiara dengan hangat. Maklum, kedua gadis itu telah berteman sejak lama. Ibu Audrey sudah menganggap Kiara seperti putrinya sendiri. Ketika kedua orang tua Kiara meninggal, ibu Audrey menawarkan agar Kiara tinggal bersama Audrey, tetapi gadis itu menolak karena tidak mau merepotkan.

Begitu pesta pernikahan selesai, Audrey mengajak Kiara berlibur di Pulau Jeju selama beberapa hari. Mereka mengunjungi café G-dragon, Ossuloc café, museum teh dan menikmati street food di pasar tradisional. Kiara sangat menyukai chiffon cake dari Ossuloc café dan citrus cake dari cafe GD. Dia memborong banyak kue dari kedua café tersebut dan meminta staf café untuk mengirim pesanannya setelah Audrey kembali ke Seoul. Kiara juga memborong jeruk Hallabong serta black pork khas Jeju.

Kota tujuan Kiara berikutnya adalah Hongkong. Dia menghabiskan dua hari di sana, lalu melanjutkan perjalanan ke Macau. Kiara membeli senjata dan alat pertahanan diri di kota ini dengan bantuan Pak Rudi yang dia bantu di airport Bali. Kemudian, Kiara melanjutkan perjalanan ke kota Shenzhen di China. Jarak dari Hongkong ke kota Shenzhen sangat dekat. Kiara hanya perlu menyeberangi perbatasan menggunakan kereta api.

Shenzhen merupakan pusat teknologi, bisnis, ekonomi, penelitian dan tourism di China. Kota ini terletak di propinsi Guangdong dan merupakan kantor pusat dari dua perusahaan raksasa di Tiongkok, Tencent dan Huawei. Kiara hanya tinggal selama dua hari di kota itu sebelum melanjutkan perjalanan ke kota Guangzhou. Dia tinggal di kota ini selama tiga hari dan menemukan banyak barang unik seperti peralatan masak dari tanah liat yang sangat penting bagi Cantonese. Dia juga menemukan restoran yang menjual Chang fen dan berbagai macam bubur yang harganya cukup terjangkau.

Karena takut kehabisan waktu, Kiara melanjutkan perjalanan ke Hangzhou, Anhui dan Beijing. Kiara membeli beberapa macam teh dan ink stick di Anhui. Ada taiping houkui, keemun, Huangshang maofeng, liu'an gua pian beberapa jenis teh lokal. Lalu, dia membeli beberapa macam teh di Hangzhou, serta mengunjungi Dragon Well Mansion, sebuah restoran fine dining yang berlokasi di sebuah taman khas Tiongkok yang indah. Pemilik restoran menggunakan bahan-bahan lokal berkualitas tinggi. Salah satu hidangan favorit Kiara adalah wintermelon yang dimasak sehingga memiliki tekstur dan rasa seperti dongpo pork.

Kiara meluangkan waktu untuk mengunjungi kebun teh longjing dan membeli beberapa pohon teh untuk ditanam di Shangri-la. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanan ke Beijing. Gadis itu sungguh tidak sabar ingin mengunjungi tembok besar, summer palace dan forbidden city. Setelah mendarat, dia segera menuju ke hotel untuk beristirahat sejenak. Kiara memutuskan untuk tinggal di area Dongcheng.

Kota Beijing membuat Kiara sangat tertarik karena kaya akan sejarah dan memiliki perpaduan kontras antara tradisi dan kehidupan modern. Namun, ketika melihat betapa modernnya kota ini, kita mungkin melupakan fakta bahwa kota ini merupakan ibu kota kota ini didirikan 600 tahun yang lalu dan telah menjadi ibu kota kerajaan untuk 24 kaisar.

Selama beberapa hari berikutnya, Kiara mengunjungi 5 restoran bebek Peking berbeda untuk makan malam. Jingzhun dikenal sebagai restoran yang menyajikan bebek Peking berkualitas tinggi dengan harga murah. Siji minfu menyediakan bebek Peking dengan harga terjangkau dan menyediakan lebih banyak pilihan kondimen untuk dinikmati dengan bebek panggang tersebut.

Liqun membuat pancake mereka sendiri setiap hari dan tulang bebek yang dipesan oleh pengunjung akan digoreng menggunakan bumbu garam dan lada. Mereka benar-benar memanfaatkan setiap bagian dari bebek dengan baik. Kondimen yang disediakan cukup sederhana, kulit pancake, irisan bawang prei dan saus plum.

Made in China di Hotel Grand Hyatt menawarkan pengalaman makan bebek Peking yang lebih mewah. Mereka menggunakan kayu apricot untuk memanggang bebek. Biasanya, restoran bebek Peking menggunakan kayu jujube untuk memanggang bebek mereka. Satu hal yang disukai Kiara di restoran ini adalah mereka memisahkan kulit pancake menggunakan baking paper agar tidak lengket.

Restoran bebek Peking paling mahal yang dikunjungi Kiara adalah Da Dong. Restoran ini menyajikan bebek Peking dengan kaviar. Kombinasi yang tidak biasa, tetapi sangat lezat. Selain itu, Kiara juga mengunjungi Quanjude yang berdiri sejak 200 tahun yang lalu. Setiap restoran memiliki keunikan masing-masing, jadi Kiara memutuskan untuk memesan bebek dari masing-masing restoran.

Kiara menghabiskan 3 hari berikutnya berkeliling pasar, toko dan supermarket untuk membeli perbekalan. Dia juga membeli makanan siap saji di berbagai restoran terkenal di kota itu. Ada jianbing, pancake telur khas Beijing. Zhajangmian yang mirip dengan jajangmyeon khas Korea selatan, tapi rasanya lebih asin sedikit. Miancha, bubur yang terbuat dari millet dan dilengkapi dengan saus wijen yang sangat enak. Dia bahkan mencoba donkey burger aka burger daging keledai yang anehnya terasa enak. Kiara menemukan sebuah toko yang menjual berbagai macam bakpau dengan harga terjangkau tetapi rasanya enak. Dia memborong bakpao dengan berbagai macam rasa.