Dikamar yang sunyi dan gelap itu tessa melihat kotak tersebut tanpa henti. Otaknya tak mampu menebak apa isi dalam kotak tesebut. Dia hanya terduduk termangu ditempat tidurnya memandangi kotak kado tersebut. Semakin dilihat kotak kado itu semakin tinggi rasa ingin membuka kotak tersebut. Tapi kejanggalan yang dituliskan di surat, membuat dia bimbang untuk membuka kotak kado itu. Dia risau resah dan gelisah melihat kotak tersebut. Tok- tok, suara pintu tessa, ada seseorang yang mengetuk. Tessa tak mendengar karena dia hanya focus pada kotak itu.
" Tessa apakah kamu didalam?" Ucap ibunya dari luar.
Hal itu menyadarkan tessa dan segera menyimpan surat dan kotak tersebut. Tessa bergegas menuju pintu dan membukakan pintu
" Ada apa ibu?" Ucap tessa tergesa- gesa.
" Kamu ngapain sih? Ibu ketok kok ga nyahut kamu. " Ucap ibunya.
" Tessa ketiduran tadi Bu. Makanya tessa ga dengar. Emang ada apasih Bu?" Ucap tessa penasaran.
" Mariani datang, katanya klian ada janji mau pergi, tapi kamu ga angkat Hp kamu " Ucap ibunya.
" Oh iya tessa lupa. Marianinya dimana Bu?" Ucap tessa.
" Dia ada didepan, samperin sana ibu mau pergi kerumah teman ibu dulu." Ucap ibunya mengakhiri percakapan mereka.
Tessa berlari menuruni tangga dan menghampiri mariani.
" Ani, untung kamu datang cepat masuk aku mau nunjukin sesuatu nih. " Ucap tessa pada mariani.
Mariani hanya menurut saja pada tessa. Dia duduk diruang tamu sementara tessa berlari ke kamar dan mengambil kotak kado yang dia terima. Mariani benar-benar heran melihat tingkah tessa. Tessa datang dari kamar , membawa kotak kado yang cukup besar. Hal itu membuat mariani syok dan dia berdiri melihat kotak yang dia bawa.
" Kotak apa itu tes? " Ucap mariani pada tessa.
" Mari duduk dan akan kutunjukkan sesuatu yang menarik dan menakutkan ucap tessa pada mariani. Mendengar hal itu ekspresi mariani pun berubah.
" Menakutkan apanya sih, jangan ngadi-ngadi kamu ya. " Ucap mariani ketakutan.
Tessa langsung memberikan secarik kertas yang dia dapat dari kotak pertama kepada mariani. Mariani membaca surat itu dan langsung membuangnya.
" Apa gue bilang, ini itu menakutkan. Makanya gue ga buka ni kotak ani. Gue mau kita sama sama buka kotaknya. Gue takut buka sendiri. " Ucap tessa pada mariani.
" Apa sih tes, masa iya kita dua yang buka? Jelas jelas disurat itu di dalam kotak bukan hal yang patut dilihat tes. " Ucap mariani pada tessa.
" Eh ani, jangan takut dulu, siapa tau kita lagi dikerjain loh, makanya kita buka aja. " Ucap tessa.
" Jadi seakan akan loh ga takut buka kotak ini gitu? Ya udah buka aja sendiri, kalo loh ga takut gue mah ga mau. " Ucap mariani.
" Lah gimana sih, masa nyali lo se kecil biji jagung. " Ucap tessa merendahkan mariani.
" Eh tes, kalo loh benar -benar punya nyali, buka aja sendiri gue mau pulang. "
Belum sempatnya tessa menahan sahabatnya itu dia langsung pergi.
" Yah, gimana dong ini." Ucap tessa.
Dia duduk dan berpikir, mungkin ini hanya kotak iseng teman teman ku. Dia melihat sekeliling rumahnya,tidak ada orang, yang membuat aura negative semakin kuat. Dia berteriak.
" Gila, kenapa hanya aku yang ada dirumah ini" Ucapnya.
Dia pergi ke depan rumah sambil membawa kotak itu. Dia melempar kotak itu dan membukanya.
" Apapun didalamnya, pasti ini tidak lebih menakutkan dari pak ryan. " Ucapnya.
Dia membuka secara perlahan. Tidak bisa dipungkiri, bahwa dia ketakutan karena tangannya gemetaran dan dia hampir meneteskan keringatnya. Dia heran ada kotak kecil sekali didalam kotak itu. Dia mengambil kotak itu dan membukanya. Dia kaget ternyata hanya sebuah amplop dan kartu memori. Dia tertawa terbahak- bahak.
" Apa gue bilang, pasti ada yang iseng- iseng ngerjain gue. " Ucap tessa dengan kuatnya.
Dia berlari kerumah dan mengambil Hpnya. Dia memasukkan kartu memori ke Hpnya. Dia melihat ada video dan membuka video tersebut. Tak disangka video itu berisi dia sedang menyiksa adekknya di samping gerbang sekolah. Dia kaget dan pucat melihat video itu. Dia berlari keluar mencari amplop dia membuka amplop dan membacanya.
" Hay tessa. Apakah kamu baik baik saja? Bagaimana videonya apakah kamu kaget? Pasti kamu kaget bangat kan? Apalagi aku, aku kaget bangatloh ini. Ga nyangka bangat seorang prima dona yang baik dan lembut ternyata seorang psikopat. " Isi surat tersebut tanpa ada nama penulis nya.
Hal itu membuat tessa marah dan stress. Dia menangis dan merobek robek kertas kado itu.
" Gila.. siapa yang mengirim ini. " Ucapnya.
Dia berlari mengambil Hpnya, dia mencari kontak mariani. Tapi dia mengurungkan niatnya dan membanting hpnya ke lantai. Dia berpikir apa yang akan dikatakan sahabatnya itu soal sikap dia kepada adiknya. Mungkin dia tidak akan bersahabat lagi nanti jika mariani tau sifat tessa yang sebenarnya. Tapi dia masih merasa lega karena sahabatnya tidak mau membuka kotak kado itu. Dia berpikir ibunya akan pulang, dia berlari kedepan untuk membereskan kekacauan yang dia buat.
Selesai dia membereskan kekacauan tadi. Dia naik ke kamar dan menulusuri siapa yang mengirim kotak tersebut. Dia mondar mandir di depan tempat tidurnya sambil berpikir keras. Dia seperti orang gila sampai naik turun tangga demi mendapatkan ide untuk mencari tau siapa pengirim kartu memory itu. Akhirnya dia mendapatkan solusi. Dia harus pergi ketempat sisi tv yang ada di depan gerbang sekolahnya. Yes ucap dia dalam hati. Dia bergegas ganti baju. Tiba -tiba hpnya berdering. Panggilan dari Ayahnya.
" Oh My God, kenapa harus sekarang " Dia hampir menangis.
Dia mengangkat panggilan dari Ayahnya
" Halo Pa, ada apa? " Ucap tessa agak kesal.
" Gimana kabar mu nak? " Ucap ayahnya.
" Aku baik kok Pa, Papa baik ga? " Ucap tessa.
" Papa baik kok, tes papa udah di jalan nih siapin makanan ya. Papa belum makan. " Ucap ayahnya.
Tergambar kekesalan di rawut wajah tessa.
" Baik Pa." Dia langsung menutup panggilan ayahnya dan berteriak.
" anjeng, AH, kenapa harus pulang sekarang sih. " Saat ayah tessa pulang kerumah, hal itu bagaikan neraka bagi tessa, karena dia tidak akan berani keluar dari rumahnya. Bukan karena ayahnya galak dan ketat, tetapi akan banyak pekerjaan yang akan ia selesaikan saat ayahnya datang dari tempat kerjanya. Ia akan diajak ayahnya memancing, main piano, olahraga dan Latihan memasak. Hal itu tidak dapat ia tolak karena ia juga senang melakukannya. Tetapi dalam situasi ini ia ingin menghilang saja. Andai bisa membuat ayahnya tidak pulang maka akan dilakukan. Dia mengomel- omel menuju dapur dan memasak makanan kesukaan ayahnya.