Tessa terdiam saat tori meninggalkannya. Dia tak mampu menahan kepergian tori yang dia tidak tau sendiri dimana letak kesalahan tori. Dia menatap Pundak tori yang semakin lama semakin tak terlihat lagi. Tak bisa dipungkiri, akhirnya air mata pun mengalir di pipi tessa. Dia tak kuat memendung lagi dia pun meluapkan kesedihannya. Dia terjatuh ketanah dan menangisi kepergian tori. Setelah beberapa menit tessa tergeletak ditanah, tiba tiba ada seseorang yang menawarkan tangan yang berisikan sapu tangan. Dia melihat kea rah tangan tersebut dan ternyata dia adalah angga. Angga tersenyum dan menarik tangan tessa supaya dia bangkit berdiri. Karena senyum yang dilontarkan angga pada tessa akhirnya senyumpun terukir di wajah tessa. Tessa menerima tissue yang ditawarkan angga dan diapun menghapus air matanya. Saat itu juga angga membawa tessa ke tempat teduh dan duduk disana. Mereka diam beberapa saat. Tessa tertuntuk terus menerus. Melihat hal itu, angga merencanakan untuk mencairkan suasana.
" Wah hari ini sangat gerah ya. Bahkan aku yang tidak pernah menghabiskan air minum ku, sekarang malah habis 2 botol." Ucap angga memulai pembicaraan ditengah kesedihan dan keheningan tersebut.
Tessa hanya tersenyum mendengar hal itu dan menatap langit. Dia memecamkan matanya.
" Memang hari ini sangat panas ya, tapi kau tau apa kau tau cuaca apa yang aku inginkan saat ini? Aku mengharapkan saat ini hujan saja. Aku masih ingin menangis." Ucap tessa air mata pun menetes di pipinya.
"Mengapa harus cuaca hujan agar kamu bisa menangis lagi? Bukankah saat ini kamu sedang menangis?" Ucap Angga pada Tessa.
"Aku ingin menangis sepuasnya tapi aku tidak ingin orang lain melihat ku menangis makanya aku ingin saat aku ingin hujan turun." Ucap Tessa pada Angga.
Tiba tiba Angga berdiri di depan Tessa menutupi wajahnya dan berkata padanya.
"Menangislah, saat ini aku tidak akan ada yang melihat wajah mu itu. Aku sudah menutupi nya" ucap Angga pada Tessa.
Tessa melihat hal itu semakin membuat Tessa menangis tak karuan. Angga pun terkaget dan merasa aneh .
"Kamu kenapa? Maafkan aku jika hal itu membuat mu tambah terluka." Ucap Angga pada Tessa.
" Kamu tidak membuat ku terluka, aku hanya merasa mengapa kamu begitu baik, aku berharap Tori juga seperti itu. Tapi nyata nya tidak.
Aku merasa sedih dan merasa malu pada diriku sendiri. Kamu begitu peduli Angga." Ucap Tessa pada Angga.
Angga hanya tersenyum.
" Mungkin Tori juga seperti itu Tessa, hanya saja sebagian laki laki tidak tau cara dia menyampaikan rasa sayangnya. Apalagi ditengah tengah perdebatan. Sangat sulit untuk menunjukkan kasih sayang." Ucap Angga pada Tessa.
Tessa hanya mengangguk.
"Sudahlah. Aku hanya ingin tau masalah kalian. Coba ceritakan, supaya aku bisa membantu mu"
Ucap Angga pada Tessa.
Tessa hanya terdiam.
"Tessa coba ceritakan, aku hanya Melihat dari jauh tadi kau dan Tori disini, apa mungkin kalian putus?" Ucap Angga pada Tessa.
Tessa hanya terdiam lagi .
Melihat sikap Tessa yang begitu. Angga pun mulai merasa kasihan dan geram.
"Tes, kamu kenapa ga mau cerita sih?
Emang masalah klian apa? Ga patut di cerita in ke orang lain atau bagaimana? Aku teman mu loh tes, kamu ga mau berbagi cerita pada ku? Bukan kah ayah mu sudah mengatakan untuk tidak segan minta tolong pada ku? Jika kamu hanya berdiam diri, apakah kamu mampu menyelesaikan nya sendiri? Atau tidak kah kamu membutuhkan tempat untuk mengadu?" Ucap Angga pada Tessa.
Tessa hanya terdiam dan merasa tidak perlu untuk memberi tahu masalah seperti itu pada Angga.
"Angga aku bukannya ga mau cerita, cuman aku ga ngerti mau cerita in nya mulai dari mana.
Aku bingung." Ucap Tessa kesal.
"Pelan pelan Tessa aku siap kok mendengarkan keluh kesah mu mulai dari awal hingga akhir." Ucap Angga dengan gaya prajurit.
Tessa merasa lucu dengan sikap berdirinya Angga sehingga membuat dia tertawa.
Angga terheran dan tertawa juga melihat Tessa.
"Eh kenapa,? Kok kamu tertawa apa ada yang salah sama ucapan ku tadi? " Ucap Angga pada Tessa.
Tessa hanya menggeleng gelengkan kepalanya sambil tertawa
"Loh kok ga ada, jadi kenapa kamu tertawa.?" Ucap Angga pada Tessa.
"Ga ada loh Angga, ga kenapa kenapa kamu lucu aja tadi" ucap Tessa pada Angga.
" Yah... emang aku ini lucu ya? Tapi gapapa deh, yang penting kamu kembali senang deh. Sekarang tarik nafas buang, baru cerita sama aku apa yang terjadi sebenarnya antara kamu sama Tori." Ucap Angga pada Tessa.
Tessa kembali menunduk.
" Tessa, ayolah cerita, masa ia kamu selalu berada di lingkaran hitam masalah mu? Kamu beneran ga mau cerita sama aku nih? Atau aku aduin nih sama bokap mu ya?" Ucap Angga pada Tessa.
Tessa tersenyum melihat rewelnya Angga.
"Ternyata seorang ketua OSIS SMP ini rewelnya Minta ampun ya?" Ucap Tessa pada Angga.
"Yah gimana aku ga rewel tes, kamu dari tadi diam, nangis tanpa cerita sepatah katapun, siapapun pasti rewel dan geram nengoknya loh " ucap Angga kesal.
" Hahahaha iya ya" ucap Tessa pada Angga
"Okeh ,jadi sekarang masalah loh sama Tori tuh apa ?" Ucap Angga pada Tessa.
"Kita udah putus" ucap Tessa sambil terisak tak tahan menahan tangisnya. Air matanya pun keluar dan tak mampu menahan nya lagi.
Mendengar hal itu Angga agak terkaget.
"Sebenarnya aku sudah menduga kalau kalian putus. Tapi ada hal yang paling membuat hati ku janggal Tessa, kenapa kamu sampai menangis seperti ini? " Ucap Angga pada Tessa.
Mendengar hal itu Tessa pun merasa semakin sedih. Angga tidak mengerti bahwasanya dia sudah lama sekali menantikan Tori sebagai pacarnya. Sampai apapun dilakukannya untuk menjaga hubungan dia dengan Tori.
"Okeh ,jadi sekarang masalah loh sama Tori tuh apa ?" Ucap Angga pada Tessa.
"Kita udah putus" ucap Tessa sambil terisak tak tahan menahan tangisnya. Air matanya pun keluar dan tak mampu menahan nya lagi.
Mendengar hal itu Angga agak terkaget.
"Sebenarnya aku sudah menduga kalau kalian putus. Tapi ada hal yang paling membuat hati ku janggal Tessa, kenapa kamu sampai menangis seperti ini? " Ucap Angga pada Tessa.
Mendengar hal itu Tessa pun merasa semakin sedih. Angga tidak mengerti bahwasanya dia sudah lama sekali menantikan Tori sebagai pacarnya. Sampai apapun dilakukannya untuk menjaga hubungan dia dengan Tori. " Ucap Angga pada Tessa.
Mendengar hal itu Tessa pun merasa semakin sedih. Angga tidak mengerti bahwasanya dia sudah lama sekali menantikan Tori sebagai pacarnya. Sampai apapun dilakukannya untuk menjaga hubungan dia dengan Tori.