Chereads / SENJA TAK BERUJUNG / Chapter 14 - DINDA

Chapter 14 - DINDA

Pada saat itu ridho sangat bingung dengan kedua sikap temannya itu. Saat ridho dan angga meninggalkan tempat itu tanpa berdamai, Ridho geleng – geleng kepala ditambah teman – teman yang lainnya juga ikut meninggalkan diirinya sendirian disana. Akhirnya ridho pun pergi meninggalkan teman – temannya, dia pergi sendirian ke kantin. Saat ia berada di kantin, dia memakan makanan dengan sangat banyak dan lahap akibat dia sudah merasa kesal kepada teman- temannya itu yang tidak mempedulikan Tindakan ridho itu. Dia memakan sambil memakan, saat makanan penuh di mulutnya, dia melihat kearah depan dan dia melihat Ibu santi yang akan masuk ke kelas mereka. Dia tersedak dan hamper mati, dia berusaha mencari air minum, tiba tiba ada seseorang dari belakang menepuk badan ridho sehingga roti dari mulutnya pun keluar. Seseorang itu memberikan air minum dan ridho pun menoleh dan menerima air minum itu. Ridho terkaget dengan seseorang yang memberikan air minum itu. Ternyata orang yang memberikan air minum itu tidak lain adalah mantan pacarnya. Kecanggungan pun terjadi di antara mereka berdua.

"A..." Hanya kata itu yang terucap dari mulut ridho, tiba tiba cewek itupun pergi meninggalkan ridho tanpa sepatah kata pun.

Ridho yang tadinya kesal tiba tiba berubah jadi galau. Dia duduk dan meminum air putih tadi. Hal itu membuat ia lupa bahwa Ibu santi sudah mulai dekat menuju kelasnya. Tiba – tiba Agustinus datang ke kantin dan langsung menarik tangan ridho. Ridho yang memegang minuman pun hampir menumpahkannya, dan dia mengikuti agustinus tanpa bertanya lagi. Dan mereka pun tiba di kelas saat Ibu santi ada di depan pintu.

" Heh, diam di tempat jangan masuk dulu " Ucap ibu santi kepada ridho dan agustinus.

Ridho dan agustinus pun berhenti dan tertunduk. Teman teman yang didalam kelas pun melihat ridho dan agustinus. Ibu santi sangat benci kalua ada yang terlambat masuk kelasnya. Hal itu sudah dikatakan ibu santi saat di dalam kelas, bahwasannya dia tidak menyukai dan akan menghukum siswa yang telat masuk kelas atau jangan sampai ibu itu yang duluan masuk kelas.

Ibu santi terkenal galak dan tak tau ampun sama seperti pak ryan.

" Dari mana kalian berdua ? Ucap bus anti.

" Kami dari kantin bu. " Ucap agustinus tegas

" Kenapa bisa terlambat? Okey kalian didepan, kalian ibu hukum . " Ucap ibu santi judes dan masuk ke kelas.

" Permisi Bu. Mengapa kami harus di hukum ya bu? " Ucap ridho pada bus anti.

Ibu santi menoleh ke belakang dengan tatapan sinis.

" Kalian belum tau letak kesalahan klian? Sepertinya kalian lupa kesepakatan dan peraturan yang ibu buat saat pertama kali masuk ya." Ucap Ibu santi.

" Saya tidak melupakannya Bu. Saya mengingat bahwa pada jam pelajaran ibu tidak boleh ada yang terlambat atau gurunya masuk duluan kekelas. Jika ada yang melanggar maka akan di hukum diluar sampai jam pelajaran selesesai." Ucap rihdo

" Yah itu. Kamu sudah tau." Ucap ibu santi

" Saya menyanggah kalua kami telat Bu. " Ucap ridho

Bu santi pun mulai mendekati mereka.

" Kamu menyanggahnya? Coba katakana kenapa kalian tidak salah." Ucap guru Ipa itu.

" Karena kita sama – sama bertemu didepan pintu Bu. Ibu belum masuk ke kelas. Sementara dalam kesepakatan maupun peraturan yang ibu buat, adalah saat ibu sudah masuk ke kelas." Ucap ridho.

Ibu santi pun terdiam , dia menatap kedua anak itu. Siswa dan siswi yang dikelas pun melihat hal itu ikut merasakan ketegangan. Tetapi hal itu bukan karena sikapa sanggahan dari ridho, karena teman teman nya dan guru – guru sudah tau bahwasannya ridho akan menyanggah hal yang menurutnya tidak benar. Siswa/siswi tegang menantikan keputusan dari ibu santi.

" Tapi coba kamu lihat sekarang siapa yang di luar dan siapa yang di dalam sekarang" Ucap ibu santi dengan muka angkuh didepan ridho.

Ridho pun menyadari satu hal itu, bahwa mereka masih diluar.

" Sudah salah masih mau membela diri" Ucap ibu santi.

Ibu santi pun langsung meninggalkan mereka berdua. Dan memulai pelajaran.

Ridho saat ini tertunduk dan pergi ke tembok kelas dan mengangkan kedua tangannya.

Agustinus yang melihat ridho terdiam pun takut untuk mengajaknya bicara. Dia Juga takut karena dia tidak mempedulikan temannya itu saat dia mendamaikan dia dengan ketua osis.

Dia hanya terdiam mengikuti hukuman dari ibu santi.

Satu les sudah mereka dihukum, tangan agustinus sudah naik turun dari tadi. Sementara ridho sama sekali tidak pernah menurunkan tangannya. Hal itu membuat agustinus khawatir kepada temannya itu. Akhirnya dia pun mulai mengajak berbicara.

" Wah kita akan begini samapi jam 9.30 ya. Lama bangat ya. Udah pegal bangat nih." Ucap agustinus mencairkan suasana.

Ternyata es yang ada di dekatnya adalah es yang ada di kutub utara tidak cair. Ridho sama sekali tidak menjawab pertanyaan agustinus itu.

Agustinus pun mulai merasa bersalah dan dia tau bahwa ridho pasti kecewa padanya.

Tak lama kemudian agustinus tiba tiba ingin pipis, dia menoleh pada ridho tetapi ridho masih tak mau melihat aguustinus. Dia menoleh ke candela kelas, dan ia pun saling bertatapan dengan doni. Mulut agus pun mengatakan kalau ia ingin pipi. Doni yang melihat hal itu menahan tawa nya. Ibu santi pun melihat doni. Doni langsung melihat buku paketnya.

Sekarang bentuk badan agus pun menyerpit kakinya, karena pipisnya sudah di ujung. Dia tidak tahan lagi. Tiba tiba ia berlari dan berterian permisi bu saya ingin pipis.

Semua siswa/ siswi pun tertawa dan ibu santi pun heran. Ridho yang melihat hal itu kaget dan heran.

Setelah agustinus selesai membuang pipis nya ia beranjak kembali ke kelas. Saat di depan perpustakaan dia berpapasan dengan dinda.

"Hei din, perlu bantuan?" Ucap agustinus pada dinda yang sedang membawa buku paket.

" Halo, eh kalo kamu mau sih. Tapi bukannya ibu santi masuk sama kalian ya?" Ucap dinda pada agustinus.

" Iya. Ini lagi dihukum." Ucap agustinus sambil mengambil Sebagian buku yang dibawa dinda.

" Eh, kalo lagi dihukum ga usah bantu deh, gue bisa sendiri kok. Nanti jadi masalah loh." Ucap dinda pada agustinus.

" Ga kali, ibu itu lagi ngajar kok. Ayo ini mau dibawa kemana?" Ucap agustinus pada dinda.

" Ke kantor guru sih, mau di kasih sama pak Anang." Ucap dinda.

" Oh ya udah ayoklah."Ucap agustinus.

"Eh btw, lo kenapa bisa dihukum? Apalagi sama ibu santi." Ucap dinda sambil berjalan menuju kantor guru.

" Yah gitu deh, telat masuk. Sebenarnya tadi kami ga telat sih, cuman kami pas bertemu di depan pintu dan ga langsung masuk. Malah di tahan dan ditanyai ibunya. Eh ibunya licik langsung masuk ke kelas. Lalu dihukum deh. Ridho ngelawan ibu tadi. Eh ibunya malah ngelawan juga. Yah sebagai anak yang baik kami ngalah dong. " Ucap agustinus

" Ridho? " Ucap dinda dan langkahnya pun terhenti.

" Ho oh. Kami tadi sempat ada masalah sih. Trus kami tinggal dia, eh dia malah pergi ke kantin sendirian sampe lupa masuk kelas. Ya pas aku lihat ibu santi udah di Lorong, yah aku langsung pergi nyari dia, eh tau Taunya di kantin langsung aku Tarik. Gitu ceritanya." Ucap agustinus pada dinda.

Dinda hanya menganguk anguk saat mendengar hal itu.

" Kalian udah baikan apa engga sih?" Ucap agustinus pada dinda.

" Belum. Dia mungkin ga bakal mau lagi baikan sama aku." Ucap dinda

"Lah kok gitu? Emang udah sah putusnya?" Ucap agustinus.

" Apaansih kamu, udah sah apa engga, kayak apa aja." Ucap dinda.

" Yah gimana ya., soalnya kalian itu sweat bangat kalo pacarana. Jadi ga nyangka aja gitu." Ucap agustinus polos.

" Dah lah ngapain dibahas sih. Ya putus putus aja. Kalo dia ga mau balikan, ya biar aja." Ucap dinda sambil mengambil buku dari tangan agustinus.