Chereads / SENJA TAK BERUJUNG / Chapter 19 - MASALAH BERTAMBAH

Chapter 19 - MASALAH BERTAMBAH

Saat itu absensi pun selesai, tetapi masih ada waktu seperempat jam lagi agar pelajaran dari pak ryan berakhir. Tori dan teman temannya pun bingung mengapa pak ryan tidak menanyakan kembali mengenai frans. Mereka pun penasaran apa yang dibicarakan oleh kedua guru killer itu.

" Baiklah anak anak sampai disini pelajaran hari ini. Tapi menunggu bel istrahat maka silahkan bertanya apa yang tidak kalian mengerti " Ucap pak ryan pada anak kelas 9 tersebut.

" Baik pak " Ucap siswa kelas Sembilan tersebut.

" Bro, menurut klian mengapa pak ryan tidak menanyakan kembali mengenai frans ya? " Tanya doni pada teman temannya itu.

" Mungkin frans sedang ditahan atau apalah itu sama ibu santi " Ucap ridhoo.

" Bisa jadi itu " Ucap tori.

Tak lama kemudian, bel pun berbunyi pertanda istrahat telah tiba.

" Baiklah pelajaran hari ini berakhir sampai disini ya. Terimakasih bapak ucapkan, mohon pelajarannya di ulang ulang. Selamat siang. " Ucap pak ryan mengakhiri kelas matematika kelas Sembilan.

" Baik pak terimakasih, selamat siang pak." Ucap siswa kelas Sembilan.

Siswa dan siswi kelas Sembilan ppun mulai keluar dari kelas ada yang menuju kantin, taman, dan kamar mandi. Sementara itu Tori dan teman temannya masih duduk di tempat duduk mereka. Taka da satupun dari mereka yang berani mengajak keluar. Doni menatap ridho dan agustinus yang saling diam diaman. Lalu menatap tori dengan muka tidak tahan ingin tertawa, karena baru kali ini dia melihat temannya berantem sampai babak belur.

" Aku mau pergi ke kamar mandi dulu." Ucap agustinus dingin.

Dia pun meninggalkan kelas. Tori yang melihat hal itu merasa tidak aka nada harapan untuk kembali seperti semula. Karena agustinus adalah orang yang pembawaannya serius apalagi kalua dalam pertengkaran tersebut bukan dia yang salah, maka akan sulit untuk menyuruhnya berdamai sekalipun ridho mau minta maaf duluan pada agustinus. Tapi sebaliknya, mengingat kondisi dimana ridho orangnya sangat tegas dan ada rasa tidak mau kalah, maka akan sangat sulit menyuruhnya minta maaf jika dia yang salah. Tapi jika keduanya sama sama salah, maka tidak aka nada yang mau berdamai. Tori pun meletakkan kepalanya ke meja.

Doni yang melihat sikap doni pun berpikir bahwa ini akan sangat sulit di atasi. Dia menggarut kepalanya bagaimana cara mencairkan suasana diantara mereka. Dia pun merogoh tasnya dan melihat bekal yang disiapkan ortunya. Dia pun tersenyum dan memiliki cara untuk mencairkan suasana. Tapi dia berpikir lagi, jika agustinus belum kembali ke kelas, sementara mereka sudah makan, maka agus pasti berpikir kami berpihak pada ridho. Diapun mengurungkan niatnya itu, dan meletakkan kepalanya ke meja. Tak lama ia melektakkan kepalnya ke meja, perutnya pun berbunyi, hal itu membuat dia semakin tidak tahan dengan sikap teman temannya. Dia pun merasa agus sudah terlalu lama di kamar mandi. Dan dia stress melihat tori malah tidur dimejanya. Rasanya doni ingin membalikkan meja nya karena dia sudah tidak tahan lagi. Dia berdiri dan bersiap siap membalikan meja tapi sebelum ia sempat membalikkan meja, ia melihat bahwa agus sudah datang dari kamar mandi, dan dia mengelus dadanya dan berucap dalam hati, syukur.. kalau saja tidak datang mungkin meja itu sudah di balikkan nya.

Saat itu agus datang ke meja doni dan duduk di sampingnya. Melihat hal itu, inilah waktu yang tepat untuk medamaikan kedua anak nakal ini piker doni. Doni pun mengeluarkan kotak makannya dan membalikkan bangkunya menghadap ke ridho, lalu ia menyuruh agustinus juga ikut berbalik, tetapi agus sama sekali tidak mengurbisnya, dia malah tidur di meja. Melihat hal itu, doni mengelus dadanya lagi. Doni pun pergi kemeja tori.

" Tor, loh ngapain sih, kayak ga ada gairah hidup. Lo ga ada niatan buat daamin orang itu dua ha? Malah tiduran loh disini. " Ucap doni pada tori.

Tori pun bangun dan melihat doni dengan tatapan malas, dan melihat keaarah meja ridho dan doni.

" Sini deh bentar gue mau bicarain sesuatu. " Ucap doni paa tori .Doni pun menarik tori keluar kelas. Mereka berdua pun berbicara di depan kelas.

" Ayo lah kita daamain orang itu dua. Gue ga tahan kalo begini terus." Ucap doni pada tori.

" Liat deh, mereka itu ga bakal bisa damai lagi. Lo udah tau tempramennya mereka itu gimana. Jadi gue udah tau endingnya gimananya, makanya gue ga mau lagi ngedamain mereka. Gue lagi malas banget. " Ucap tori pada doni yang berdiri disamping bangkunya.

"Ha? Lo ga mau ngedamaiin orang itu? Bahkan sebelum lo tanya apa penyebab orang itu bertengkar? " Ucap doni.

" Yahhh .. mau gimana pun usaha yang kita buat ga bakal bisa tau. " Ucap tori pada doni.

" Jadi lo udah pasrah gitu, pertemanan ini bakal hancur gitu aja?" Ucap doni pada tori.

" Ya mau gimana lagi kan? Orang gue udah tau tempramen satu sama lain." Ucap tori pasrah melihat temannya itu.

" Gue ga ngerti sekarang sama klian semua. Masa kamu ikutan jadi kayak orang itu. Harusnya kita yang buka jalan keluar dari permasalahan ini tori, bukan malah beerdiam diri gini." Ucap doni pada tori.

" Yah terus lo mau ngelakuin apa coba? Lo mau nge introgasi seorang agustinus ? Ga bakal bisa bro. Yang ada malah perang balik loh sama dia. Jadi biar aja mereka sadar diri." Ucap tori pada doni dengan nada agak marah.

" Ha? Gue ga tau lagi tor mau bilang apa, tapi masa ia lo nyerah gitu aja sebelum mencoba? OHHH sekarang gue tau lo ga mau lagi pertahanin pertemanan ini OKKK. Bahkan kamu juga ga ada pikian untuk pergi nyaari frans ada dimana sekarang. " Ucap doni kesal pada tori.

" Apa lo bilang? Gue ga ada niat cari frans? Mau lo gue cari dia kemana ha? Lo sendiri kenapa ga cari dia sendiri ha? Asik ngatur aja. " Ucap tori marah.

" Lo kenapa sih tor? Lo ada masalah apa sih? Gue ga ngerti sama loh, dahlah gue bakal cari frans sendiri, gue bakal buat agus sama ridho berdamai " Ucap doni pada tori dengan muka kesal dan marah.

Ia pun meninggalkan tori yang berdiri. Sementara tori yang kesal dengan dirinya seendiri dan teman temannya menendang tempat sampah yang ada di sampingnya dan pergi menigggalkan tempat itu.

Sementara doni pergi mencari cari frans, namun belum menampakkan diri. Dia merasa khawatir pada temannya itu. Dia ingin pergi mencari ke kantor guru tadi ia sangat takut. Dia terus berjalan di kaki lima sekolah tersebut mencari cari frans namun batang hidungnya saja tidak muncul muncul.