Tidak terasa sore telah beralalu dan malam pun tiba. Doni dan frans yang tengah asik bermain sambil jekik mencekik pun tidak tau bahwa sekarang sudah malam. Saat frans mecekik leher doni sampai mukanya memerah frans tertawa terbahak dan melepaskannya.
" Kenapa kau tertawa?" Ucap doni sambil melempar bantal ke arahnya.
" Ga ga kenapa, muka mu kayal tomat tadi. " Ucap frans sambil tertawa.
" He,, kamu kira muka mu sekarang seperti apa? Lihat ke kaca,seperti tomat juga. " Ucap doni
Frans melihat ke cermin dan melihat mukanya juga seperti tomat. Mereka pun sama sama tertawa terbahak bahak.
Tiba tiba suasana menjadi hening. Doni melihat keluar ternyata sudah malam. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan menutup jendela kamarnya. Doni kembali duduk dan bertanya apa yang ingin dibicarakan oleh frans sampai datang kerumahnya.
" He, sebenarnya apa yang mau lo bicarain, dari tadi lo ga ada ngomong apa apa." Ucap doni pada frans.
" Jadi sebelumnya gue minta maaf ya, gara gar ague , kalian jadi khawatir satu harian ini. Sebenarnya gue piker tadi pak regar udah permisiin gue. Dan emang benar sih gue di permisiin cuman sama guru doang. Ya kali juga kan di permsiin sama klian. Tadi pas pulang sekolah udah cerita sama gue soal kalian satu harian ini ngekhawatirin gue dan lo katanya nyariin gue. Gue minta maaf sama terimakasih udah nyariin gue. " Ucap frans pada doni.
Doni berjalan menuju jendela kamar.
" Gue sih sanss aja, lo ga usah pikirin itu. Sekaraang tuh yang jadi masalah, gimana cara buat ridho sama agus biar orang itu baikan lagi. " Ucap doni pada frans.
" Itu tadi yang jadi masalah juga. Gue kan tanya sama tori, ridho sama agus udah kayak mana. Tapi tori bilang gue angkat tangan sama kedua orang itu. Menurut gue pertemanan ini ga bakal bisa kembali seperti semula. Itu kata tori tadi. Jadi gue bingung bangat tadi. Makanya gue mau diskusiin itu sama lo. Dan sebelum itu gue udah nge hubungin ridho. Tapi dia katanya ga mau diganggu. Agus juga udah gue hubungi, cuman nonya ga aktif gue udah pergi kerumah, katanya dia lagi ga dirumah. " Ucap frans pada doni.
Doni menggit induk jarinya sambil berpikir.
" Sepertinya tori benar kita ga bakal bisa balikin pertemanan seperti dulu lagi. " Ucap doni singkat.
Mata frans ingin keluar mendengar hal itu.
" Apa ? Kenapa kalian mengatakan seperti itu? " Ucap frans dengan nada tinggi.
" Yah kamu sudah tau mereka sama sama keras kepala, dan tidak akan ada yang mau mengalah." Ucap doni pada frans.
" Ha? Cuman gara gar aitu kalian tidak mau mendamaikan kedua anak itu? Jadi arti persahabatan selama ini apa? Kita ada 5 orang, pasti ada jalan keluar. Lagian kenapa kalian langsung ambil kesimpulan sementara kalian berbicara dan kalian introgasi orang itu belum." Ucap frans marah – marah.
" Ya mau gimana coba nge introgasi orang itu. Lo sendiri udah pergi kerumahnya dia nya ga ada. Yang satu ga mau diganggu. Cara damaiinnya gimana coba. Susah bro setelah di piker pikir." Ucap doni.
" Gue bela belain datang kesini, nge hadapin rasa takut gue jumpa ke ortuloh, sampe gue mohon mohon kea bang gue biar gue bisa pinjam motor, dan ternyata usaha gue ga membuahkan hasil? Jawaban lo sama, sama tori. Ga ngerti lagi gue nih. Okey kalo itu yang kalian mau. Gue malas jadi. Ga ngerti sama cara pikir kalian. " Ucap frans marah marah dan pergi meningggalkan rumah doni.
Melihat hal itu, doni hanya terdiam. Dia menghela nafas lagi. Dia pergi ketempat tidur dan memutuskan untuk tidur.
Pagi pun tiba, hari ini cuaca sangat mendukung hati yang sedang sedih dikarenakan datangnya hujan. Hal itu membuat rasa malas bangun dari tempat tidur pun semakin besar. Ibu doni yang meneriaki doni supaya bangun pun tidak ia hiraukan. Mengingat pertemanan mereka yang kini di ambang kehancuran. Tak lama kemudian ibunya datang ke kamarnya dan menarik selimut yang masih ia pakai.
" Hei bangun, apakah kamu tidak sekolah? " Ucap ibunya marah marah.
" Ahh dingin ibu, aku tidak ingin bangun. Mungkin aku tidak sekolah." Ucap doni singkat
" Ha? Ga ada ga sekolah, cepat bangun.. Nanti ayah mu yang mengantar mu." Ucap ibunya pada doni.
Doni yang masih mengantuk dan kedinginan pun terpaksa bangun karena ibunya. Dia berancak ke kamar mandi dan mandi. Tak lama kemudia hujan pun mulai reda. Dan matahari mulai menunjukkan sinarnya. Dia pun berangkat kesekolah dengan ayahnya. Sesampai di sekolah, doni berpapasan dengan sisi anak kelas 7.
" Halo bg…" Ucap sisi ramah.
Sementara doni yang batrenya masih 50% hanya menjawab dengan senyuman paksa.
Melihat hal itu ita tertawa. Dan sisi memasang muka bencut.
"Yah… aku dicuekin.." Ucap sisi pada itu sambil memeluknya.
" Ya lagian kamu ngapain nyapa kulkas berjalan. Hahahha " Ucap ita pada sisi.
" Karna aku merasa ga sopan kalo ga sapa abang itu." Ucap sisi
" Ha? Ga sopan? Yaudah kalo gitu coba sapa abg ini ( seseorang lewat dari samping mereka) " Ucap ita.
" Yah itu pemisalan aja. Ya kali aku sapa semua abg abg di sekolah ini . " Ucap sisi.
" Si, ini pesan gue yang harus loh ingat ya, jangan anggap cowok suka sama lo hanya karna dia ngajak lo jalan. Lagian lo aja yang langsung baperan. Dia ngajak lo jalan semalam bukan karna dia suka atau ngedate dadakan. Hee sadar markonah ( mengetuk keningnya.) Di aitu ngajak lo semalam gara gara lo di kira sendirian pulang. Jadi ga usah kepedean dah. " Uca pita pada sisi.
" AAAAA teman macam apasih kamu nih, orang lagi down malah di downin." Ucap sisi sambil meninggal ita.
" HAHAHA hei, kok ngambek sih, ya aku bilang kenyataan goblok. " Ucap ita pada sisi.
Bel pun berbunyi pertanda apel pagi. Semua siswa dan siswi smp itu melakukan senam pagi. Doni melihat agus dan ridho tidak ada di barisan, dia melihat kearah barisan tempat orang terlambat mereka juga tidak ada. Dan dia pun bertanya pada frans yang ada di barisan belakang.
" Hei, ridho sama agus belum datang ya? " Ucap doni.
Frans hanya melihat sinis dan tidak menjawab. Hal itu membuat doni berpikir ha kenapa sih. Eh tiba tiba dia ingat bahwa mereka sedang ada masalah. Begitulah karna mereka belum pernah berantem . Doni pun loyo mengingat bahwa mereka ternyata sedang dalam permasalahan pertemanan.