Setelah beberapa menit, ita meninggalkan kelas. Sisi berhenti menulis pelajaran yang ada di papan tulis. Dia melihat anak anak yang sedang bermain dan dia mulai mencatat pelajaran lagi. Setelah ia selesai mencatat pelajaran yang dipapan tulis, ia baru sadar bahwa kelas sudah kosong karena semua teman kelasnya pergi menikmati waktu istrahat dengan cacan ke kantin sekolah maupun mengunjungi teman teman nya yang lain. Ita menarik nafas setelah melihat bahwa kelas sudah kosong. Ia berdiri beranjak menuju jendela kelas mereka. Ia melihat kearah luar dan menatap langit yang indah dan biru. Tak lama kemudian, wajah tessa terbayang di pikirannya. Dia begitu ketakutan dan dia memutuskan duduk di bangkunya. Dia bersandar ke bangkunya dan menghela nafas. Dia berpikir mengapa ia marah tadi pada ita padahal dia yang salah. Sekarang dia merasa kesepian. Dia pun memutuskan untuk tidur dimejanya menunggu bel masuk pelajaran berikutnya. Setelah beberapa lama ia tertidur dimejanya, tiba tiba ada tangan yang menarik kepalanya. Ternyata itu adalah teman geng tessa.
Dia terkaget dan merasa ketakutan. Sementara tangan feli yang masih memegang kepala sisi membuat ia tidak tau harus berbuat apa.
" Hei, jadi begini yak amu kalo waktu istrahat, tidur dikelas, tidak ada teman. " Ucap lidia mengejek sisi.
Sisi hanya terdiam dalam ketakutannya. Feli yang melihat keringat sisi mulai bercucuran, tertawa.
" Hahahaha, kenapa saying, sakit? Atau kamu ketakutan ha?" Ucap feli sambil menarik ramnutnya lalu melepaskannya.
Sisi yang ketakutan tidak tau harus berbuat apa. Dia hanya menunduk kan kepalanya dan dia menahan air mata yang sudah terbendung di dalam matanya.
Lidia kemudia menangkat dagu sisi supaya sisi tidak tertunduk.
" Kenapa kamu tertunduk ha? " Ucap lidia pada sisi.
Sisi hanya terdiam dan tidak menjawab apa apa.
" Hei, kamu dengar ga sih dari tadi orang ngomong? Kok tiba tiba diam membisu.." Ucap feli.
Padahal saat itu sisi hanya berdoa supaya ita cepat kembali ke kelas dan ia berharap jam istrahat segera berakhir. Tak lama kemudia mariani dan tessa datang ke kelas sisi.
Sisi yang melihat hal itu makin ketakutan dan tak tau harus berbuat apa. Dia ingin berlari saja. Dia merasa dia akan di siksa dan dijadikan budak mereka. Tapi ternyata tidak sesuai dengan ekspektasinya. Tessa hanya menatap dingin sisi .
" Hei kalian ngapain sih disini. Dicariin di kantin ga ada. " Ucap tessa dan mengabaikan sisi.
Sisi merasa aneh saat dia mengingat kejadian dikamar mandi tadi.
" Lah, kamu ga ngasih tau apa mariani, kalo kami kesini?" Ucap lidia pada mariani yang datang berrsama dengan tessa.
" Gue tad ikan lama di kelas, pas tessa ke kelas baru ngue kasih tau." Ucap mariani pada lidia dan feli.
" Yah.. jadi lo kayak orang kehilangan dong tadi di kantin" Ucap feli mengejek tessa.
Tessa hanya memberikan senyum cemberut dan memutar bola matanya.
" Yok ke kelas. Gue mau makan." Ucap tessa singkat.
Tanpa ada jawaban dari teman temannya tessa meninggalkan kelas sisi.
Dan tanpa banyak tingkah lagi mereka pun meninggalkan kelas sisi.
Setelah geng tessa pergi ia pun menetaskan air mata yang ia tahan dari tadi. Dia menghapus air matanya yang selalu bercucura. Tangan dan kakinya gemetaran. Setelah beberapa menit berlalu, bel istrahat pun berakhir.
Siswa dan siswi SMP ini pun mulai memasuki kelasnya masing- masing. Ita masuk ke kelas dan melihat sisi yang matanya sembab. Dia berrpikir apakah sisi menangis karena ditingal oleh dirinya. Tapi itu tidak mungkin sebab dia yang tidak mau berbicara pada ita bukan ita sendiri.
Ita duduk ditempat duduknya dan mengeluarkan buku pelajaran selanjutnya.
Tak lama kemudia dia melihat kearah tempat duduk sisi. Dia melihat sisi mengusap air matanya. Rasa penasaran itapun semakin tinggi dia pun menurunkan harga dirinya untuk bertanya pada sisi.
Dia berjalan menuju tempat duduk sisi dan mulai bertanya.
" Si kamu kenapa?" Uca pita pelan.
Sisi sama sekali tidak melihat wajah ita. Dia hanya menggusap air matanya, yang semakin banyak keluar dari kedua bola matanya itu.
Ita yang merasa di cueki jongkong supaya wajahnya dilihat oleh sisi. Tapi hal itupun tak berhasil. Dan tiba tiba guru mereka pun datang. Ita langsung meninggalkan sisi menuju tempat duduknya.
Selama pelajaran berlangsung, ita kepikiran terus pada sisi. Dia berpikir apa yang membuat sisi menangis sampai diapun dicueki. Dia sesekali melihat kearah bangku sisi, ia melihat sisi seperti dalam kemalangan yang mendalam. Itu membuat ita semakin khawatir pada sisi.
Setelah beberapa lama, kemudian bel berbunyi pertanda istrahat telah tiba. Ita langsung bergegas ke tempat duduk sisi.
" Si, sebenarnya apa yang terjadi sih.." Ucap ita pada sisi.
Sisi hanya terdiam dan dia berdiri ingin pergi dari ruangan itu.
Ita pun menarik tangannya.
" Si, lo kenapa sih? Bisa ga sih lo certain kegue? Atau kasih tau letak kesalahan gue dimana ha? Jangan egois gitu dong. Apa lo ga nganggap gue teman lo ha?" Ucap ita pada sisi dengan nada marah.
Sisi pun berbalik dan melepaskan tangan ita dari tangannya.
" Ga usah ikut campur. Ini semua salah lo, kalo bukan gara gara lo ninggalin gue di barisan tadi ini semua ga akan terjadi. " Ucap sisi pada ita dengan mata dinginnya.
Ita yang kebingungan pun menjawab
" Gue ninggalin lo? Gue ga ngerti. Terus apa yang terjadi emang?" Ucap ita pada sisi.
" Lo tuh benar benar ya.. apa lo ga ingat lo ninggalin gue tadi. Dah lah gue malas cerita gue mau pergi. Ga usah temanin gue lagi." Ucap sisi dengan nada marah pada ita.
" Lo kenapa sih.. Lo jangan egois tau. Ya kalo cuman gue ninggalin lo dibarisan tadi buat lo bete dan nangis di kelas, ya gue minta maaf si. Gue ga ada maksud. Lagian tadi pas lo agak telat masuk gue masih nanya baik baik ke elo. Lah lu yang nyuekin gue. Makanya cerita baik baik bisa ga sih?" Uca pita pada sisi.
Sisi hanya melihat ita dan pergi meninggalkannya.
Melihat hal itu ita pun berteriak
" Awas ya kalo lo ada masalah, atau apapun itu, jangan minta tolong sama gue, gue udah baik baik nanya dan minta maaf, malah lo buat kekgini." Uca pita marah marah.
Sisi yang mendengar hal itu pun pergi dan meneteskan air matanya.
Doni yang melihat sisi dari kejauhan berjalan cepat sambil menangis, pun menimbulkan rasa penasaran dan membuat ia mengikuti sisi.
Dia mengikuti sisi dan tidak sadar bahwa ia sudah mengikuti sisi sampai kamar mandi cewe. Dia pun merasa malu dan pergi agak menjauh dari kamar mandi cewe.