Kamar yang redup dan mencekam ini membuat perdebatan antara ita dan ibunya semkain memanas… Ibunya menatap ita dengan penuh kemarahan. Ita tau kalau ibunya sudah tau apa yang akan terjadii dan dia hanya pasrah saja saat ini. Ibu kembali menanyakan kepada ita dengan muka yang sangat marah.
" Ita sekarang coba kamu jujur dan jangan mengelak. Kamu kemana? Kenapa ga sekolah? Padahal ibu memberangkat kamu kesekolah ita.. Ibu sangat kecewa sama kamu." Ucap ibunya pada ita.
Ita hanya terdiam dan tertunduk.. Mendengar pertanyaan ibunya itu, berarti sisi tidak menceritakan apa yang terjadi. Ibunya kembali bertanya dengan nada kecil.. ibunya sudah Lelah melihat ita.
" Ita.. sekali lagi ibu tanya, kamu dari mana kenapa ga masuk sekolah? Dan apa penyebaabnya?" Ucap ibunya pada ita yang sedang tertunduk.
Ita tidak tau apakah dia harus jujur atau tidak, tapi pasti akan lebih buruk lagi jiika dia tidak berkata jujur pada ibunya itu. Dia akhirnya memberanikan diiri berkata jujur pada ibunya.
" Iya benar bu, aku tidak sekolah." Uca pita dengan suara kecilnya pada ibunya itu.
Ibunya heran dan langsung menampar wajah anaknya itu tanpa pikir Panjang lagi.
" Apa? Jadi benar kamu tidak sekolah? Kamu kemana ha? ( sambil menggoyang- goyangkan badan ita) Apa yang kamu pikirkan? Kamu seorang anak gadis dan mampu berbuat seperti itu? " Ucap ibunya marah marah pada ita.
Ita hanya diam dan tertunduk tak tau lagi harus bagaimana. Dia menahan tangisnya karena ibunya sudah menamparnya.
" Kenapa malah diam… JAWAB KAMU KEMANA? " ucap ibunya dengan nada tinggi pada ita.
Ita tak pikir Panjang lagi, dia pun menjawab ibunya itu.
" Aku pergi ke atap sekolah bu." Ucap ita pada ibunya.
" Atap sekolah? Apa yang kamu pikirkan ha? Kamu seharian disitu ha? Ibu ga nyangka ta.. Jadi jelaskan sekarang, apa yang membuat mu seperti itu ha?" Ucap ibunya pada ita.
Ita terdiam tak mampu lagi menjawab karna dia tau pasti ibunya akan sangat marah jika mengetahui bahwa dia tidak masuk kelas hanya gara gara dia sedang tidak akur dengan sisi.
"Cepat jawab.. " Ucap ibunya memaksa ita.
" Aku ada masalah bu. Tapi ini tidak masalah serius kok." Uca pita supaya ibunya tidak bertanya apa masalah terrsebut.
Tapi hal itu malah membuat ibunya murka besar pada ita.
" Apa kamu bilang? Bukan masalah serius? Kalau bukan masalah serius kenapa kamu sampai tidak sekolah ha? Jangan pikir ibu akan melepas mu begitu saja ya. Sekarang mulut mu memelas, padahal tadi suara mu besar pada ibu. Cepat katakana apa masalahnya? Jangan bilang ini masalah percintaan. Kalau sampai ini masalah percintaan habis kamu. " Ucap ibunya pada ita dengan marahnya.
Ita sangat ketakutan, dan tidak tau harus mulai dari mana. Tak lama kemudian mengangkat suaranya.
" Ini bukan seperti yang ibu pikir, ini bukan masalah percintaan atau yang lainnya. ( Ita terdiam sejenak.) Ini masalah aku sama sisi bu." Uca pita gemetaran
Ibu heran dan tidak tau harus berkata apalagi.
" Ini masalah mu dengan sisi? Coba cerita sama ibu emang masalah apa antara kamu dengan sisi sampai sampai membuat mu ga sekolah ha?" Ibunya semakin marah.
Ita yang tidak tahan lagi dengan suara bentakan dari ibunya yang selalu masuk ketelinganya itu pun marah.
" Bisa ga sih, ibu nanya baik baik? Coba ibu di posisi aku.. Ibu pasti berbuat seperti itu. " Uca pita marah pada ibunya.
Ibunya tanpa pikir Panjang menampar ita yang kedua kalinya.
" Apa kamu bilang ha? Nnaya baik baik? Ibu siapa yang bisa nanya baik baik lagi, kalau sudah berulang kali ditanya kenapa kenapa tapi tidak di jawab? Ibu siapa yang tidak marah, kalau anaknya diberangkatkan dari rumah berpakaian rapi, di beri makan, ibunya sampai rela bangun pagi pagi masak supaya anaknya bisa sarapan kesekolah, ibu siapa yang tidak marah kalau anak perempuannya bolos sekolah ha?Coba kasih tau ibu.. Kalau ada ibu bakal tanya baik baik" Ucap ibunya marah pada ita.
Ita memegang pipinya dan langsung pergi dari kamarnya meninggalkan ibunya. Ibunya memanggil ita dan mengejarnya. Tapi ibunya tidak mampu mendapatkan ita.
Ibunya tidak tau harus berbuat apalagi.
Setelah beberapa mondar mandir ibunya mengambil hpnya dan menghubungi sisi.
Tu... suara dari hp ibu ita.
"Halo… " Terdengar dari hp ibu ita.
" Halo sisi.. Apakah tante bisa minta tolong?" Ucap ibu ita singkat pada sisi
" Iya tante.. Kalau sisi masih bisa bantu bakal sisi bantu tante." Ucap sisi pada ibu temannya itu.
" Tante mau minta tolong kamu datang kerumah tante sekarang " Ucap ibu ita pada sisi.
Sisi yang merasa aneh akan permintaan ibu temannya itu. Dia pun bertanya untuk apa.
" Kalau boleh tau, saya mau ngapain ya tan?" Ucap sisi pada ibu temannya itu.
Ibu sisi pun tidak langsung memberitahu maksud dan tujuan ibunya itu. ibu temannya itu malah berbohong pada sisi. Karena di sisi lain mungkin sisi tidak akan mau datang kerumah ita.
" Jadi begini si, tante ada acara arisan besok. Jadi tante mau buat kue, cuman tante ga ada yang bantuin nih. Ita belum pulang – pulang. Bisa ga tante minta tolong kamu datang ?" Ucap ibu temannya itu pada sisi supaya sisi mau datang kerumahnya.
" Bisa aja sih tante. Hanya saja, saat ini kendaraan aga ada dirumah. Jadi sisi ga ada jalan ke sana tante." Ucap sisi pada ibu ita.
" OOO kalo itu ga masalah, sekarang tante jemput kamu sekalian nanti kita belanja ya." Ucap ibu ita pada sisi.
" Boleh aja tante. Maaf ya ngerepotin, sampe harus di jemput." Ucap sisi pada tantenya itu.
" Gapapa nak. Malahan tante sangat senang kamu bisa bantuin tante." Ucap ibu ita pada sisi.
Ibu ita pun berangkat kerumah sisi. Di perjalanan ibu ita melihat ita dijalan berjalan sendirian. Ibunya kaget bercampur sennag bisa melihat anaknya itu.
Ibunya menghentikan mobilnya dan turun tepat di samping ita berjalan. Saat ita melihat ada mobil yang berhenti di sampingnya dan sosok Wanita keluar dari mobil, diapun berlari karna sosok Wanita yang ia lihat itu adalah ibunya. Ia berlari kesemak semak supaya ibunya dan mobil itu tidak dapat masuk dan mencarinya. Ibunya pun tidak mau kalah, dia mengejar dan meneriaki ita. Ita yang melihat hal itu pun semakin kencang. Dia berlari sambil melihat kebelakang apakah ibunya masih mengejarnya. Ibu ita berlari di semak semak dan terjatuh. Ita yang melihat hal itu pun terhenti.