Angga dan Tessa pulang ke rumah masing masing. Sesampainya di rumah, Angga masih penasaran apa yang menjadi masalah utama Tori dan Tessa sehingga mereka putus dan Tessa menangis. Angga meletakkan tasnya ke tempat tidur dan berdiam diri didepan cermin di depan tempat tidurnya. Dia melihat ke cermin sambil berpikir dan membuka bajunya. Dia ingin menanyakan perihal masalah ini kepada Tori, tetapi dia merasa terlalu ikut campur jika dia memulai untuk membahas masalah ini dengan Tori.
Tetapi juga di berpikir mana mungkin seorang Tori berkeluh kesah padanya. Sebab dia bukanlah siapa siapa Tori.
Dia terdiam sejenak dan mengerutkan kening.
Dia berpikir keras. Karna dia tidak ingin Tessa sedih dan dia merasa tidak enak pada Tessa karna Tessa telah membantu dia belajar bahasa Inggris. Dia merasa mungkin ini balas Budi yang baik untuk kebaikan Tessa.
Dia tidak bisa menemukan titik terang dalam masalah Tessa dan Tori.Dia menghamparkan badannya ke tempat tidur dia menatap langit langit kamarnya. Dia semakin mengantuk dan akhirnya terlelap tidur.
Tori yang kini sedang berada di dalam dilema, sedang merasa bersalah tentang bagaimana mana ia memutuskan Tessa dengan se enaknya.
Tetapi dia merasa ini adalah keputusan dan waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan dengannya. Dia pergi keluar rumah dan melihat sosok yang gagah dan tinggi menghampiri nya.
Ternyata tidak lain adalah ayah Tessa. Tori terkaget kaget melihat hal itu, dia berpikir negatif.
Dia merasa bahwa Tessa mungkin mengadu pada ayahnya. Hati itu mulai gundah tak karuan.
"Hei anak muda, kenapa wajah mu begitu pucat?" Ucap ayah Tessa pada Tori.
"Halo paman. Aku sedang merasa tidak enak badan paman" ucap Tori berbohong pada ayah Tessa untuk menutupi ketakutannya yang membuat wajahnya saat ini begitu pucat.
Dia merasa ada hal yang tidak enak akan terjadi. Saat ini ayah Tessa melihat sekeliling rumah Tori, seakan akan memantau dan menilai rumahnya.
Sementara itu Tori masih dalam keadaan takut dan berpikir negatif. Dia berpikir bahwa Tessa saat ini dalam keadaan tidak baik baik saja.
"Haaaa" ucap Tori kaget hampir terjatuh , saat ayah tori datang dari belakang Tori memegang pundaknya.
" Hei nak kamu kenapa? Apakah kamu belum makan? Kenapa wajah mu begitu pucat?" Ucap ayah tori pada Tori.
" Aku juga berpikir Tori kurang sehat tadi" ucap ayah Tessa dingin.
Hal itu membuat Tori semakin takut. Lalu Tori langsung pergi meninggalkan ayah nya dan ayah Tessa.
"Ayah dan paman aku permisi aku ingin istirahat" ucap Tori meninggalkan kedua orang tua itu.
Segera dia pergi meninggalkan kedua orang tua itu, Tori merasa sempoyongan berjalan menuju kamarnya. Dia keringat dingin. Dia pergi lagi untuk menguping pembicaraan kedua orang tua itu.
Dia merasa penasaran dengan kedatangan ayah Tessa untuk pertama kalinya kerumah Tori. Dia pun mulai menguping pembicaraan kedua orang tua tersebut.
" Yah untuk proyek-proyek yang disana memang masih dalam penanganan bung, tapi jangan khawatir kita tetap masih bisa kok 2 Minggu lagi pergi hiking." Ucap ayah Tessa.
Tori pun tersenyum dan merasa lega. Dia langsung berlari menghempaskan badannya ke tempat tidurnya saking senangnya.
Tori bergegas mandi karna dia akan les pada sore harinya.
Setelah Tori siap, dia bersiap siap pergi. Dia melihat kedua orang tua itu masih berbincang bincang. Dia menghampiri kedua orang tua tersebut dan berpamitan untuk pergi ke tempat lesnya.
" Ayah paman, aku pergi dulu ya aku mau pergi ke tempat les." Ucap Tori pada kedua orang tua itu.
" Eh Tori, bukannya kamu tidak enak badan? " Ucapan ayah Tessa mengkhawatirkan kondisi Tori.
" Paman aku sudah baik baik saja. Tadi hanya kelelahan sepulang dari sekolah" ucap Tori pada ayah Tessa.
" Nak tidak usah di paksakan kamu istirahat saja. Nanti ayam permisikan kamu ke guru les mu." Ucap ayah tori.
" Tidak perlu ayah, aku sudah Katakan kan, kalo aku hanya kecapean tadi sepulang sekolah. Jangan terlalu menghawatirkan jagoan mu ini." Ucap Tori songong pada ayahnya.
Tiba tiba ibunya datang.
" Siapa yang kurang sehat itu?" Ucap ibu Tori.
Melihat ibunya datang, Tori langsung lemas dan cemberut. Dia tahu betul ibunya tidak akan memberikan izin untuk les karna dia mendengar kondisi Tori tadi kurang baik.
" Tidak ada ibu , emang siapa yang kurang sehat?
Pasti ibu salah dengar deh. " Ucap Tori meyakinkan ibunya.
" Bukannya kamu tadi pucat Tori saat paman datang kesini?" Ucap ayah tori.
Toripun merasa semakin kesal dan gagal meyakinkan ibunya.
" Ha? Pucat kenapa bisa pucat? Apakah kamu tidak memakan bekal yang ibu sediakan?" Ucap ibu Tori.
" Aku memakannya kok Bu. Aku hanya kelelahan tadi saat berjalan pulang. Lihat sekarang, apakah aku pucat? Tidak kan aku sudah baikan kok Bu. Jadi biarkan aku les" ucap Tori meyakinkan ibunya.
" Tidak, ibu akan menghubungi guru les mu." Ucap ibu Tori sambil mengambil handphonenya dari tasnya.
Tori yang merasa kesal dengan itu langsung pergi ke kamar meninggalkan ruangan itu.
Dia berbaring di tempat tidurnya dan mengambil handphonenya dia memutar musik galau dengan kerasnya. Dia mengamuk. Baru seperempat lagu yang terputar, panggilan dari teman temannya pun datang ke layar handphone nya.
"Halo" ucap tori singkat.
" Bro loh udah dimana? Kami udah di tempat les nih , kok Lo tumben lama datangnya, bentar lagi udah mau masuk pula neh." Ucap Agustinus pada Tori.
" Yah, untuk hari ini gue ga masuk les ya bro. Soalnya tadi gue sempat pucat. Jadi klian aja dulu." Ucap Tori pada teman temannya dengan nada lemas.
Suara tawa teman temannya pun terdengar.
"Lo pucat gara gara apa tor? Lo sakit? HAHAHAH"
Ucap ridho pada Tori melalui handphone Agustinus.
" Dah panjang nih ceritanya bro. Nanti deh gue cerita. " Ucap Tori
" Jadi loh yakin ga bakal les hari ini? " Ucap Frans pada Tori.
Kepala teman temannya pun berada di dekat handphone Agustinus.
" Yah engga dulu. Loh semua Taukan , emak gue gimana. " Ucap Tori pada teman temannya.
" Yah sayang banget dah, soalnya hari ini ada pelajaran matematika dari ibu NR loh. Masa ia kamu lewatkan." Ucap Dimas menggoda Tori.
Tori pun semakin kesal.
" Yah mau gimana lagi, mau gue junggir balik, ga bakal dibolehin gue nih. Dahlah gue malas. " Ucap Tori kesal dan mematikan handphone.
Hal itu membuat tori semakin berpikir bagaimana dan apa cara yang akan dia perbuat supaya ibunya memperbolehkan dia pergi les.
Dari luar jendela ada suara yang memanggil manggil namanya. Dia merasa kesal dan mengomel.
" Apaansih ibu nih, di suruh istrahat kok malah diganggung sih. " Ucap tori.
Saat ia melihat keluar jendela ternyata tessa yang memanggil namanya tadi. Dia pun kaget dan tak bisa berkata kata karna ayahnya saat ini ada dirumah tori.