Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Tak pernah usai.

Lenny_Mahar
--
chs / week
--
NOT RATINGS
15.5k
Views
Synopsis
Ada yang pernah berkata jodoh itu adalah cerminan diri, tapi sepertinya tidak dengan ku. Aku menemukannya. Ya, dia teman kecil yang sudah lama ku lupakan. Namun, bersama dengannya malah kadang membuatku sesak. Dia begajulan. Dia sangat senang membuka asrama laki-laki di hidupnya. Bertolak belakang dengan ku. Dan dengan mudahnya mengebulkan asap dimulutnya, padahal untuk aku yang seorang laki-laki saja tak berani. Kalau perihal cinta pada pandangan pertama aku juga menyangkalnya. Oke, akan ku perkenalkan siapa wanita yang ku maksud, nama panjangnya Shinta Keysa Ahmad anak seorang pengusaha properti terkenal di Jakarta, yang hidupnya sangat bertolak belakang denganku. Takdir selucu itu ya, mempertemukan seorang yang jauh berbeda, membuatnya jatuh cinta tapi tak menyatukannya. Aku merindukannya, dan selalu ku selipkan namanya dalam doa ku. Hay kenalkan aku Adbizar, aku masih dalam keadaan sangat mencintainya, tenang saja.
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Hari Sabtu, 20 Juli 2018

Pukul 04.30 WIB.

Lantunan ayat ayat suci Al'quran saling bersahut-sahutan di setiap sudut kota. Tanda adzan subuh akan mulai berkumandang. Udara yang sejuk di temani rintik hujan yang menambah syahdunya suasana subuh pagi ini.

Kini Adbizar dan keluarga bergegas mengambil air wudhu untuk melakukan sholat berjamaah.

"Abi, kamu yang jadi imam sholat subuh kali ini ya! " Ucap Ayah

Ya, Abi adalah nama panggilan kesayangan di dalam keluarga.

"Tidak Ayah, Ayah saja. Abi dan Ibu akan menjadi makmum Ayah."

"Tidak apa apa, Ayah dan Ibu setiap hari selalu solat subuh berjamaah. Tapi, tidak ada kamu. Sekarang kamu sedang libur dari pesantren, sesekali kamu yang menjadi imam untuk Ayah dan Ibu ya.

Saat ini Abi bersekolah di pesantren daerah bogor. Saat ini dia kelas 12 SMA semester 2, sedangkan rumah keluarga nya ada di Jakarta.

"Baik Ayah"

Adbizar mengiyakan permintaan Ayahnya untuk menjadi imam sholat subuh untuk keluarga nya. Tak lupa setelah sholat subuh, Adbizar dan keluarga berdzikir juga bertadarus bersama.

"Alhamdulillah, setelah sekian lama kamu tidak pulang dari pesantren, akhirnya kamu bisa berlibur dan menjadi imam sholat untuk Ayah dan Ibu ya." Ucap Ayah Adbizar yang sangat senang dengan kedatangan anak semata wayangnya ini.

"Iya Ayah. Abi juga sangat rindu dengan Ayah dan Ibu di rumah. Abi rindu masakan Ibu, Abi juga rindu bantu Ayah mencuci mobil, motor, dan berkebun di ladang samping rumah kita"

"Bi, mau Ibu masak apa hari ini nak? " Tanya Ibu

"Apa saja bu, semua makanan yang di masak dengan penuh rasa cinta dari tangan Ibu ku ini di jamin pasti enak, iya kan yah? " Abi mulai memuji Ibu nya dengan jail.

"Hahaha betul bi, masakan Ibu mu ini tidak ada tandingan nya. Masakan di hotel bintang 5 pun kalah rasanya" Ayah nya pun menjawab dengan kejailan nya.

Adbizar dan Ayahnya pun tertawa jail di hadapan sang Ibu sembari menyeruput teh dan memakan sekeping biskuit yang di sajikan oleh Ibunya usai sholat subuh berjamaah.

"Ah, sudahlah. Kalian ini memang sama sama jail. Senang sekali menggoda Ibunya." Gerutu Ibu Abi yang berlalu meninggalkan suami dan anak nya.

Pukul 07.00 WIB, Ibu mengajak Adbizar untuk menemaninya berbelanja ke pasar tradisional menggunakan sepeda motor milik Ayahnya.

"Bi, tolong antarkan Ibu ke pasar ya nak. Ibu ingin membeli beberapa ikat sayur dan lauk pauk untuk beberapa hari kedepan" Ajak Ibu

"Baik Bu. Mari Abi antar"

Tiba di pasar, Abi diminta untuk menunggu ibunya di parkiran motor saja, dan Abi mengiyakannya.

Pukul 09.00 WIB. Ibu selesai berbelanja dan berjalan menghampiri Abi yang sedang menunggu nya. Tapi saat di perjalanan dia melihat teman lama nya.

"Hai, Frida" Sapa ibu Adbizar

"Hai, Hana. Apa kabar? " Jawab nya

"Alhamdulillah, aku baik. Kamu apa kabar Fri? Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kamu tinggal dimana sekarang? "

"Alhamdulillah. Aku juga baik Han.

Aku tinggal tidak jauh dari pasar ini, apa kamu masih tinggal di rumah mu yang dulu Jan? Bagaimana kabar keluarga mu? "

"Alhamdulillah mereka sehat, apa kabar keluarga mu Fri? "

Dengan raut muka yang berubah, suara yang payau, Frida berusaha tegar menjawab.

"Aku sudah bercerai dengan mas Ibnu Han, aku hidup sendiri sekarang dan anak ku Shinta, ikut dengan mas Ibnu juga istri barunya. Sudah lama Shinta tidak menghubungi ku, Shinta seringkali menghubungi ku saat dia butuh uang lebih atau ingin meminta sesuatu pada ku." Nada lirih keluar dari mulut Frida

"Astaghfirullah, yang sabar ya Fri. InsyaAllah kamu kuat dengan cobaan ini. Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan hambanya, kamu harus yakin itu ya Fri"

"Iya Han, InsyaAllah aku sudah ikhlas dengan kondisi ku sekarang. Oya, kamu ke pasar sendiri, atau di antar suami mu? "

"Tidak, aku di antar Abi anak ku. Dia sedang libur sekolah pesantren nya."

Ya, Hana adalah nama Ibu Adbizar, dan Frida adalah teman baik Ibu Abi semasa kuliah dulu. Mereka sudah lama berteman namun sudah 1 tahun terakhir Hana kehilangan kontak Frida dan mereka tidak memberi kabar satu sama lain. Tentunya setelah pertemuain ini mereka saling bertukar nomor handphone .

"Bi, ini tante Frida, teman kuliah Ibu dulu. Dan Frida, ini Adbizar si anak kecil ku dulu" Ibu memperkenalkan Abi dan Frida

Abi memberi salam tapi tidak menjabat tangan Frida. Abi membatasi bersentuhan dengan yang bukan mukhrim nya.

"Assalamu'alaikum tante."

"Waalaikumsalam. Wah kamu sudah besar, sudah dewasa. kamu kelas berapa sekarang nak? "

"Saya kelas 12 tante"

"Wah kamu seumuran Shinta anak tante. Dia juga kelas 12 sekarang. Berarti 1 semester lagi kalian akan lulus dari sekolah kan. Kalau begitu, aku pulang dulu ya Han. Kamu dan Abi mampir ke rumah aku dulu yuk, rumah ku tidak jauh dari sini"

"Terima kasih Fri, lain kali saja aku mampir yaa."

"Oke kalau begitu, aku duluan ya. Sampai ketemu di lain waktu ya Han, Bi. Hati hati di jalan kalian. Assalamu'alaikum."

"Oke Fri. Kamu hati hati juga di jalan ya. Waalaikumsalam"

Pukul 09.30 WIB.

Abi dan Ibu tiba di rumah. Ibu bergegas membawa belanjaan yang sudah di belinya ke dapur dan Abi pun ikut membantu nya.

Ibu mulai membersihkan sayur, ikan, dan semua belanjaan yang di belinya tadi. Abi juga membantu sebisanya, tapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya. Tentu suara yang tak asing lagi, itu suara Ayahnya.

"Bi, sini nak kita ke halaman rumah, katanya kamu rindu bantu mencuci kendaraan Ayah. Yuk bantu Ayah mencucinya!"

"Bi, kamu di panggil Ayah nak. Cepat ke depan! " Ucap Ibu yang mendengar suara suaminya yang memanggil anaknya.

"Baik, Bu"

"Iya Ayah, tunggu sebentar ya." Sahut Abi dengan nada yang sedikit kencang karena jarak dapur dan halaman rumah mereka yang lumayan jauh.

Sampai di halaman rumah, Abi melihat

Ayahnya sudah memegang selang air dan lengkap dengan peralatan mencuci mobilnya.

Abi langsung berinisiatif dengan mengambil sikat untuk menyikat ban mobil Ayahnya. Ember berisi air dan gayung juga sudah di tangan nya.

" Ayah, sini Abi bantu"

"Kamu sikat ban mobil, Ayah mencuci bagian dalam mobil ya Bi." Ucap Ayah Abi dengan membuka pintu mobil dan mengangkat karpet karpet di bawah jok mobilnya.

"Siap bos. " Ucap Abi dengan semangat dan memberikan hormat pada Ayahnya seperti hormat saat upacara bendera di sekolah.

1 jam berlalu Abi dan Ayah nya telah selesai mencuci mobil , dan di lanjut mencuci motor.

"Bi, sudah bersih mobil kita. Sekarang tinggal mencuci motor. Kamu istirahat aja, motor biar urusan Ayah"

"Tidak apa-apa Ayah kerjakan sendiri? Abi engga capek kok Yah. Abi bantu aja ya. Semangat Abi masih 45 nih Yah, hehehe"

"Yasudah kalau begitu, mari kita cuci motor nya"

30 menit berlalu, akhirnya semua acara percucian di halaman rumah sudah selesai.