Chereads / Tak pernah usai. / Chapter 6 - BAB 6

Chapter 6 - BAB 6

Mobil terus melaju menyusuri kota Jakarta dengan berbagai hiruk pikuknya.

Macet, suara klakson yang beradu menambah keruwetan malam itu.

Tak butuh waktu lama, sekitar pukul 19.30 Wib mobil terhenti tepat di depan rumah Keysa. Terlihat ayah Keysa berdiri di depan pintu, terlihat jalan ke kanan dan ke kiri dengan wajah khawatir karena putri nya belum juga pulang ke rumah dan pergi tanpa izin dari nya atau pun mamah tirinya.

"Alhamdulillah, kita sudah sampai Shin. " Ucap Ibu Abi

Keysa yang sudah larut dalam tidur nya selama perjalanan ke rumah nya pun terkejut dengan suara ibu Abi.

"Shin, bangun nak, kita sudah sampai rumah mu " Ibu Abi berusaha membangunkan Shinta yang sepertinya sudah berada di alam mimpi.

"Hoaaaaaamm. Eh udah sampe ya? Aduhhh maaf tante, om, Shinta ketiduran tadi. Heheh " Sambil menggaruk kepala nya yang sama sekali tidak gatal, tapi karena sedikit malu.

"Yaudah om, tante, mari singgah dulu kerumah Shinta. Itu di depan pintu sepertinya ayah lagi nunggu Shinta deh" Sambil menunjuk dari dalam mobil ke arah pintu rumah nya.

"Oh iya, itu Ibnu. Yah, kita mampir sebentar ke rumah Shinta mau yah? " Tanya ibu Abi meminta persetujuan dari suaminya

"Boleh aja, kebetulan udah lama juga ayah engga ketemu Ibnu kan bu"

"Oke, mari kita turun om, tante"

Semuanya turun dari dalam mobil termasuk 3 laki laki yang duduk di bangku paling belakang. Yang ternyata mereka ber 3 juga tertidur sepanjang perjalanan ke rumah Shinta.

"Mari om, tante " Shinta mempersilahkan

Ayah Shinta yang melihat dari kejauhan, anaknya turun dari mobil dan banyak orang di belakang nya, seketika dia mengernyitkan kedua alis nya.

"Siapa ya orang yang berjalan beriringan dengan anak ku? 3 orang remaja, dan 2 orang yang sudah cukup tua? Siapa mereka? " Pikirnya

"Hai, Syam.. Hana, kalian kok bisa di sini? Kalian kok bisa bareng Shinta ke sini? " Tanya Ibnu ayah Shinta dengan terkejut dan muka yang senang karena memang sudah sangat lama tidak bertemu.

Sambil memeluk Isyam ayah Abi, Ibnu juga bersalaman dengan Hana Ibu Abi. Anak anak pun ikut bersalaman juga. Abi, Adam dan Aji. Saat bersalaman ke 3 anak laki-laki ini memperkenalkan namanya Masing-masing. Dan tentu saja Ibnu tidak asing dengan nama Abi.

"Hey, ini Abi? Adbizar kan? " Tanya Ibnu ayah Shinta

"Iya om, saya Abi"

"Ya ampun, kamu sudah besar ya nak. Sudah lama sekali Om tidak ketemu kamu. Kamu sekolah dimana nak? Kelas berapa? " Tanya Ibnu ayah Shinta

"Saya kelas 12 Om. Saya sekarang di pesantren, kebetulan ini sedang liburan semester om"

"Wah kamu seumuran Shinta dong ya? Shin, ini Abi loh nak, temen kamu waktu kecil " Kata Ibnu menjelaskan ke Shinta

"Iya ayah, Shinta tau. Tante Hana sudah menjelaskan tadi. "

"Ayo ayo silahkan masuk Han, Syam, anak-anak! " Ibnu mempersilahkan masuk, menuju ruang tamu

"Mah, Mamah.. Sini mah. Kita kedatangan tamu " Teriak Ibnu memanggil istrinya

"Iya yah, sebentar " Jawab istrinya

Tidak lama Reni selaku ibu tiri dari Shinta turun ke bawah beserta Resti adik tiri Shinta.

"Nah, kenalin Syam, Han, ini Reni istriku dan ini Resti adik nya Shinta "

"Hay , saya Reni istrinya mas Ibnu" Sambil bersalaman dengan Hana dan Isyam.

"Ini anak saya Resti. Resti beri salam sama om dan tante. " Perintah Reni pada anaknya.

Mencium tangan Hana, dan Isyam. Reni bersalaman juga dengan Abi, Adam, dan Aji. Namun seperti biasa Abi tidak menjabat tangan Resti, karena dia memang tidak mau bersentuhan dengan yang bukan mukhrim nya. Tentu saja hal itu membuat Resti sedikit aneh.

"Di jaman sekarang masih ada laki-laki yang seperti ini. Dan lagi-lagi dia datang ke rumah ini bersama kak Shinta. Berarti ke tiga laki-laki ini adalah teman kak Shinta " Gerutu dalam hatinya

"Silahkan , duduk dulu semua. Saya ke belakang dulu siapkan minuman untuk kalian. Resti mari bantu mamah dulu ke dapur sayang! " Reni meninggalkan ruang tamu dan pergi ke dapur

"Baik mah" Jawabnya

*Di dapur*

Dengan rasa penasaran nya, Reni bertanya pada mamahnya.

"Mah, om dan tante itu siapa? Ke 3 anak laki-laki itu juga siapa mah? Kenapa kak Shinta bisa pulang bersama mereka? "

"Mamah juga tidak tau sayang, mungkin itu teman lama ayah mu"

"Tapi kok, kak Shinta bisa sama mereka? Kok bisa kenal mereka? " Tanya nya masih penasaran

"Sudah lah sayang nanti saja di bahasnya, karena memang mamah tidak tau mereka siapa, dan kenapa kakak mu bisa pulang dengan mereka. Mamah tidak paham. Ayo kita bawa minuman dan cemilan ini ke depan, kasian tamu kita kalau menunggu terlalu lama" Ajak mamahnya

"Iya iya mah. Ayo Resti bantu bawa kue-kue nya "

Berjalan ke ruang tamu. Reni dan Resti melihat ayah, kakak dan semua tamu sedang bersendau gurau. Dalam hati kecil nya, Reni juga penasaran. Siapa tamu suami nya itu. Dan dia juga kepikiran tentang pertanyaan anaknya di dapur tadi, kenapa Shinta bisa pulang bareng mereka. Tapi sudahlah, nanti dia akan menanyakan langsung pada suaminya setelah tamu tidak ada.

"Maaf ya lama, ini silahkan di minum. Seadanya yaa " Ucap Reni sambil menghidangkan makanan dan minuman yang ada di tangannya.

"Ini adiknya Shinta, kelas berapa nak? " Hana bertanya pada Resti

"Hmm sudah kelas 11 tante"

"Ohh, adik kelas nya mas Abi ya. Sekolah dimana sayang? "

"Satu sekolah sama kak Shinta tante. " Jawabnya

"Oh ya? Wah enak dong kalau berangkat dan pulang ada teman nya. Bisa bareng kemana mana"

"Hehe, engga juga kok tante. Cuma sesekali aja saya dan kak Shinta berangkat dan pulang sekolah bareng. " Jawabnya menutupi bahwa dirinya dan Shinta tidak seakrab yang di bayangkan oleh tante Hana.

"Oh begitu. Tapi setidaknya kalian bisa saling mengawasi jika terjadi apa apa. Atau kata lainnya, kalian bisa saling jaga kan "

"Hehe iya tante "

Tidak terasa sangking asiknya mengobrol, waktu sudah semakin larut dan jam sudah menunjukkan pukul 21.00 Wib.

"Mba Reni, dan mas Ibnu, kalau gitu kami izin pamit ya. Sudah malam. Kasian anak anak juga sudah lelah, mas Ibnu dan mba Reni juga butuh istirahat " Kata Hana

"Wah kok buru-buru mba? Masih sore loh ini " Jawab Reni dengan sedikit basa basi nya

"Sudah jam 9 malam mba Ren, sudah hampir larut. Kasian anak-anak, takut di cari orang tuanya"

"Yasudah kalau gitu, lain kali mampir ke sini lagi ya Syam, Han. Terima kasih sudah antar Shinta sampai rumah." Kata Ibnu ayah Shinta

"Sama-sama Nu, kalau engga begini, Mungkin kita engga bisa ketemu dan ngobrol kaya gini. Dan mungkin aku engga bakal tau di mana kamu tinggal sekarang. " Jawab Isyam dengan senyum bahagianya

"Kalau gitu kami pergi dulu yaa. Assalamu'alaikum " Kata Hana

Semua berdiri dari sofa dan meninggalkan ruang tamu. Abi, Adam, dan Aji juga tidak lupa bersalaman dengan keluarga Hana.