Chereads / DINGINNYA SUAMIKU / Chapter 19 - BAB 19

Chapter 19 - BAB 19

"Vina, kamu apa kabar?" tanyaku dengan wajah sumringah sambil memeluknya. Dia adalah sahabat baikku dari SMA hingga kuliah. Aku, Vina, Haris juga termasuk Keyla dulu pernah menjadi sahabat baikku. Haris dari kuliah sering membantuku dan keluargaku. Vina dan Keyla, dulu adalah sahabat baik saling berbagi cerita suka dan duka. Namun, Keyla ternyata sekarang adalah seorang penghianat. Sedangkan Vina, kami tidak pernah bertemu semenjak pasca sarjana. Dan hari ini Allah mempertemukan kembali.

"Alhamdulillah baik, Reyna." jawab dia tak kalah girangnya, hingga beberapa mata menatap ke arah kami. "Dengar-dengar kamu naik jabatan sebagai Direktur Pemasaran, ya?" tanya Vina kembali. Aku mengangguk penuh senyum.

"Selamat ya, Ren. Atas kenaikan jabatan, kamu!" ucap Vina memberi selamat dengan wajah penuh bahagia.

"Selamat bergabung dengan kami, Vina," ucap Haris yang tiba-tiba muncul dari dalam ruangan ini. Mereka akhirnya saling bersalaman.

"Mulai besok kamu sudah bisa langsung bekerja sebagai sekretaris baruku," ucap Haris

"Terimakasih, Ris. Maaf, maksudnya, Pak Haris." ucap Vina kikuk. Mungkin karena dulunya sahabat, terbiasa hanya memanggil nama saja. Sekarang Haris adalah atasannya. Jadi, biar bagaimanapun harus menghormatinya. Apalagi di depan pegawai yang lain.

"Ayo, sekarang ikut ke ruanganku!" ucap Haris sambil berjalan menuju ruang kerjanya. Aku dan Vina mengekorinya.

"Ini ruang kerja kamu, Vina. Itu meja kerja kamu, yang masih ada barang-barangnya, Reyna." ucap Haris sembari menunjuk ke arah meja kerja yang masih penuh dengan barang-barangku.

"Kenapa dari kemarin kamu tidak memberitahuku, Ris. Kalau Vina akan bekerja di sini?" tanyaku sambil nyengir.

Haris bukannya segera menjawab pertanyaanku, tapi ia malah terkekeh. Kemudian menatapku dan Vina bergantian. "Aku sengaja memberi kejutan kepada kalian," ujarnya.

"Senang sekali rasanya bisa bertemu dengan kalian seperti dulu, dan semoga dengan kekompakan kita, perusahaan milik Pak Haris bisa jauh lebih maju," ucap Vina.

"Aamiiin," jawab kami bersamaan.

"Jangan panggil aku Pak lah, Vin. Kesannya aku tua banget dah," ujar Haris membuat kami terkekeh.

Dari dulu persahabatan kami memang terkenal sangat kompak dalam hal apapun. Bahkan, dari persahabatan kami dikenal satu kampus. Dan sekarang kembali kami dipertemukan lagi, membuat aku jauh lebih bahagia. Ternyata dari kehilangan suami, aku mendapatkan sahabat-sahabatku kembali.

"Aku disuruh ke sini, untuk wawancara atau apa, nih?" tanya Vina yang merasa calon pegawai baru di perusahaan milik Haris.

"Apa yang perlu aku tanya untuk wawancara kamu ya, Vin? Kayaknya tidak ada. Aku percaya sama kamu pokoknya," ujar Haris sambil mengedipkan sebelah matanya pada Vina.

"Mulai ganjen ini, Haris," ujar Vina. Kemudian kami tertawa bersama.

Kami bertiga sedikit mengulang cerita waktu bersama dulu. Banyak kenangan tentang persahabatan kami. Bagiku dulu persahabatan adalah di atas segalanya. Namun, ternyata sekarang salah satu dari sahabat kita menjadi seorang penghianat.

"Jadi, aku diminta ke sini bukan untuk wawancara ini ceritanya?"

"Eem, aku minta kamu ke sini hanya untuk kasih kejutan ketemu dengan Reyna dan kasih tau kamu kalau besok kamu udah langsung bisa kerja," ujar Haris menjelaskan.

"Ok. Kalau dirasa tak ada lagi yang dibicarakan, aku pamit pulang dulu. Tak enak juga kalau lama-lama di sini. Ganggu kalian kerja." ucap Vina berpamitan. Lalu, pergi meninggalkan kantor ini. Ah, seneng banget rasanya bisa ketemu dia lagi, setelah sekian lama tak bertemu.

*******

"Keyla, sayang! Aku pergi kerja dulu,ya! Baik-baik di rumah. Jaga buah hati kita betul-betul." pamit Mas Reyhan dengan meninggalkan kecupan di keningku, lalu mencium perutku.

"Iya, Mas! Semangat ya kerjanya buat calon anak kita," ucapku memberi semangat.

"Oh iya hari ini akan ada pembantu yang akan akan datang. Agar kamu tak capek mengurus semuanya," ujar Mas Reyhan seraya mengambil tas kerjanya yang masih tergeletak di ruang kerja.

"Baik, Mas. Semoga aku cocok," ucapku sambil mengulas senyum.

Kemudian aku mengantar Mas Reyhan hingga teras depan. Aku melambaikan tangan ketika mobilnya hendak berlalu meninggalkan halaman rumah. Ah akhirnya aku tak lagi repot-repot bekerja, dan akhirnya aku menjadi istri Mas Reyhan satu-satunya. Setelah Reyna benar-benar menggugat cerai Mas Reyhan, bagiku aku tak perlu repot-repot untuk menyingkirkannya sebagai istri pertamanya Mas Reyhan. Tentunya aku tak berbagi suami dengannya. Malas juga aku berbagi suami. Dulu aku bilang sama Mas Reyhan, kalau aku mau menjadi istri kedua. Itu hanya tak tik aku saja agar ia lebih memilihku. Dan akhirnya aku berhasil mengambil apa yang menjadi milik Reyna. Itu suatu kebahagian menurut aku.

Tugasku sekarang adalah aku pura-pura menjadi istri yang baik di depan Mas Reyhan. Membuatnya bertekuk lutut, agar aku bisa mengambil alih semua harta milik Mas Reyhan.

Aku ambil handphoneku yang ada di atas nakas. Lalu aku cari nama seseorang untuk mengirim pesan padanya.

[Kamu, boleh datang ke rumahku, sekarang]

Aku ketik pesan dan siap aku kirim pada laki-laki pujaan hatiku, tak lain adalah David.

Send.

Pesan itu terkirim, tinggal menunggu centang biru untuk di baca.

"Ayo, sayang! Cepet buka. Aku udah rindu banget sama kamu," gumamku sambil menunggu balasan dari David.

Tak menunggu waktu lama akhirnya pesan itu sudah centang biru. Menandakan kalau pesanku sudah dibaca olehnya. Ada senyum sumringah dari bibirku.

[Ok, sayang! Aku segera meluncur. Udah kangen banget pengen menghabiskan waktu bersamamu]

David dengan cepat membalas pesanku. Aku tersenyum membaca pesan yang dikirim oleh David. Rasanya tak sabar lagi untuk bertemu dengannya.

[Aku tunggu, sayang] balasku lagi.

Segera aku bersiap untuk menyambut kedatangannya, berganti baju yang lebih seksi, memakai wangi-wangian yang disukai David.

Kurang dari satu jam, akhirnya David datang juga. Bergegas aku membuka pintu untuk menyambut kedatangannya. Laki-laki itu terlihat tampan dan menggoda imajinasiku. Dada bidangnya dan senyumnya yang khas, membuat wanita manapun pasti jatuh cinta melihatnya.

"Sayaaang!" Aku menghambur ke pelukannya ketika dia memberikan isyarat untuk aku memeluknya. Wangi tubuhnya membuat aku tak bisa melupakannya.

"Aku sudah kangen banget sama kamu, sayang," ucapnya sembari memeluk erat tubuhku. Ah rasanya ingin selalu dalam pelukannya walau tak makan. Ditambah dia yang selalu memanjakanku dan selalu mesra disetiap saat, membuat aku gila akan cintanya.

Aku tarik tangannya, kubawa masuk ke dalam rumah disaat suamiku sedang bekerja di kantor. Bagiku ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk aku selalu bisa berduaan dengan David.

Aku bawa dia duduk di sofa ruang tengah. Entahlah, aku suka ruangan ini. Bagiku ini adalah ruangan yang sangat sunyi, cocok untuk kita berduaan. Ketika aku hendak mengambilkan minuman untuknya, tiba-tiba dia menarikku, hingga aku terjatuh ke dalam pangkuannya.

Tatapan kami bertemu, saling pandang dan tersenyum. Dia memegang bibirku dan mengusapnya lembut, hingga aku pejamkan mata. Lalu, ia melumat bibirku dengan penuh gairah. Semua wajah, leher sudah penuh oleh ciuman laki-laki tampan ini. Lalu kami saling melepas baju masing-masing. Dan melakukan hubungan suami istri. Namun, baru sebentar permainan kami, tiba-tiba suara bel rumah berbunyi.