Pria itu terlihat sangat bahagia berjalan ke dalam kantornya. Lengkungan kurva pada bibirnya tak henti-hentinya terbentuk.
"Pagi Pak," sapa salah-satu karyawan saat berpapasan dengannya.
"Pagi," sahutnya membuat karyawan itu mengerjab di tempatnya. Bahkan ia menghentikan langkahnya begitu juga dengan pria yang ia sapa tak lain adalah bosnya.
"Sepertinya Anda terlihat sangat bahagia Tuan?" Sialnya ia tak bisa menahan mulutnya ini asal ceplos begitu saja. Bagaimanapun, ia masih mengingat kebringasan bosnya terhadap karyawan yang ingin mendekatinya.
"Hahaha kau sangat benar," ujar Pragma di sela-sela tawanya. Bahkan ia terlihat bertambah kali lipat lebih menawan saat matanya terlihat segaris bila tersenyum. Terlihat sangat manis di mata kaum hawa, menahan napas melihatnya tidak berani mengeluarkan pujian. Karena ia tahu risikonya adalah kemurkaan Pragma.