Chereads / Terpaksa Menjadi Jaminan CEO / Chapter 7 - Keperawanan Maya!

Chapter 7 - Keperawanan Maya!

Maya... Mayaaaa!!!!!!!

Pekik Bunda Rina di dalam tidurnya.

"Bunda. Bunda.. Sayang." ucap Rama membangunkan istrinya.

Rina terbangun dan mendapati wajah suami dan ketiga buah hatinya menatap dirinya dengan wajah yang sangat khawatir.

"Bunda kenapa hmmm??? Mimpi Maya lagi? " ucap Rama lembut sambil mengusap lelehan air mata di wajah istrinya.

"Bunda mimpi Maya menangis Ayah. Bunda lihat Maya sedih. Bunda ngak akan pernah bisa lihat Maya seperti itu... " ucap Rina.

Rama langsung memeluk istrinya memberikan kekuatan. Ketiga anaknya juga sangat mengkhawatirkan kondisi sepupu yang telah di anggap saudara kandung itu. Apalagi sejak mengetahui semua kekejaman keluarga Wijaya kondisi Rina menjadi drop.

"Yang sabar sayang... Kita hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Maya. Kita ngak bisa terlalu ikut campur. Orang tua kandungnya sendiri yang telah memberikan Maya kepada keluarga itu. Kita tidak bisa berbuat banyak. " ucap Rama menenangkan istrinya.

"Maya itu udah seperti anak aku Ayah. Kita yang ikut membesarkan dia... Dia putri kecil kita. " ucap Rina.

"Ayah tau... Dia adalah putri kecil kita. Tapi,"

Rama tidak bisa melanjutkan perkataan dia lagi. Walaupun, Maya bukan putri kandungnya, Maya sudah di anggap sebagai putri olehnya. Putri kecil yang ngak akan boleh terluka jika bersama dia. Rama dan ketiga anaknya sama-sama merasakan kesedihan seperti istrinya. Tapi, mereka berusah kuat agar Bunda dari anak-anaknya ini juga kuat.

***

Seminggu dari pertengkaran yang mengharuskan Maya berhenti bekerja dan harus tetap berada di rumah. Kondisi Maya sungguh memprihatinkan.

Maya hanya duduk termenung, melihat surat pemecatan dirinya dengan berurai air mata.

Air matanya seolah mempunyai banyak cadangan. Maya hanya diam tanpa mau lagi melawan perkataan Elzar. Maya hanya diam melihat Elzar mengeluarkan semua emosinya ketika berada di rumah.

Maya tidak lagi menganggap Elzar ada. Dia lebih memilih membiarkan saja Elzar melakukan sesuai dengan kehendaknya.

Elzar yang melihat tingkah Maya yang lebih banyak diam dan hanya duduk termenung sambil menatap surat pemecatan yang dia berikan merasa sangat aneh. Maya seperti orang yang telah kehilangan nyawanya.

Elzar selalu memancing pertengkaran dengan Maya. Bahkan dia juga sempat menampar Maya yang tidak memiliki kesalahan sedikitpun. Tapi, Maya hanya diam dan pasrah.

***

"MAYA!!!!!!! " pekik Elzar.

Orang tua Elzar memang belum pulang dari dinas di luar negeri. Sehingga, Elzar masih bisa melakukan sesuka hatinya tanpa perlu mendapatkan ceramah dari Mama dan Papanya.

Maya yang mendengar suara Elzar hanya diam. Dia seolah sudah kebal dengan teriakan Elzar. Pasti Elzar hanya butuh tempat pelampiasan kemarahan jika merasa marah kepada Pacarnya. Elzar memang tidak akan pernah memarahi pacarnya tersebut. Tapi, Maya lah yang akan menjadi korbannya. Elzar akan semakin menyakitinya dengan perbuatan yang tidak pernah dia perbuat.

Elzar membuka pintu dengan keras dan mendapati Maya yang diam dan saat ini sedang menatap ke arah televisi yang sedang menyala. Elzar yang sudah emosi, menjadi emosi saat melihat Maya yang tidak mengacuhkan keberadaannya.

BRAKKK...

Suara Tv yang hancur karena lemparan Elzar.

Maya hanya diam tanpa mau melawan lagi. Sudah cukup dirinya melawan dan membela diri. Tapi, tidak pernah di dengarkan.

"JA*ANG SIALAN." Pekik Elzar ketika di hadapan Maya.

Elzar langsung mendorong dan mengurung tubuh Maya dengan tubuhnya yang tegap.

Maya yang di perlakukan seperti itu dengan Elzar menjadi ketakutan. Sebab, tubuh Elzar tercium bau Alkohol. Maya panik ketika tahu saat ini Elzar sedang mabuk.

"Anda mabuk Tuan? Sadarlah..... " pekik Maya ketika Elzar berusaha menciumnya.

"HAHAHA... SAYA MABUK HAHAHA..... " ucap Elzar tepat di atas tubuh Maya.

Maya mendorong sekuat tenaga. Dia tidak mau Elzar melakukan sesuatu kepada tubuhnya. Maya jijik bahkan sangat jijik dengan Elzar. Walaupun, Elzar saat ini adalah suami sah nya.

"JA*LANG TIDAK BERGUNA!!!!! " pekik Elzar saat Maya masih mencoba mendorong dirinya dan melakukan perlawanan ketika Elzar hendak Men*ium bibir se*y Maya. Bibir Maya sejak dari awal memang telah menarik perhatian Elzar. Tapi, Elzar berupaya mengelak akan semua pesona yang ada dalam diri Maya.

"Hentikan Tuan!!!!!!! Saya bukan Nona Zaza. Saya Maya!!!!!!! " pekik Maya ketika Elzar dengan beringasnya merobek baju Maya.

"Saya hanya ingin mencicipi tubuh JA*ANG kamu!!!!!!! Saya tau kamu bukan Zaza. Bukan wanita yang saya cintai. Saya hanya ingin pelampiasan sekarang. INGAT PRIA TIDAK BUTUH CINTA UNTUK MELAKUKAN ITU. Dan saya hanya perlu tubuh gratis kamu saja!!!!!! " hardik Elzar tanpa mau mendengarkan rontaan dan tangisan Maya.

"DIAM!!!!! kamu hanyalah seorang Jaminan. Maka lakukan tugas kamu dengan baik!"

"Tuan saya mohon..... Anda boleh lakukan apapun tapi jangan ambil kesucian saya.. " tangis Maya semakin menjadi saat Elzar telah memberikan banyak sekali tanda di lehernya.

"Kesucian.. Cuihhhhh. " Elzar meludah di hadapan Maya.

"Jangan pernah mengaku-ngaku sebagai gadis yang masih suci Maya!!!! Wanita seperti kamu... Ngak akan ada yang pernah percaya akan hal itu. Maka jangan jual mahal dengan saya. Saya sudah memberikan banyak uang untuk menyokong perusahaan keluarga kamu supaya bisa kembali berdiri kembali. "

"Saya mohon Tuan....Nona Zaza akan marah jika, mengetahui tuan meniduri saya... "

Elzar tidak mau mendengarkan Maya lagi. Dia telah senang mendapatkan mainan barunya. Dia tidak memperdulikan seperti apa Maya memberontak untuk bisa lari dari hadapannya.

Melihay kedua gundukan istrinya. Memancing sesuatu yang sudah lama dia tahan. Walaupun dia telah lama menjalin hubungan dengan pacarnya. Elzar tidak pernah berani meniduri Zaza tanpa status pernikahan yang jelas.

Elzar sangat menjaga kehormatan Zaza. Dia tidak akan pernah mengotori Zaza. Walaupun, terkadang Zaza sering memancing dirinya. Elzar tetap pada pendiriannya untuk selalu menjaga kehormatan pacar yang sangat dia sayangi itu.

"Saya mohon Tuan LEPASIN SAYA!!!!" ucap Maya memberontak dengan mencoba menendang pusaka Elzar.

PLAKKKK PLAKKK...

bunyi tamparan sangat nyaring di dalam kamar itu. Elzar langsung menampar Maya yang mencoba melarikan diri. Dia seolah tanpa takut melakukan kekerasan kepada Maya. Maya yang mendapatkan perlakuan itu langsung berlari sekuat tenaga untuk bisa keluar.Tapi, ketika sampai di pintu. Kunci pintu tersebut telah berada di tangan Elzar yang menyeringai menatapnya.

"Mau lari kemana lagi istriku..... Bukannya ini adalah tugas seorang istri ya... Melayani suaminya dengan sangat baik. " cemooh Elzar.

Maya yang tidak bisa melawan dan melarikan diri lagi hanya bisa pasrah dengan takdirnya.

Elzar yang memang sangat kuat. Apalagi Elzar juga sedang mabuk membuat tenaga pria itu menjadi semakin kuat dan tidak tertandingi oleh tenaga Maya yang kecil. Elzar mendorong Maya kembali ke sofa dan melakukannya disana.

***Bersambung ***