Chereads / Terpaksa Menjadi Jaminan CEO / Chapter 13 - Nikmati Maya!

Chapter 13 - Nikmati Maya!

"Apa yang telah kamu kakatakan pada Mama, Maya! " ucap Elzar sambil berteriak di hadapan Maya.

Sepulang dari kantor tadi, Mama Indah langsung berbicara kepada Elzar. Mama Indah menyuruh Elzar agar memberikan izin kepada Maya untuk kembali bekerja.

"Maksud kamu apa tuan? "ucap Maya berpura-pura tidak mengetahui maksud dari suaminya itu. Padahal dialah yang telah merencanakan untuk menghasut Mama mertuanya agar bisa membantu dia kembali bekerja.

"Maksud kamu apa? Jangan berlagak bodoh Maya! Bukankah kamu yang menghasut Mama supaya bisa kembali bekerja! "

"Ooooooohhh," ucap Maya dengan tampang tidak bersalahnya.

Elzar yang melihat respon dari Maya pun langsung bertambah geram. Bukannya takut dengan amarah Elzar. Tapi, dia seperti orang yang tidak takut dan seperti mencemoooh Elzar.

Elzar langsung mendorong Maya, dia bahkan sekarang menyudutkan Maya pada dinding di samping pintu kamar mereka. Elzar bahkan tidak dapat menahan amarahnya lagi, dia seolah tidak di hargai oleh istri kurang ajarnya ini.

Elzar bahkan menekan kuat punggung Maya ke dinding. Mata tajamnya sejak tadi bahkan, tidak lepas memindai wajah istri yang telah berani melanggar kata-kata yang dia ucapkan. Bahkan dengan lancang telah mengadu kepada Mama Indah.

Maya yang ditatap dengan tajam oleh Elzar hanya membiarkan Elzar berbicara sesuka hatinya. Maya tau sekarang Elzar marah dan cemas. Sebab, jika Maya bisa keluar bebas dari Rumah ini dan kembali bekerja di Rumah Sakit. Maka, bisa di pastikan jika rahasia yang dia simpan rapat dari kekasih hatinya itu akan cepat terungkap.

Maya tau jika selama ini Elzar berusaha keras untuk menutupi statusnya yang telah menikah. Makanya, sekuat tenaga dia berusaha untuk mengurung Maya di Rumah Megahnya ini.

"Aku hanya berbicara dengan Mama. Kenapa kamu sampai marah begini sih?"

"Hanya berbicara! Jika ngobrol biasa tidak apa. Tapi, kamu mempengaruhi Mama agar bisa kembali bekerja! "

"Aku hanya mengungkapkan apa yang aku inginkan. Tidak ada salahnya kan? Aku juga ngak akan pernah merepotkan kamu?"

"Tapi."

"Kamu tenang saja tuan. Aku ngak akan pernah membongkar status kita kok." sela Maya pada ucapan Elzar.

"Aku juga ngak akan pernah bilang sama orang lain. Kalau kamu adalah suami aku. Aku juga masih punya otak. Kita berdua menikah bukan karena cinta. Tuan tidak mencintai aku dan akupun tidak akan pernah mencintai Tuan," ucap Maya dengan lantang dihadapan Elzar.

Maya bahkan tidak merasakan takut sedikitpun melihat mata Elzar. Keinginan dia untuk bisa kembali bekerja sangat kuat. Dia ngak akan pernah takut lagi kepada Elzar.

Nyatanya tidak ada lagi yang bisa dia harapkan lagi dalam hidupnya selain bisa kembali bekerja menjadi dokter dan menolong orang lain.

Maya bahkan telah pasrah dengan dirinya. Mungkin selamanya dia akan tetap akan diperlakukan dengan semena-mena oleh Elzar. Sebab, dia merupakan sebuah jaminan yang tidak akan pernah bernilai di hadapannya. Ikhlas menjalani semua cobaan yang telah dia lakukan mungkin adalah satu-satunya jalan agar dia bisa menghirup udara segar kembali.

"Jika sampai orang lain tau tentang status kita. Kamu akan tau konsekuensi nya," ancam Elzar di hadapan Maya.

"Ma-Maksud Tuan? Tuan izinin saya kerja lagi kan? "ucap Maya dengan senyum di wajahnya.

"Iya... Mama kalau udah bicara. Maka, akan susah untuk di bantah," ucap Elzar sambil melepaskan Maya dari sentakan kasar dia tadi.

Elzar berlalu dan mencoba melepaskan kemeja yang masih melekat di badannya.

"Ahhhh.... Akhirnya aku akan pergi kerja lagi. Hore...," teriak Maya dengan wajah girangnya.

Maya bahkan tertawa dengan senangnya dan melupakan kehadiran Elzar yang sejak tadi menatap perilaku aneh sang istri yang baru pertama kali dia lihat langsung. Elzar memang mengetahui kalau Maya itu tipe perempuan yang sangat ceria.Tapi, selama mereka menikah Elzar bahkan belum pernah melihat Maya tertawa dengan seceria ini.

Wajah Maya yang cantik itu, makin terlihat cantik di mata Elzar. Senyuman Maya bahkan bisa membuat Elzar juga merasakan kebahagian yang dia rasakan. Padahal saat ini Elzar sedang kesal karena rencananya gagal untuk mengurung Maya di Rumah Mewahnya ini.

Maya masih tertawa senang karena dapat kembali bekerja dan tidak memperhatikan Elzar yang sejak tadi memperhatikan dia dengan senyuman yang bisa dikatakan tidak baik, bagi ketenteraman Maya.

"Jangan senang dulu."

Ucapan Elzar, langsung menghentikan kesenangan yang di rasakan oleh Maya. Dia bahkan bisa melihat senyuman penuh kelicikan di wajah Elzar.

"Maksudnya?"

Elzar tidak menjawab pertanyaan Maya. Tapi, dia langsung menarik pergelangan tangan Maya untuk duduk di sofa yang selama ini telah menjadi saksi perbuatan Elzar yang sangat tidak terpuji kepada istrinya itu.

Elzar bahkan langsung mendorong Maya dengan posisi terbaring di sofa. Elzar bahkan langsung membuka kemeja yang sejak tadi masih melekat di badannya. Dia bahkan langsung membisikkan sesuatu yang sangat tidak di sukai oleh Maya.

"Jangan senang dulu Maya. Kamu boleh kembali bekerja. Tapi, jangan pernah lupa dengan tugas kamu ya?" ucap Elzar sambil terkekeh di telinga Maya.

Maya yang sedari awal melihat gelagat aneh Elzar. Akhirnya, hanya pasrah dengan kelakuan Elzar yang memperlakukan dirinya sesuka hatinya. Maya yang tau, kalau dirinya hanyalah seorang jaminan. Tidak pernah lagi melakukan pemberontakan, dia tau sekuat apapun dia mencoba memberontak. Dia tetap akan kalah, makanya sejak hari dia berusaha bunuh diri itu, dia berusaha pasrah dengan semua perlakuan Elzar terhadapnya.

"Jadilah seorang istri yang berbakti," ucap Elzar sembari menciumi tubuh Maya dan meninggalkan banyak tanda.

"Nikmati Maya?" ucap Elzar ketika membuka semua pakaian yang melekat di tubuh wanita yang telah sah menjadi istrinya itu.

Maya hanya diam, dia bahkan tidak melawan dan membiarkan saja Elzar melakukan apapun terhadap tubuhnya. Sejak Elzar dengan sadis dan tidak berperasaan mengambil mahkota yang telah lama dia jaga dengan baik itu. Maya berusaha tidak memberontak lagi, sekuat apapun dia melawan Elzar tidak akan pernah mau mendengarkan dia. Dia bahkan sudah ikhlas dirinya dijamah oleh pria yang tidak pernah mencintai dirinya.

Maya bahkan sering mendengar Elzar menyebut nama sang kekasih di setiap pelepasannya. Awalnya kata-kata itu memang menyakitkan. Tapi, lama kelamaan semua itu seolah terbiasa di dengar Maya.

Maya tau siapa dirinya di mata Elzar. Dia hanyalah seorang gadis yang menjadi jaminan, agar perusahaan keluarganya tidak bankrut. Dia hanyalah seorang gadis yang ditukar dengan sebuah kerja sama perusahaan. Makanya, Maya tidak pernah lagi menolak Elzar jika ingin bercinta dengan dirinya.

"kamu sungguh sangat nikmat Maya!" teriak Elzar ketika melakukan penyatuan dengan Maya.

Sejak Elzar mengambil keperawanan Maya. Dirinya merasa seolah candu dengan tubuh indah dan wajah cantik istrinya itu.

***Bersambung***

Selamat membaca