Satu tahun kemudian.
Elzar berjalan dengan langkah gontai memasuki kediaman megah keluarga Wijaya. Pekerjaan yang dia emban semakin bertambah banyak hari ke hari. Apalagi Papa dan Mama Elzar juga telah memberikan kuasa penuh untuk Elzar memegang dan mengendalikan seluruh bisnis dan kekayaan keluarga Wijaya.
Selamat Malam Tuan muda.
Sapaan para pekerja membuat Elzar tersadar dari lamunan dan rasa lelahnya.
"Istri saya udah pulang bik? " tanya Elzar kepada kepala pelayan yang mengurusi segala keperluan Rumah megah kediaman Wijaya itu.
"Sudah Tuan. Nona Maya sudah berada di rumah sejak makan malam tadi, Tuan muda."
"Baiklah..." Elzar langsung berlalu dari hadapan para pekerja yang masih setia berdiri menyambut kedatangan Elzar di malam hari itu.
Entah kenapa sejak tadi Elzar selalu ingin pulang cepat dan menghabiskan waktu dengan sang istri. Sejak Maya kembali bekerja sebagai Dokter di Rumah Sakit keluarga Wijaya lagi, waktu untuk mereka bersama semakin sedikit. Maya yang terlalu sibuk dengan kegiatan di Rumah Sakit, maupun Elzar yang juga memiliki banyak sekali pekerjaan sejak Papa Abraham memutuskan untuk pensiun dini dan menyerahkan tahta tertinggi Wijaya Group di tangan Elzar.
Tubuh yang sangat lelah tidak dapat menggantikan senyum dan perasaan yang bahagia karena bisa beristirahat dengan istri yang perlahan-lahan mengambil hatinya itu.
Pesona Maya, bisa membuat Elzar berpaling dan menjatuhkan hati kepada sang istri. Walaupun, sampai sekarang Elzar tidak pernah berani memberitahukan secara langsung akan perasaannya kepada sang istri.
Ceklek....
Suara pintu yang perlahan-lahan di buka oleh Elzar. Senyum yang sejak tadi menghiasi bibir Elzar, pelahan-lahan menghilang karena menemukan Maya yang terlelap tidur di Sofa.
Elzar telah menyuruh Maya untuk tidak lagi tidur di sofa sejak lama. Tapi, Maya tidak pernah mau melakukan perintahnya lagi dan bersikeras untuk tetap tidur di Sofa, dengan dalih dia sudah merasa nyaman.
Elzar langsung berjalan ke tempat Maya yang tidur dengan lelapnya. Bahkan, kehadiran Elzar di dekatnya saja tidak membuat Maya bergeming dan terganggu tidurnya.
"Malam Sayang..." ucap Elzar sambil mengelus rambut lembut sang istri.
Elzar memang telah mengganti sapaannya kepada Maya. Awalnya dia merasa sangat jijik ketika memanggil Maya dengan ucapan sayang. Tapi, lama kelamaan dia merasa sangat menyukai sapaan itu. Dia sangat berterimakasih kepada Mama dan Papanya yang mengusulkan kepada mereka berdua untuk mengganti kata sapaan. Mama Indah bahkan, sangat antusias ketika mendengar Elzar dan Maya, waktu pertama kali saling memanggil dengan kata sayang.
Maya yang merasa ada yang mengganggu tidur nyenyaknya, langsung terbangun. Dia bahkan langsung terkejut ketika merasakan Elzar yang juga ikut tidur di sofa sempit, tempat dia biasa tidur itu. Tangan Elzar juga terus mengeluh rambut Maya yang berada dalam dekapan hangatnya.
"Elzar.... " ucap Maya sambil menghentikan elusan tangan Elzar di atas kepalanya dan berusaha melepaskan pelukan Elzar.
Elzar yang memang belum tidur dan hanya bermaksud numpang tidur sebentar, sambil memeluk sang istri hanya diam tanpa mau menjawab gerutuan sang istri yang telah dengan lancang dia ganggu tidur nyenyaknya.
"Elzar.... " pekik Maya ketika merasakan tangan Elzar sudah sangat lancang meraba-raba daerah pribadinya.
"Aku lelah sayang." adu Elzar sambil memeluk dengan erat wanita yang telah mencuri hatinya itu dengan sayang.
"Lebih baik kamu bersih-bersih dulu El, ngak mungkinkan kamu tidur dengan kemeja dan celana seperti ini dan.... "
"Aku lelah sayang. " sela Elzar lagi.
"Aku tau kamu lelah El, makanya aku suruh bersih-bersih dulu. Mandi dan ganti baju, supaya bisa lelap tidurnya," gerutu Maya mencoba menyuruh sang suami yang sangat keras kepala itu.
"Kamu melupakan sapaan sayang kita, Maya. Jika, Mama dan Papa dengar kamu masih panggil aku dengan nama Elzar bisa membuat mereka sedih lohh.... " gerutuan balik Elzar karena sangat gemas dengan Maya yang jarang banget mau memanggil Elzar dengan panggilan sayang.
"Ngak akan pernah ketahuan kok. Kita sekarang ada di kamar dan Mama dan Papa juga ngak pernah masuk dengan lancang ke kamar kita."
"Ini mulut ada aja sih jawabannya, pengen di apain mulut cerewet ini sih? " ucap Elzar sambil mencubit mulut Maya yang masih sibuk menggerutu itu.
"Muachhh... Pengen di cium ya, sayang. Makanya, sejak tadi terus ngomel-ngomel sejak bangun tidur."
"ELZAR.... " pekik Maya sambil menendang sang suami dari sofa tempat tidurnya itu. Maya bahkan tidak perduli ketika Elzar jatuh tersungkur di bawah Sofa dengan tidak estetik sama sekali.
"Mandi dan ganti baju sekarang!" perintah Maya sambil mendorong tubuh besar dan kekar Elzar sampai ke kamar mandi.
Elzar yang sudah di perlakukan dengan semena-mena oleh Maya, hanya tersenyum sepanjang istrinya itu berusaha mendorong tubuh kekar yang bisa dua kali lebih besar dari tubuh mungil sang istri.
"Mandiin... " rengek Elzar sambil menampilkan wajah yang di buat seimut mungkin. Tapi, malah terlihat aneh di mata Maya.
"Jangan aneh-aneh ya... Aku udah mandi dan ngak mau basah lagi. Aku juga harus tidur lagi, supaya tidak sampai kesiangan esok hari. "
"Oke nyonya Wijaya." jawab Elzar sambil berlalu masuk ke dalam kamar mandi dengan senyuman penuh maksud kelicikan. Di dalam otak cerdasnya itu, bahkan telah banyak tersusun rencana untuk membuat sang istri bisa menghabiskan malam yang sangat indah dengan dirinya.
Maya yang telah melihat Elzar masuk ke dalam kamar mandi, langsung menyiapkan baju ganti pria yang masih menjadi suaminya itu selama setahun terakhir. Setahun telah berlalu dan Maya masih terperangkap dalam jaminan dari keluarganya. Maya sangat ingin hidup bebas tanpa kekangan dari semua orang. Dia sangat merindukan kehidupan bebas yang dia jalankan selama 8 tahun kehidupannya ketika keluar dari kediaman keluarga Kepler.
Maya bahkan tidak dapat berbuat banyak sekarang. Meminta perpisahan dengab Elzar, sama saja dengan mencari mati dengan pria yang terkenal dengan keegoisan dan kekejamannya itu. Maya bahkan masih bisa merasakan siksaan yang di berikan oleh Elzar ketika dia mengungkit masalah perceraian 2 bulan lalu.
Selama satu bulan penuh. Elzar mengurung Maya di salah satu apartemen mewah milik Elzar. Maya bahkan tidak pernah di perbolehkan untuk keluar sedikitpun dari kamar apartemen mewah itu. Sepanjang hari Elzar terus memaksakan kehendaknya untuk terus bercinta dengan dalih karena sebuah hukuman, karena telah lancang memerintahkan Elzar yang telah menolong keluarganya.
Maya bahkan sangat sakit dengan setiap perkataan yang keluar dari mulut pria yang menjadi suaminya itu. Bagaimanapun Maya membentengi diri supaya kuat dan tidak takut dengan Elzar, pasti akan runtuh juga ketika mendengan kata-kata cacian dan hinaan untuk dirinya yang hanya sebagai istri yang di dapat dari hasil sebuah jaminan.
***Bersambung***
Selamat membaca.