Maya memeluk tubuh Elzar dengan sangat erat, sejak semalam dia bahkan tidak bisa beristirahat dengan tenang akibat ulah Elzar semalaman. Tubuh yang lelah, membuat Maya tidak bergeming sedikitpun ketika tangan suaminya itu terus membelai dan berusaha mengganggu tidur nyenyaknya lagi.
"Morning sayang?" sapa Elzar kepada Maya ketika baru membuka mata, akibat sangat terganggu dengan tangan nakal Elzar di tubuhnya.
Maya tidak menanggapi, malah berusaha memelototi Elzar yang sudah sangat lancang mengganggu tidurnya. Tubuhnya sungguh sangat pegal, letih dan susah untuk di gerakkan akibat kelakuan sang suami yang tidak akan pernah memiliki rasa puas.
Cahaya matahari telah masuk melalui celah jendela dan ventilasi kamar mewah itu. Tapi, Elzar yang pertama bangun pagi itu, tidak bergeming sama sekali untuk siap-siap berangkat ke kantor.
"Ini udah siang, El. Bahkan, ini udah hampir jam setengah delapan, loh." ucap Maya sambil melepaskan pelukan Elzar yang semakin kencang, bahkan dapat Maya lihat Elzar kembali menutup matanya, seperti hendak kembali tidur.
"Hmmmm.... "
"Kamu enggak kerja ya.... Kalau aku jelas sekarang karena jadwal aku libur. Lah, kamu kan ngak akan pernah libur di hari kamis ini, El."
"Denger aku ngomong ngak sih, El!" sewot Maya merasa sangat jengkel dengan kelakuan aneh suaminya.
"Denger, sayang..."
"Kalau denger, mandi dan siap-siap sana... " ucap Maya berusaha melepaskan belitan tangan Elzar dan mencoba mendorong tubuh kekar yang masih membelit tubuhnya yang masih naked itu.
Bukannya terlepas dan berhasil menyuruh sang suami bersiap-siap pergi ke kantor. Elzar malah membuat Maya salah tingkah, karena terus menatap matanya dalam-dalam. "Punya istri kok ngak ada lembut-lembutnya sih.... " ucap Elzar sambil mengelus pipi mulus istrinya itu.
"Mama ada di rumah loh, sayang. Jika Mama tau kamu masih manggil aku El.... Elzar dan sebutan lainnya. Mama pasti kecewa loh... "
"Apa ngak bisa di biasakan mulut sexy kamu ini, manggil aku dengan kata sayang. Walaupun, kita ngak pernah saling mencintai. Setidaknya tolong hargai perasaan Mama aku, Maya. "
Tatapan mata Elzar tidak pernah lepas dari wajah cantik wanita yang telah menjadi istrinya itu. Wanita yang bahkan masih sangat cantik walaupun, tanpa menggunakan make-up sekalipun. Wanita yang bahkan telah lancang mengambil sebagian dari hatinya. Wanita yang tidak pernah dia sangka, dapat dia cintai seperti sekarang. Walaupun, sampai kapanpun hanya dia seorang yang akan mengetahui rasa yang mulai tumbuh di dalam lubuk hatinya itu.
Maya langsung memalingkan wajahnya, tidak mau terlalu menanggapi persoalan yang sangat sepele seperti itu. Hidupnya telah banyak memiliki masalah dan tidak mau lagi menambah masalah di pagi hari ini. "Aku selalu menghargai dan menghormati Mama, Papa dan seluruh keluarga besar kamu loh, El. Tidak pernah sedikitpun aku berperilaku di luar batas atau apapun di depan mereka. Jika, karena sebuah panggilan yang sekarang kamu permasalahan, aku selalu memanggil kamu dengan sopan dan memanggil dengan kata sayang kok."
"Bukan gitu maksud aku, sayang. Aku hanya mau kamu biasain, seperti aku yang telah terbiasa memanggil kamu dengan embel-embel kata sayang. Bukannya itu ngak berat ya....? Hanya panggil sayang aja, kamu seperti di suruh mati aja, susah dan takut banget. "
"Aku bukan kamu yang telah terbiasa memanggil siapapun dengan sapaan sayang, baby, Honey atau apapun, El. Bagi aku, sebuah sapaan itu mengandung arti yang sangat bermakna untuk aku. Seperti sapaan apa yang harus aku berikan untuk orang yang lebih tua, orang yang aku hormati bahkan orang yang aku sayang. Aku ngak seperti kamu yang telah terbiasa melakukan semua itu dengan mudah. "
"Panggil sayang, aja kok susah sih..! " gerutu Elzar sambil turun dari ranjang tempat mereka tidur semalaman.
Elzar terus mengomel sepanjang jalan ke kamar mandi, bahkan sampai membanting pintu kamar mandi.
"Aneh..... " ucap Maya sambil geleng-geleng kepala.
***
Tok, Tok, Tok...
Suara pintu yang di ketok dari luar. Sehingga membuat Maya kelabakan mencari pakaiannya yang semalam di lepas oleh Elzar sembarangan.
"Siapa sih yang pagi-pagi ketok pintu kamar orang. Ngak tau dia apa, kalau hari ini aku sedang libur dan membutuhkan waktu santai. " Maya terus mengomel-ngomel kepada orang yang telah mengganggu waktu yang sangat berharganya itu.
"Siapa... " ucap Maya sambil berteriak ketika telah siap memakai semua pakaiannya.
Ceklek
Maya membuka pintu tersebut.
"Sia-pa... " ucap Maya terbata karena terkejut melihat Mama mertuanya yang telah dengan lancang mengganggu waktu istirahatnya. Maya bahkan langsung reflek memukul mulutnya yang telah lancang berbicara dengan kasar mengomeli orang yang telah mengganggu waktunya tadi.
Mama Indah langsung tersenyum ketika melihat sang menantu kesayangannya membuka pintu.
"Maaf, Mama ganggu waktu Maya, ya..... "
"Engak kok, Ma. Mama ngak ganggu dan ngak pernah ganggu Maya kok." ucap Maya gelagapan karena telah berbohong.
Mama indah tersenyum menanggapi perkataan Maya yang sangat manis di matanya. "Mama hanya ingin tau, kenapa kamu dan Elzar belum juga turun untuk sarapan sayang. Bahkan, sekarang udah hampir jam delapan loh.... Emangnya Elzar ngak pergi ke kantor ya? "
"Pergi ke kantor kok, Ma. Itu sekarang dia lagi mandi dan siap-siap mau ke kantor. Maaf, Ma. Kami bangunnya kesiangan tadi, hehehe. " ucap Maya sambil tersenyum canggung.
Mama Indah langsung melihat ke dalam kamar anak dan menantunya itu yang berantakan. Dia bahkan langsung tersenyum melihat gelagat menantunya itu yang seperti menahan malu karena terpergok bangun siang.
"Ngak apa-apa, Maya. Mama maklum kok. Pasti kalian berdua sedang giat banget ya, usahanya. Makanya bisa telat bangun seperti sekarang."
"Ngak gitu, Ma. "jawab Maya gelagapan menahan malu.
"Mama jangan berspekulasi sendiri. Maya dan Elzar ngak se-per-ti. Itu kok. Maafin Maya yang bangun telat ya, Ma. Maya jadi.... "
"Sayang..... Pakaian aku, mana?? " ucap Elzar menyela perkataan Maya yang mencoba menjelaskan kepada mertuanya itu. Tapi, seperti apapun dia menjelaskan, orang awam pun pasti akan tau ketika melihat wajah Maya yang masih terdapat banyak tanda yang di berikan oleh sang suami, tanpa sepengetahuan Maya.
"Sayang..... "
"Iya, tunggu dulu.... "
"Sayang!!!!!" ucap Elzar kembali berteriak ketika tidak mendapatkan respon dari istrinya itu.
"Hahahaha, kamu urus aja dulu bayi besar kamu itu ya, Maya. Mama tunggu di bawah. Sarapannya udah Mama siapin. Atau mau Mama suruh pembantu kita aja yang bawa sarapan kalian berdua ke atas. "
"Kami makan di bawah aja, Ma. Siap ini, Maya langsung siap-siap kok."
"Sama siapa sih kamu bicara sayang? Ngak tau banget kalau dia sudah ganggu... "ucapan Elzar langsung berhenti ketika melihat Mamanya lah yang telah mengganggu kegiatan paginya bersama sang istri.
"Apa??? " ucap Mama indah pura-pura marah kepada anak semata wayangnya itu.
"Heheheheh.... Ngak kok Ma. Ngak ada apa-apa. Lanjutkan aja ngobrolnya dengan, Maya. Elzar bisa kok siap-siap sendiri," ucap Elzar sambil cepat-cepat berlalu dari hadapan sang Mama.
*** Bersambung***
Selamat membaca.