"Pagi Ma, Pa?"
Sapa Elzar dan Maya kepada kedua orangtuanya yang masih duduk di ruang keluarga.
"Pagi Sayang?" ucap Mama Indah sambil tersenyum girang menjawab sapaan anak dan menantu yang sangat dia cintai itu.
"Makanannya udah Mama suruh Bibik angetin tadi kok, El. Jadi, kalian bisa langsung makan ya.... Biar bisa isi tenaga lagi. Hehehehehe. "
"Mama....." sela Papa Abraham menasehati istrinya.
"Hehehehe, maaf Pa. Ucapan Mama emang benar kok, Emang Papa ngak lihat tu menantu kita udah seperti kehabisan tenaga gara-gara anak perkasa Papa itu?"
"Mama yakin nih ya, Pa. Elzar pasti ngak akan pernah bisa sebentar mainnya... Sama seperti Papa,hehehehe...."
"Maaa.... " ucap Papa Abraham sambil menggeram menahan kesal dengan tingkah aneh istrinya itu.
"Papa malu ya... "
Goda Mama Indah sambil mengelus-elus dengan gemas rambut Papa Abraham. Papa Abraham hanya dapat menahan kesal, karena tidak akan pernah bisa melawan titah dan tingkah aneh ratu hatinya itu.
Huk... Huk.. Huk..
Elzar pura-pura terbatuk di depan Mama dan Papanya itu. Jika, dibiarkan bisa-bisa sampai nanti siang Elzar dan Maya akan tetap berdiri dan tidak jadi menyantap sarapan paginya.
"Ehhhhhhh.. Nyapain juga ini anak berdua masih berdiri di situ, bukannya langsung ke meja makan."
Elzar hanya bisa terdiam dengan tingkah aneh Mamanya itu. Entah apa yang telah merasuki jiwa Mamanya pagi ini, sehingga terlihat sangat senang sekali.
"Baik Ma. Papa, kami sarapan dulu.. " pamit Maya karena tidak mendapatkan respon dari Elzar yang masih terdiam melihat kedua orangtuanya.
"Baik sayang, makan yang banyak ya... Mama tadi juga bikinin kamu susu. Habisin ya, sayang." ucap Mama Indah sambil berteriak memberitahu menantu dan anaknya yang telah berjalan ke arah meja makan.
"Iya, Ma. Terimakasih." balas Maya kepada sang mertua.
****
"Mama apa-apaan sih. Bikin malu aja, bersikap seperti itu di depan anak dan menantu kita. Kita udah tua loh.. Ngak baik umbar hal yang sangat privasi depan mereka." tegur Papa Abraham sambil menatap tajam mata sang istri.
"Ngak ada yang salah kok, Pa. Mereka juga sudah berkeluarga kok, ngak pa-pa lah umbar privasi kita sedikit. Apalagi sepertinya sifat Papa menurun banget kepada El deh, Pa." ucap Mama Indah sambil tersenyum mengejek ke arah sang suami.
"Ini masih pagi, Ma. Jangan coba-coba pancing Papa, deh.... "
"Itu lihat.... Baru dibilangin udah mau aja pasti ini. Mama aneh dengan Papa. Apa ngak ada lelahnya apa??? Ingat umur, Pa..... "
"Emangnya ada masalah dengan umur ya.... Menurut Papa ngak ada masalah, tuh. Mama aja yang selalu beralasan kalau Papa sedang minta.... " dengus Papa Abraham kepada Mama Indah.
"Ehhh... Kok kita jadi bahas beginian sih, Pa. Kita ini lagi bicarain Elzar sama Maya. Tapi, Papa udah mulai ngawur aja ini... "
Mama Indah berusaha menepuk tangan Papa Abraham yang mulai nakal mengganggu pembicaraan pagi mereka berdua. "Papa udah buat janji dengan Dokter seperti kata Mama tadi, kan? " ucap Mama Indah berusaha mengalihkan pertanyaan mereka, jika tidak bisa tamat juga riwayatnya pagi ini oleh sang suami yang tidak akan pernah bisa menahan sesuatu jika sedang berkeinginan.
"Iya, Ma. Tapi, apa ini ngak terlalu mencampuri masalah anak dan menantu kita ya, Ma? Kita juga belum berbicara dengan mereka." ucap Papa Abraham ragu dengan permintaan istrinya tadi.
"Menurut Mama sih, enggak kok Pa. Mereka juga udah nikah lebih dari 1 tahun. Kita juga ngak terlalu menuntut agar bisa memberikan cucu secepatnya. Tapi, Mama hanya ingin mereka cek kesehatan aja, dulu. Agar bisa mempersiapkan kehamilan. Apalagi mereka berdua sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing."
"Jika begitu, langsung aja beritahu Elzar. Sekarang mungkin waktu yang tepat juga, Ma. Bukannya sekarang Maya sedang libur? "
"Iya, Pa. Mama akan beritahu mereka ketika sudah selesai sarapan nanti... "
"Oke. Kalau begitu sini peluk Papa dulu... Mama sih tadi mancing-mancing Papa. Susah kan, Papa ini."
"Apa! Jangan macam-macam ya, Pa. Kita lagi nunggu anak dan menantu kita ini. Jangan mulai deh... " ucap Mama Indah galak.
"Huhhh..... Makanya jangan asal tuduh, dulu. Papa hanya ingin peluk sebentar untuk meredamnya saja, ngak minta lebih, kok."
Mama Indah langsung menatap penuh waspada pada sang suami yang sangat licik itu. Hidup selama bertahun-tahun dengan Abraham membuat Indah sangat hafal dengan tingkah sang suami luar dan dalam.
"Janji sayang, sini... " Papa Abraham langsung memeluk gemas istri yang telah menemaninya mulai dari muda sampai setua ini. Istri yang telah sabar menanggapi semua sifat Abraham yang sangat keras kepala dan juga keras sama seperti sifat Elzar.
***
Di meja makan, dua pasangan muda itu masih asik memakan menu sarapan yang telah tersaji di depan mereka tanpa berbicara satu sama lain. Elzar memakan sarapannya dengan lahap sambil sesekali menatap sang istri yang juga sama makan dengan lahap seperti dirinya.
Elzar terus menatap Maya yang sangat khusuk makan, tanpa memperdulikan orang lain. Elzar yang merasa jengah dengan suasana yang sangat hening seperti di kuburan itu berusaha mengganggu Maya.
"Sayang, aku mau tambah minum. " pinta Elzar memulai misinya. Padahal minuman persis tepat di sebelah Elzar. Tapi, dia tetap memanggil Maya untuk membantu dirinya menuangkan minuman ke dalam gelasnya itu.
Elzar segera menyodorkan gelas minuman yang telah dia teguk sampai habis itu.
Maya yang mendengar Elzar meminta tolong, langsung menuangkan minuman ke dalam gelas yang telah kosong itu tanpa banyak protes sama sekali.
"Sayang, tuangin lagi... "
"Sayang, ambilin tisu dong.... "
"Sayang, ambilin sendok lagi, dong... "
"Sayang.... "
Elzar terus menerus meminta tolong kepada Maya. Mengganggu ketenangan istrinya adalah salah satu kesenangan bagi Elzar saat ini.
Maya yang melihat tingkah laku, Elzar. Memutuskan untuk tidak lagi menanggapi sang suami yang bertingkah sangat aneh itu.
Elzar yang merasa tidak bisa lagi
mengganggu kegiatan sang istri, langsung pergi dari meja makan meninggalkan Maya yang masih tidak mau menanggapi tingkah laku sang suami. Mendengus dan mengomel sepanjang jalan karena tidak bisa lagi menjaili istrinya. Tapi, ketika sampai di ruang keluarga, kedua matanya tidak sengaja melihat adegan yang sangat mengganggu ketenangan matanya di pagi hari itu.
"Mama sama Papa lagi ngapain? " ucap Elzar dengan wajah tanpa dosa karena mengganggu kegiatan kedua orangtuanya itu.
"Hmmm. Mama dan Papa hanya saling peluk aja, kok. Ngak ngapa-ngapain, El." ucap Mama Indah menahan malu. Sedangkan Papa Abraham hanya berdehem berusaha menghilangkan gejolak dari dalam dirinya.
"Maya mana, El? kok kamu aja yang kesini...."
"Maya masih di meja makan, Ma. Tadi, El siap duluan jadi,"
"Mama cari Maya.. " sela Maya ketika mendengar namanya di panggil oleh sang Mama mertua, dengan tanpa permisi memotong pembicaraan Elzar.
"Iya sayang, sini duduk dulu di samping Mama. Ada hal penting yang mau Mama dan Papa bicarakan sama kamu dan Elzar?"
***Bersambung***
Selamat membaca.