"Lepas.... Lepas Le-pas brengsek..... " teriak Maya kepada Bodyguard Elzar.
Maya berusaha melepaskan diri dari kejaran Bodyguard Elzar yang memang di perintah untuk menjemput Maya sepulang dari Rumah Sakit.
"Mohon maaf Nona.. Mohon tenang atau kami akan melakukan kekerasan kepada anda. " ancam salah satu bodyguard kepada Maya.
Maya yang mendengar ancaman dari salah satu bodyguard itu langsung diam dan memilih menyerah memasuki mobil mewah itu untuk kembali ke kediaman keluarga Wijaya.
"Saya akan pulang terlebih dahulu pak. Bisakah kita berhenti sebentar di kamar kost saya. " pinta Maya.
"Maaf Nona. Tuan Elzar menyuruh kami langsung menjemput anda. Tidak boleh berhenti di kost-an anda terlebih dahulu. Itu perintah tuan Elzar. " ucap Bodyguard tersebut kepada Maya.
"Saya hanya mengambil barang-barang yang sangat saya butuhkan pak. " mohon Maya.
"Semua barang-barang Nona, sudah di kemasi dan di bawa ke kediaman Wijaya. "
"APA!!!!!! " pekik Maya.
Maya sungguh tidak habis pikir dengan jalan pikiran suami kejamnya itu. Tidak bisakah sehari saja Elzar hidup tanpa mengusik hidup Maya yang sudah sangat berantakan dan sangat menyedihkan.
Maya hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Elzar tanpa membantah Bodyguard yang di utus Elzar sekarang. Maya hanya menatap jalanan dengan tatapan kosong. Dia sungguh sangat lelah sekarang. Dia bahkan merasa tidak memiliki tenaga lagi untuk bertengkar dengan Elzar nanti.
***
Elzar merasa senang telah mengacaukan rencana Maya. Elzar mengetahui pasti Maya akan kembali ke kamar kost yang sangat kecil itu untuk menghindari nya. Elzar bahkan sudah mempersiapkan beberapa rencana jahat untuk mengusik ketentraman hidup Maya.
Maya sampai di rumah besar itu dengan perasaan yang sangat kacau. Mungkin, kemarin dia berhasil kabur. Tapi, dia tidak tau nasib nya sekarang akan seperti apa. Dia hanya bisa berharap tuhan akan selalu melindungi dia. Hanya tuhan lah harapan satu -satunya Maya sekarang. Keluarganya tidak mungkin dapat membantu dia lagi. Karena dia telah di serahkan sebagai jaminan.
"WOW..... Dokter Maya Putri. " ucap Elzar ketika Maya baru saja membuka pintu dengan senyum ejekan.
Maya yang tau maksud Elzar hanya bisa pasrah menerima konsekuensi dari kelancangannya kamarib malam.
"Selamat Pagi tuan. " ucap Maya berusaha santai.
"Hehhh... Ikut saya sekarang ke kamar. " perintah Elzar.
Maya hanya mematung. Dia sangat takut sekarang. Tidak ada yang bisa menolong dia sekarang. Kedua orang tua Elzar sudah pergi ke luar negeri kemarin. Mereka sedang mengurus masalah cabang perusahaan.
"MAYA...!!!!!!! " pekik Elzar ketika melihat Maya hanya diam mematung tanpa menuruti perintahnya tadi.
"Baik tuan... "
"BRAKKK.... " bunyi pintu yang di tutup kasar oleh Elzar.
Elzar menyeret Maya yang berjalan lambat tadi. Setibanya di dalam kamar Elzar langsung mendorong Maya di Sofa. Pandangan mata Elzar sangat menakutkan bagi Maya. Tapi, sebisa mungkin Maya kuat agar tidak terlalu di tindas Elzar dengan sadisnya.
Elzar langsung melemparkan surat pemecatan kepada Maya. Ucapan dia semalam tidak main-main. Apalagi Maya nekat membantah Elzar dan kabur dari rumah.
"A-pa apa... Ini tuan.... " jawab maya terbata -bata ketika membaca isi surat pemecatannya tersebut.
"Kamu ngak bisa baca HUH..... Surat Pemecatan, bahwa kamu Maya Putri. Tidak akan bisa lagi bekerja di rumah sakit Wijaya Hospital." hardik Elzar di depan Maya dengan senyum licik.
"Anda ngak bisa seperti ini TUAN.... Ini hidup saya Please.... Saya mohon. Menjadi Dokter adalah impian saya. Jangan renggut kebahagian saya. " ucap Maya sambil menangis.
"Kamu pikir saya akan luluh dan kasihan kepada kamu!!! " ucap Elzar sambil menjambak rambut Maya.
"Saya mohon Tuan.... Saya ngak akan pernah memberi tahu siapapun tentang status kita. Tuan bisa lakukan apapun terhadap saya. Tapi, jangan renggut karir Kedokteran saya. " pinta Maya kepada Elzar.
Elzar menatap Maya tanpa, rasa kasihan sama sekali. Melihat Maya menderita adalah suatu kesenangan tersendiri bagi Elzar. Apalagi Maya hanyalah jaminan. Jaminan sama saja dengan mainan Elzar. Maya adalah mainan yang akan dia perlakukan dengan sangat baik. Sampai Maya tidak akan pernah bisa lagi melihat dan merasakan kehidupan dunia ini.
Elzar benar -benar sangat membenci Maya. Maka, Maya harus menjadi budak nya mulai sekarang. Dia akan membuat hidup Maya hancur sehancurnya. Elzar tidak akan pernah membuat hidup Maya bahagia lagi. Tohh... Tidak akan yang bisa melarang dia. Sebab, keluarganya sendiri lah yang telah memberikan Maya secara Percuma kepadanya.
"Tuan saya mohon... "
"Sekali saya ucap tidak. Maka TIDAK!!!!! Paham. " hardik Elzar.
Maya yang sudah lelah dari kemarin. Apalagi sejak diberitahukan tentang dia yang akan menjadi jaminan dari perusahaan keluarganya, Maya sudah sangat drop dan kecewa. Sekarang dia benar -benar merasa sangat hancur.
Keluarga yang di harapkan dapat membela dia. Malah menjerumuskan dia kepada iblis yang berkedok manusia seperti suaminya ini.
Maya sudah sangat lelah dengan kehidupannya. Sejak hidup sendiri akibat di usir oleh keluarganya, hanya menjadi seorang Dokter lah penyemangat dia untuk hidup. Sekarang hal yang sangat dia impikan itu telah tercapai dan keluarganya datang kembali membuat dia merasakan sakit untuk kehilangan hal yang sangat sulit dia capai.
"Saya memang hanya menjadi jaminan Tuan. Tapi, tuan tidak berhak mengatur jalan hidup saya. Anda bahkan tidak tau seperti apa perjuangan saya supaya bisa kuliah dan bertahan hidup selama ini.... " pekik Maya di hadapan Elzar yang masih menjambak rambutnya.
"Itu bukan urusan saya!! Yang saya tau sekarang kamu keluar dari pekerjaan itu dan jangan lagi keluar dari rumah ini sedikitpun. "
"Maksud Tuan apa? Anda tidak berencana mengurung saya di rumah ini kan?" tanya Maya penuh ketakutan.
"Pintar... Ya, kamu akan tetap berada di Rumah ini. Dan jangan pernah bisa berharap dapat keluar lagi dengan mudah seperti kemarin. Seluruh rumah ini telah di jaga oleh Bodyguard saya."
"Anda sungguh sangat kejam dan egois Tuan... Apa hak anda melarang saya keluar rumah. Saya memang telah menjadi istri anda. Tapi anda tidak berhak... "
"Kamu adalah sebuah jaminan!!!! Jaminan itu tidak lebih dari sebuah sampah." sela Elzar memotong ucapan Maya.
Maya yang mendengar Elzar menyamakan dirinya dengan sampah hanya bisa terduduk menangisi nasibnya. Tidak akan ada lagi harapan untuk hidupnya sekarang. Jangankan untuk menjadi Dokter kembali. Untuk tetap hidup saja sepertinya dia akan susah.
Maya sungguh merutuki kedua orangtuanya. Dia tidak habis pikir, bagaimana bisa ada orangtua yang mau memberikan anaknya kepada sosok monster yang sangat jahat ini.
Elzar bahkan tidak memiliki belas kasihan sedikitpun sebagai sesama manusia.
Bagaimana dia akan menjalani hidup ini ???
***Bersambung ***
Selamat membaca semuanya.
Salam kenal dan terimakasih telah menyempatkan membaca tulisan saya.