"Selamat datang istriku." bisik Elzar ketika mereka sudah sampai ke kediaman Elzar dan kedua orang tuanya dengan senyum yang sangat menjijikan bagi Maya.
Ucapan Elzar seperti Welcome to the hell di telinga Maya
"Tidak usah berbasa-basi tuan? ucapkan saja maksud anda secara jelas." lirih Maya to the point sebab sejak acara pernikahannya yang digelar siang tadi, Elzar langsung membawa Maya pulang dan tidak menghiraukan ucapan keluarga yang ingin bersilaturahmi dulu dan saling mengenal lebih dalam. Elzar langsung membawa dengan menyeret Maya keluar rumah langsung karena malas mendengar semua nasihat yang diberikan kepadanya.
Keluarga yang memperhatikan tingkah Elzar hanya bisa mencoba memberi dukungan dan semangat kepada Maya agar dapat bersabar dan kuat menghadapi sikap Elzar yang memang seenaknya dan tidak mau memikirkan orang lain.
Tente Rina langsung mengis ketika melihat gadis kecilnya diperlakukan dengan tidak baik sejak tadi. Paman Rama yang melihat istrinya menangis hanya bisa memeluknya memberikan dukungan. sebenarnya dia saat ini ingin marah dan memukul tangan yang telah lancang menyeret tangan gadis cilik yang selalu dihatinya itu. Walaupun maya bukan putrinya tapi kasih sayang Rama dan Rina sangat besar bahkan ketiga jagoannya sering menyebut jika Maya adalah tuan putri di dalam keluarganya yang tidak memiliki anak perempuan.
Papi Liam hanya diam melihat perlakuan buruk yang dialami putrinya. Dia seolah tidak pernah melihat putrinya yang baru dia nikahkan diseret di depannya sesaat proses ijab kabul selesai. Ini bahkan baru menjadi suami istri, perlakuan apalagi yang akan diterima Maya selama mejalani rumah tangga yang tidak pernah ada cinta dan penuh dengan paksaan itu.
"Papi...." ucap Mami Monika sambil menatap sedih anaknya yang pergi dengan diseret oleh suami barunya.
"Ngak perlu khawatir, semua baik-baik saja ." ucap Papi Liam berusaha menenangkan istrinya yang sudah berlinang air mata.
"Maya wanita yang kuat, dia ngak akan pernah tersiksa Mami...percaya sama Papi." lirih Papi Liam.
"Kalian sungguh egois. Apakah Papi ngak bisa melihat kesedihan di wajah Maya? Dia tersiksa...dia tersiksa...adik aku tersiksa!" ucap Lio ketika semua keluarga Wijaya telah pergi dari kediamannya.
"Mungkin kita masih bisa makan enak tidur yang cukup. Adikku belum tentu Pi? Pria itu telah memilki kekasih, dia sangat mencintai kekasihnya dan semua orang tau itu. M akanya pesta pernikahan ini tertutup dan sangat rahasia karena dia tidak mau menyakiti hati kekasihnya." ucap Lio melihat ke papinya yang menyetujui menjadikan adiknya menjadi jaminan kerja sama perusahaan mereka.
"Elzar sudah memutusakan hubungannya dengan kekasihnya Lio. Kedua orang tua Elzar langsung yang membicarakan ini dengan papi." ucap papi berusaha membela diri.
"Itu ngak akan mungkin terjadi pi...mereka bahkan masih ketemuan di hotel kemarin! Aku melihat langsung dengan mata kepalaku sendiri mereka keluar dari kamar hotel dengan bergandengan tangan dan tersenyum bahagia!" pekik Lio dihadapan semua keluarga besar Kepler yang masih berada dikediamnnya.
Tante Rina langsung terjatuh mendengar ucapan Lio. Dia sungguh Shock dengan apa yang dia ketahui sekarang. Apa yang akan tejadi dengan gadis cilik penuh senyumnya nanti jika sehari sebelum pernikahan mereka calon suaminya masih berada di hotel bersama kekasihnya.
"Bunda...!!!" Pekik suami dan ketiga jagoannya ketika melihat dia jatuh terduduk di lantai seolah tidak sanggup lagi menopang tubuhnya.
"Ayah, apa yang akan terjadi kepada putri cilik kita nanti, Bunda ngak bisa bayangin akan seperti apa rumah tangganya kedepannya ayah, ayo kita jemput kembali yah..Rico, Restu, Reyhan ayo kita jemput tuan putri kita lagi pulang ya... bunda ngak mau dia sedih." Ucap Rina menangis memohon agar bisa membawa tuan putri keluarga mereka pulang dia ngak mau Maya menderita.
"Bunda yang sabar ya... Maya pasti akan kuat bund," ucap Rico putera tertua Rina .
"Bunda ngak bisa sabar kak.....hati bunda sakit ketika melihat dia menyeret Maya tadi di tambah lagi dengan ucapan Lio," ucap bunda Maya untuk meyakinkan keluarga kecilnya itu agar bisa membawa Maya pulang kembali.
"Kamu pikir bisa dengan mudah membawa Maya kembali, itu sama saja kita sudah berani mencoreng dan mengusik keluarga Wijaya yang sangat terkenal kekejamannya selama ini." Sela Papi Liam ketika mendengan adik dari istrinya ini mau membawa kembali Maya .
"Kalau kamu mengetahui keluarga mereka terkenal dengan kekejamannya, kenapa malah menikahkan Maya kepada keluarga itu. Apakah kamu sudah gila hah! Pantas saja tadi dia berani menyeret Maya dihadapan kita semua tanpa rasa takut dan malu sedikitpun terhadap keluarga istrinya. Papi macam apa kamu berani mengorbankan hidup putrinya hanya untuk mempertahankan perusahaan. Papi macam apa kamu HAH!" pekik tante Rina dihadapan kakak iparnya itu.
"Ngak usah ikut campur masalah saya. Saya tau apa yang terbaik untuk putri saya sendiri....kalau tidak ada keperluan lagi, kamu dan keluarga kecil kamu bisa kembali pulang karena acara pernikahannya sudah berakhir." ujar papi Liam mengusir secara halus.
"Kamu sungguh papi yang sangat kejam Liam. Tidak ada seorang papi di dunia ini yang berani membuat anaknya menjadi sebuah jaminan. Kamu pasti akan menyesal Liam!" pekik tante Rina.
"Kamu juga akan menyesal kak...melihat anak kamu hidup menderita hanya demi bisa hidup mewah dan bergelimang harta." sarkas tante Rina ketika melalui kakaknya yang hanya diam saja sedari tadi tanpa mau membela anaknya sedikitpun.
***
" Ikuti saya." Ucap Elzar memberikan perintah kepada Maya.
Maya tidak banyak bicara dan hanya menuruti semua perintah Elzar tanpa bantahan sampai pada sebuah pintu berwarna hitam legam yang bisa diketahui Maya sebagai kamar Elzar karena sangat mencerminkan sosok Elzar dari warnanya saja hitam dan kegelapan.
"Ini kamar saya dan pastinya akan menjadi kamar kamu juga" ucap Elzar membukakan pintu dan memperlihatkan dan memperkenalkan semua interior yang berada di kamar bernuansa gelap itu.
" Mulai sekarang kamu harus tidur disitu," tunjuk Elzar ke arah sofa kecil disudut kamar besarnya.
Maya diam tidak menunjukkan protes sedikitpun dan langsung duduk di sofa yang akan menemani dia menjalani kehidupan yang keras di rumah ini.
"Saya tidak ingin kamu menyentuh semua barang-barang pribadi saya. Terutama kasur, saya pasti akan alergi jika tidur satu tempat tidur dengan wanita murahan seperti kamu. Jadi jangan pernah coba-coba untuk tidur disana." ucap Elzar memberikan ancaman.
"Baik tuan saya akan selalu mengingat untuk tidak akan pernah memegang dan menyentuh barang-barang anda yang sangat privasi ini. Jadi anda tidak perlu khawatir alergi sebaba saya juga tidak akan pernah mau mengganggu anda." balas Maya.
Maya memilih merebahkan diri mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Dia sangat membutuhkan istirahat sekarang sebab, tubuhnya sudah dalam keadaan lemah.