Minggu depan Dhea harus ujian akhir semester, tapi jika tidak mengganggu Adit terasa ada yang kurang. Oleh karena itu dia kini berjalan ke arah unit idolanya.
Saat dia membuka pintu suara game online yang pertama dia dengar. Dhea semakin mendekat ke arah kamar dan membuka perlahan.
"Sibuk, Kak?" tanyanya seraya menyembulkan kepala.
Adit meletakkan ponsel sejenak, lalu menggeleng.
"Tidak," jawabnya lalu bermain ponsel kembali. Laki-laki terlihat sangat fokus hingga dahinya berkerut.
Dhea mendekat dan mengusap kerutan dahi Adit hingga laki-laki itu menatapnya waspada.
"Kaka, jangan mengerutkan dahi. Nanti cepat menua," ujar Dhea yang mana membuat Adit mendelik tidak suka dan game yang dia mainkan harus mati.
"Kak, heromu mati!" seru Dhea yang mana membuat Adit tersadar dan mengerang kesal.
Adit bangkit dan beranjak pergi ke sofa, lalu duduk di sana dengan wajah serius. Dia terus saja bermain game hingga melupakan keberadaan Dhea.