Chereads / Another Sean / Chapter 18 - Mathias

Chapter 18 - Mathias

Christoper pergi kembali menemui Mathias. Ia harus mengurus pekerjaan haramnya yang diwariskan langsung dari Mathias. Namun saat ia sampai keadaan di rumah mewah tengah hutan itu tampak lain dari biasanya.

Beberapa orang tampak panik di depan pintu kamar Mathias sementara Elmo sedang berusaha mengetuk pintu.

"Ada apa ini?" tanya Christoper.

"Aku akan mengantarkan makanan pada Mathias tetapi dia tak menjawab bahkan pintunya dikunci. Kupikir dia tak mau makan makannya aku menyuruh yang lain saja untuk membujuknya tetapi sudah beberapa menit kami di sini tak ada satu pun jawaban dan itu membuat kami khawatir," terang Elmo.

Christoper mengetuk pintu dan memanggil, "Mathias, buka pintunya, ini aku."

Tak ada sedikit pun suara Mathias terdengar dari dalam kamar. Christoper berusaha membuka pintu tapi tak bisa. Ia akhirnya melangkah mundur mengambil ancang-ancang.

BRAKKK!!!

Christoper mendobrak pintu kamar Mathias dan terdorong masuk oleh kekuatannya sendiri. Kepalanya langsung mendongak mencari keberadaan Mathias. Tanpa butuh waktu lama matanya segera menemukan setengah tubuh Mathias tergeletak di lantai dan setengah lainnya masih berada di ranjang.

Ada gelas yang pecah di atas genangan air dan letaknya tak jauh dari Mathias. Pria itu juga seperti memuntahkan darah karena ada beberapa bercak mengering di dagu dan bajunya. Tampaknya Mathias ingin mengambil minum tapi tak sampai dan ia pun terjatuh karena keburu beradu dengan penyakitnya.

"Mathias!" seru Christoper seraya menghampiri pria malang itu. "Siapkan mobil, kita bawa Mathias ke rumah sakit sekarang juga!" teriaknya memerintahkan siapa pun yang ada di sana.

Elmo sebagai tangan kanan Christoper segera keluar menyiapkan mobil sesuai perintah Christoper sementara yang lain membantu Christoper mengangkat Mathias masuk ke mobil.

Mereka segera tancap gas tak peduli jalanan yang mereka lalui tak cukup bagus dilalui ban mobil yang melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Karena rumah yang juga dijadikan Mathias sebagai markas letaknya berada di tengah hutan akan butuh waktu cukup lama untuk sampai ke rumah sakit.

***

Satu jam kemudian akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Christoper yang melihat seorang perawat pria di ruang IGD langsung berteriak, "cepat, tolong kami, dia sekarat!"

Perawat itu pun dengan sigap langsung membantu Christoper dan yang lain memindahkan Mathias ke ranjang dan membawanya masuk agar dokter segera memeriksanya.

Dokter pun segera memeriksa kondisi Mathias. Tetapi wajah yang tenang langsung berubah serius. Alat-alat yang Christoper tak tahu apa namanya segera dipasangkan ke tubuh Mathias.

Setelah semua tampak terkendali dengan baik dokter kemudian menghampiri Christoper. "Apa Anda keluarganya?" tanya dokter.

"Em..." Christoper melirik Elmo yang ada di belakangnya kemudian kembali menatap dokter, "ya, kami keluarganya," jawabnya.

"Untung saja kau cepat membawanya ke mari, jika tidak mungkin nyawanya tidak akan tertolong," ujar dokter.

"Dia sakit apa, dokter?" tanya Christoper.

"Pasien ini mengidap kanker darah stadium akhir, dia salah satu pasienku di sini tetapi entah kenapa dia tak pernah mau dirawat di sini, mungkin kalian sebagai keluarga bisa membujuknya agar mau dirawat di sini sana, jadi dokter bisa dengan mudah memantaunya," terang si dokter.

"Kanker darah?" gumam Christoper nyaris tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Ya, apa Tuan Mathias tidak pernah mengatakan apa pun pada kalian?" tanya dokter.

Christoper menggelengkan kepala perlahan.

"Ah, aku baru ingat, Tuan Mathias kerap kali datang dengan seseorang tapi aku tidak tahu namanya," ujar dokter.

Christoper mengerutkan dahi, "bagaimana ciri-cirinya?" tanyanya.

"Tubuhnya pendek, dia seorang pria muda, potongan rambutnya cepak dan seingatku ada bekas luka di dahinya," papar si dokter seraya mengingat-ingat.

Christoper mengalihkan matanya tampak mengenali ciri-ciri yabg disebutkan si dokter. Tak berapa lama orang dengan ciri-ciri itu pun datang dengan tergesa-gesa.

Christoper membalikkan badan melihat siapa yang datang. Dia adalah Billy. Seorang pria muda yang kabur dari kejaran polisi karena ketahuan mencuri dan melukai seorang kasir di sebuah mini market.

Billy bisa sampai ke markas Mathias karena tersesat di hutan dan karena seorang penjaga merasa kasihan melihat penampilannya yang sudah berantakan ia lalu diberi makan dan minum.

Namun saat Mathias mengetahui keberadaannya hampir saja ia dibunuh karena Mathias mencurigainya sebagai mata-mata polisi. Tetapi kemudian mulut Billy dengan cepat menceritakan apa yang sedang ia alami.

Meski Mathias tak langsung percaya, tetapi keadaan Billy yang tampak sangat kelaparan dan ketakutan juga usianya yang masih sangat muda akhirnya bisa meyakinkan Mathias.

Singkat cerita, akhirnya Billy dijadikan sebagai pesuruh di markas Mathias. Terkadang ia juga menerima tugas untuk mengantar Mathias pergi ke mana pun karena meski masih muda ia adalah pengendara yang andal dan banyak tahu tentang mesin kendaraan.

"Di mana Tuan Mathias, apa dia baik-baik saja?" tanya Billy tergesa-gesa.

Mata Christoper langsung menyala begitu melihat anak ingusan itu. Tanpa aba-aba ia langsung melayangkan pukulan tepat di wajah Billy tak peduli ia sedang berada di rumah sakit. "Brengsek, kau tahu semuanya dan kau diam saja!" sergahnya.

Orang-orang yang berada di sana terutama para pasien dan pendamping pun terkejut dan panik mendengar keributan yang terjadi antara Christoper dan Billy.

"Maafkan aku, Christoper, Tuan Mathias yang memerintahkanku untuk tutup mulut," Billy memegangi wajahnya seraya menahan tangis. Dia memang sedikit cengeng di banding yang lainnya. Tetapi dia cukup bisa diandalkan bagi Mathias. Dia juga tak pernah banyak menuntut tentang gajinya yang tak lebih banyak dari para seniornya karena ia sendiri tidak pernah berniat untuk menjadi seorang penjahat.

Tak berapa lama para penjaga datang dan mengamankan keadaan. Mereka memaksa Christoper dan Billy agar meninggalkan ruang IGD dan tidak mengganggu ketenangan para pasien.

Dengan masih menahan emosi Christoper akhirnya keluar dari ruangan disusul Billy dan Elmo. Setelah di luar Christoper kembali naik pitam dan langsung menarik kerah baju Billy hingga nyaris saja robek. "Beraninya kau, kau pikir kau siapa?!" bentak Christoper.

Elmo pun berusaha menengahi keduanya, "Christoper, tahan dirimu, ini rumah sakit," ujarnya.

Billy menundukkan kepala tak berani menatap Christoper yang matanya sudah berkobar. "Tuan Mathias selalu melarangku untuk mengatakannya pada siapa pun terutama kau, Christoper, aku tidak tahu kenapa tapi jika aku berani buka mulut sedikit saja dia mengancam akan membunuhku atau memanggil polisi untuk menangkapku," papar Billy dengan nada ketakutan.

Elmo memegangi bahu Christoper berusaha menangkan pria itu, "Christoper, kau sudah dengar kan, dia anak yang jujur, dia bahkan ketakutan melihatmu, tenanglah, sekarang yang penting adalah bagaimana caranya Mathias bisa sembuh," bujuknya.

Christoper menggertakkan gigi-giginya seraya menatap Billy yang mungkin sedang menahan kencing saking takutnya. Ia lalu menendang udara sambil mengumpat-umpat tidak jelas melampiaskan kekesalannya.

"Sial!" dengus Christoper kemudian memalingkan wajah dari Billy dan menggaruk-garuk kepalanya tampak frustasi.

Di sini Billy semakin bingung dengan hubungan Christoper dan Mathias yang tampak sangat dekat. Bahkan Christoper paling dekat dengan Mathias ketimbang yang lainnya padahal mereka sama-sama penjahat.

Selama ini ia juga melihat Mathias begitu memperhatikan Christoper dan sangat percaya padanya. Apa sebegitu baguskah pekerjaan Christoper dalam menjalankan misinya sebagai penjahat sehingga Mathias menjadikan Christoper sebagai anak emasnya?