Christoper masih saja mengecupi pipi dan bibir Amanda setelah percintaan panas yang baru saja mereka lalui. Keduanya bahkan masih saling berpelukan di balik selimut yang menutupi sebagian tubuh mereka.
Tiba-tiba dering ponsel Christoper mengacaukan suasana yang begitu romantis. Pria itu pun menghela napas panjang dengan muka kesalnya. Awalnya ia tak menghiraukan ponselnya yang merengek minta segera diangkat tetapi karena rengekannya yang sangat mengganggu akhirnya Christoper mengangkat telepon.
"Halo!" jawab Christoper dengan nada tinggi "ada apa kau telepon aku berkali-kali, mengganggu saja!" umpatnya.
Beberapa detik kemudian kekesalan Christoper memudar. Matanya mendelik dan berair seakan ia baru saja mendengar sesuatu yang paling tidak ingin ia dengar.
"Ada apa, sayang, siapa yang menelepon?" tanya Amanda penasaran.
Lutut Christoper melemas sampai ia harus berjalan mundur agar bisa duduk ditepi ranjang. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Amanda merasakan sesuatu yg buruk telah terjadi setelah melihat mimik muka Christoper bagaikan disambar petir. Ia menyentuh bahu pria itu dengan lembut, "ada apa, Sean?" tanyanya lirih.
Christoper yang tak kuasa menahan kesedihan pun memeluk Amanda dan jatuh lunglai dalam pangkuan wanita itu, "rekanku, salah satu orang paling berjasa dalam hidupku, telah tiada," ungkapnya dengan suara parau.
Mendengar kabar buruk itu Amanda pun membelai punggung Christoper dengan lembut membiarkan pria itu menangis dalam pangkuannya.
Pria yang biasanya tampak garang dan menyeramkan sejak mereka menikah itu kini tampak begitu hancur dan malang. Menyedihkan sekali mendengar suara tangisannya yang ditahan-tahan seakan-akan ia masih ingin menunjukkan betapa kuat dirinya padahal dia sedang sangat hancur.
***
Sebenarnya Christoper tidak tahu kenapa ia menangis. Kenapa ia harus sesedih itu ketika Elmo memberi kabar tentang kematian Mathias. Pria tua yang bahkan tak pernah ia kenal sebelumnya.
Tetapi entah kenapa, ia merasa sangat berterima kasih pada pria tua itu karena dengan gampangnya menerima anak terlantar seperti dirinya. Meski setelah ia dewasa tahu bahwa cara Mathias salah dengan mendidiknya menjadi seorang penjahat. Tetapi, setidaknya hanya orang itulah yang mau memberinya makan, tempat tinggal bahkan juga pekerjaan dengan bayaran yang menjanjikan.
Kini ia berdiri dengan pakaian serba hitam untuk mengantar Mathias menuju keabadian. Dengan ditemani Amanda yang berdiri di belakangnya.
Gerimis pun perlahan turun dan makin banyak. Di sana tampak peti seorang pendosa akan memasuki alam baka. Meski tampaknya ia melakukan banyak perbuatan nista, tetapi ia merangkul banyak anak jalanan dan orang-orang dengan berbagai masalah pelik dalam kehidupan.
Dengan senyum ramah pria yang kini tinggal nama itu mengulurkan tangan pada siapa saja yang mau bergabung bersamanya. Tak peduli itu gelandangan sekali pun. Seperti halnya dengan Christoper, orang lain juga diberi makan, tempat tinggal dan juga pekerjaan. Jadi, apakah dia seorang pendosa?
Di sisi lain Amanda yang berlindung di bawah payung hitam menelusuri setiap orang yang hadir dalam upacara pemakaman itu di balik kacamata hitamnya.
Ada banyak sekali yang datang. Pikirnya, mungkin rekan suaminya adalah orang yang sangat berpengaruh atau mungkin dia sangat ramah sehingga tentu saja kematiannya meninggalkan duka cita yang mendalam.
Namun, di sisi lain pandangan Amanda ia merasa ada yang aneh dengan semua orang yang hadir. Baik pria mau pun wanita mereka tampak sama. Garang dan menakutkan. Seakan-akan upacara pemakaman itu dihadiri oleh sekelompok drakula atau makhluk mitologi sejenisnya yang datang entah dari mana.
Tiba-tiba gemuruh terdengar di langit membuat Amanda mendongakkan kepalanya. Gerimis yang sedari tadi menetes di bumi semakin deras menjadi hujan yang seperti tak dapat ditahan oleh awan lagi.
Di saat yang sama batu nisan ditanamkan ke dalam tanah dan baru Amanda tahu yang berpulang bernama Mathias. Melihat Christoper yang langsung berlutut di sisi batu nisan, ia pun mendekat dan memayungi pria itu.
Lagi-lagi Amanda melihat sisi lain suaminya yang tampak begitu rapuh. Ia seperti seorang anak yang sedang meratapi kepergian orang tuanya. Entah kenapa ia seakan bisa merasakan rasa sepi yang dialami suaminya.
Bunga-bunga pun ditaburkan dan doa dipanjatkan untuk Mathias. Tampak di sisi lain pusara berdiri seorang Billy yang berdiri cukup jauh dari pusara memandangi Christoper dan Amanda. Ia bertanya pada salah satu rekan yang berdiri di sampingnya, "hei, siapa wanita itu?"
"Wanita yang mana?" tanya rekan Billy.
"Itu, yang memayungi Christoper, aku tak pernah melihatnya, apa dia bagian dari kita?" tanya Billy.
"Bukan, setahuku dia kekasih Christoper, tapi aku tidak yakin, aku bahkan tak pernah melihatnya menggandeng seorang wanita," jawab rekan Billy.
"Kenapa kau tak yakin?" tanya Billy.
Si rekan Billy mengedikkan bahu, "entahlah, awalnya kukira Christoper seorang penyuka sesama jenis, lihat saja bagaimana kedekatannya dengan Mathias semasa dia hidup," terangnya.
Billy menaikkan sebelah alisnya saat mendengar jawaban konyol dari rekannya, "yang aku lihat justru mereka tampak seperti ayah dan anak," pikirnya.
"Sudahlah, lagi pula untuk apa kita ingin tahu, kita hanya seorang pesuruh, jangan coba-coba berurusan dengan Christoper, dia itu bukan manusia," kata si rekan.
"Bukan manusia?" Billy mengerutkan dahi.
"Ya, bukankah kau pernah kena pukulannya, bagaimana rasanya, pasti sangat sakit," simpul si rekan, "aku pernah melihat saat Christoper menjalankan misinya yang berbahaya, dia melawan 4 orang pria sekaligus tanpa rasa takut, dan sungguh mengejutkan ketika aku tahu ke-empat pria itu tewas ditangan Christoper," terangnya.
Billy tampak terkejut tetapi ia masih berusaha menyangkal cerita itu, "mungkin memang lawannya yang lemah," pikirnya.
"Lemah?" si rekan terkekeh, "mana mungkin Mathias memberikan Christoper untuk orang yang lemah, dialah yang paling tahu kekuatan setiap orang-orangnya, dan Christoper adalah yang terkuat di antara kita semua, dia tidak pernah menerima misi yang mudah," paparnya.
Billy pun tertegun mendengar cerita kehebatan Christoper, sekarang ia paham kenapa Mathias sangat percaya padanya bahkan kini ia menggantikan Mathias sebagai pemimpin.
"Apa kau tahu tentang misi Christoper sebelum Mathias mati?" tanya si rekan tadi.
"Apa memangnya, setahuku dia harus mengirim obat-obatan terlarang dalam jumlah banyak," jawab Billy.
"Kau kurang tepat, Bung," si rekan tersenyum sinis, "dia memang harus mengirimkan obat-obatan itu, tetapi kau pikir bagaimana cara mengirim puluhan ton obat-obatan terlarang tanpa ketahuan, bagaimana cara menyembunyikannya?"
Billy terdiam memikirkan cara terbaik tetapi sebelum ia terpikir bagaimana caranya si rekan sudah memberi jawaban, "dia menggunakan kapal selam dan membayar cukup banyak orang-orang penting di negara ini."
Billy terkejut bukan main, "dia pasti menghabiskan banyak dana, apa itu tidak akan merugikan pihak kita?" simpulnya.
"Tentu saja tidak, justru dia meraup keuntungan yang fantastis, makanya Mathias sangat bangga padanya," ungkap si rekan.
Billy tercenung lagi seraya kembali menatap Christoper yang masih berlutut di sisi batu nisan Mathias. Entah kenapa kini ada dua sisi dalam dirinya. Apakah ia akan sepenuhnya setia kepada Christoper atau melawan dan berusaha menggulingkannya?